<14>

118 15 1
                                    


Semua yang berada pada meja tersebut tertuju pada hp milik Helena.

Video yang berisi anak kecil terputar.


Jon memiliki bakat menyanyi. Ia sering bernyanyi di cafe. Ia lebih suka mengisi waktu luangnya dengan menyanyi.

Saat video tersebut selesai berputar, Jon juga telah balik dari toilet. Jon langsung duduk dan tetap diam melihat semua kakaknya sedang bertepuk tangan kepadanya. Pipi Jon memerah.

"Sudah-sudah. Jon udah capek. Sekarang waktunya untuk pulang. " Nahal memilih berbicara saat melihat Jon yang tengah di landa rasa malu.

"Kak Nahal mah. Gue baru datang juga. Udah mau pulang. " Witry membersihkan tangannya yang kotor oleh es krim.

"Oh iya aku mau nanya ke kak Helen. " kata Nabila. Helen yang mendengar namanya, menatap Nabila dan menunggu kelanjutan dari gadis tersebut.

"Kok kakak kenal Farhan? "

"Oh itu. Emang kamu gak tau Farhan itu siapa? " tanya balik Helen. Nabila hanya mengangkat bahu pertanda tidak.

"Ya ampun Bil. Farhan itu adiknya Sasa. " Nabila yang mendengarnya langsung melongo. Lalu menatap Farhan dengan tatapan mengintai.

"Lo gak pernah nanya kakak gue siapa. Gue juga baru tau kalo lo juga anaknya Bunda Sonita" dengan datar Farhan hanya menjawab pertanyaan Nabila.

"Huh. Pantas tadi lo nanya pas gue beli novel. Novel itu kan yang nulis kakak lo. " Nabila memanyunkan bibirnya dengan raut wajah lucu. Farhan yang melihatnya tanpa sadar sudut bibirnya terangkat. Farhan tersenyum.

"Terus kak Sasa mana Han? " tanya Nabila.

"Dia ke Inggris. Ada urusan. " jawab datar Farhan. Nabila hanya mengohkan perkataan Farhan. Saat semuanya selesai membersih kan sisa-sisa es krim pada diri mereka. Mereka pun memilih balik.

Setelah Nahal membayar semua es krim. Mereka berjalan keluar dari toko es krim tersebut.

"Wit kamu mau balik ke asrama? " tanya Nahal.

"Gak. Gue mau balik ke rumah. Ngapain balik ke asrama, gue kayak orang bego disana. Gak ada kerjaan. " Witry berjalan menuju mobil.

"Farhan gak mau mampir ke Panti? " Nahal kini menghampiri Farhan yang bersiap untuk menghidupkan motornya.

"Kayaknya gak dulu kak. Saya punya banyak tugas. "

"Mampir aja, sekalian tugasnya kerjain barengan ama Nabila. " Nabila menatap Nahal. Farhan menatap Nabila dengan tatapan meminta persetujuan.

"Iya deh boleh. " Nabila hanya pasrah dan mengikuti kemauan Nahal.

"Ya udah kalo gitu Nabila ikut ama Farhan aja lagi. "

"Kak" Nabila memohon kepada Nahal. Nahal lebih dulu masuk ke mobil dan menghidupkannya. Lalu meninggalkan Nabila.

"Huh. Dasar kakak sialan"

"Hei. Mau pulang gak? " Farhan dari tadi sudah menunggu di atas motor nya. Nabila naik ke motor tersebut.

Setelah beberapa saat mereka semua telah sampai di Panti. Sahabat tercinta Nabila tengah berbicara bersama anak panti di luar. Nabila yang melihatnya langsung memalingkan wajah.

"Mati gue" batin Nabila.

"Eh Rara. Kenapa di luar ayo masuk. " Helen langsung menghampiri Rara. Rara hampir saja berteriak karena kaget. Tapi dia lebih syok saat melihat Farhan ada di tengah-tengah mereka.

"Farhan. Lo kok disini? " tanya Rara mengintai.

"Oh. Gue bareng Nabila. " Farhan menunjuk Nabila yang dari tadi mencoba bersembunyi di belakang Farhan. Nabila langsung melotot ke Farhan saat mendengar namanya di sebut.

"Apaan sih. Kan kak Nahal yang nyuruh lo ikut. "

"Yah. Tapi kan lo yang ijinin. Gue juga gak mau ikut kalo lo gak manggil kali. " Farhan lebih dulu melangkah mengikuti Helen yang masuk ke Panti.

Rara dan Nabila masih di luar.
"Sumpah kalo dia berubah jadi detektif FBI. Gue bisa mati ladenin nya. " Keluh dalam hati Nabila. Sambil menunduk karena malu.

"Lo kok bisa sih barengan ama Farhan?."

"Ra. Tugas lo udah selesai? Besok Bu Widya loh. " Nabila memakai jurus jitunya. Rara paling takut dengan Bu Widya.

"Eh iya ya. Ya udah deh. Gue kerjain bareng lo ya? " Rara kini memelas kepada Nabila.

"Iya deh. Ayo masuk. " Nabila dan Rara kini melangkah masuk ke Panti.

Setelah Nabila berganti baju, ia menuju ruangan belajar yang ada di bangunan utama lantai 1. Di sana sudah menunggu Farhan dan Rara.

"Sorry gue lama. " Nabila langsung duduk. Dan mereka bertigapun belajar bersama dan mengerjakan tugas. Tanpa sadar sudah jam 10. Tugas mereka juga selesai. Rara buru-buru membereskan buku-bukunya.

"Gue deluan ya. Bye" Rara sudah melangkah keluar. Seketika suasana menjadi lengang. Di ruangan tersebut tersisa Nabila dan Farhan berdua.

"Lo gak balik? " Nabila sudah membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk keluar. Farhan langsung berdiri dan mengikuti Nabila keluar. Bangunan utama sudah gelap, walaupun tetap ada penerangan. Nabila yang phobia dengan gelap dan cahaya redup seketika menjatuhkan bukunya dan menggandeng tangan Farhan. Keringat dingin sudah bercucuran di dahinya.








...TBC...
|
|
|
Yah segitu aja dulu ya guys. Kalian jangan lupa vote.

Buabay.

Oh iya Jon milik author ya, jangan di rebut 😆

Thank You 💙

^755 words^

Next>>>>

CLASSIC [Completed]Where stories live. Discover now