<29>

68 13 1
                                    

Setibanya mereka di depan kamar inap Bunda Sonita, Nabila dan Farhan langsung masuk. Didalam kamar hanya Nahal dan Bunda Sonita saja.

Nahal sedang mengemasi barang-barangnya untuk pergi, Bunda Sonita masih terlelap di atas tempat tidur. Farhan dan Nabila hanya duduk menunggu Nahal selesai.

"Kakak mau kemana?" tanya Nabila dengan nada pelan.

"Rapat," jawab Nahal singkat.

"Oh." Hening seketika.

Setelah selesai, Nahal bergegas keluar dari kamar dan memberikan tanggung jawab untuk merawat Bunda Sonita hanya untuk sehari kepada Nabila. Karena besok Bunda Sonita sudah boleh pulang.

Farhan dan Nabila sejak tadi tidak saling berbicara mereka berdua hanya berkutat dengan handphone masing-masing. Hingga Bunda Sonita tersadar, dan fokus mereka teralihkan.

"Nahal sudah pergi?" tanya Bunda Sonita.

"Iya Bun," jawab Nabila ramah.

"Kalian hanya berdua kesini?"

"Iya Bun." Giliran Farhan yang menjawab.

"Janjian mau kesini?" Mereka berdua mematung mendengar pertanyaan Bunda Sonita. Tidak ada yang menjawab, Bunda Sonita merubah topik menjadi lebih berat.

"Hubungan kalian sudah sampai mana?" Nabila membelalak melotot, sedangkan Farhan bahkan tidak merubah raut wajah datarnya.

Nabila gugup dan semakin terlihat aneh di hadapan Bunda Sonita, saat Nabila mengambil ancang-ancang untuk menjawab pertanyaan Bunda Sonita, tiba-tiba pintu kamar itu berbunyi-karena diketuk.

Farhan pergi untuk membukanya. Dan betapa kusut muka Farhan saat melihat bahwa yang datang adalah Gani. Gani memasang wajah datar saat melihat Farhan yang membukakan pintu.

Nabila yang penasaran siapa yang datang menghampiri Farhan, Nabila pun sama terkejutnya saat melihat Gani berada di depan  pintu.

"Ada apa kak?" tanya Nabil berusaha agar ramah.

"Pengen jenguk lah," jawab Gani santai.

"Jenguk siapa?" Dengan nada penasaran Nabila menaikkan satu alisnya.

"Siapa Bil? Kalau temenmu suruh masuk aja sini," teriak Bunda Sonita dari dalam, Gani yang tidak dipersilahkan oleh kedua orang didepannya menyelonong masuk kedalam kamar itu.

"Siang tante," salam Gani ramah. Farhan dan Nabila kembali dengan raut wajah yang tidak baik, tetapi mereka berusaha agar Bunda Sonita tidak menyadarinya.

"Panggil Bunda, semua orang manggil gitu," balas ramah dari Bunda Sonita.

"Oh iya Bun." Gani mengaku sebagai temannya Nabila, walaupun sebenarnya Nabila tidak pernah mengatakan hal itu. Farhan sejak tadi sangat geram dengan Gani yang sejak tadi sok akrab dengan Bunda Sonita.

Farhan bukannya cemburu atau lainnya. Ia tahu tabiat asli Gani. Dan ia juga tahu sejak tadi pasti Gani mengikuti Nabila, agar tahu tentangnya dan mudah mengambil hati Nabila.

Beberapa saat kemudian, pintu terbuka dengan kasar dan terlihat Devan masuk dengan wajah yang geram. Ia langsung menarik Gani yang sedang berbicara dengan Bunda Sonita, semua orang didalam kamar itu kaget dengan apa yang dilakukan Devan.

Devan menarik Gani keluar, dan memanggil Farhan. Nabila yang melihat nya memegang tangan Farhan. Tetapi, Farhan melepas tangan Nabila dengan halus dan menatapnya meyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja. Sebenarnya, Nabila bersyukur Devan datang dan menarik Gani keluar.

"Mereka kenapa?" tanya Bunda Sonita kebingungan.

"Biasa Bun, masalah cowok. Gak usah di urusin," Nabila berusaha menenangkan Bunda Sonita.

"Devan gak akan macam-macam kan?"

"Maybe." Nabila malah berharap Gani dibuat kapok oleh Devan.

"Jawaban apa itu, kamu ini," tegas Bunda Sonita.

"Hehe.... Maaf Bun," Nabila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

~•~

Brugh

Sebuah pukulan menghantam wajah milik Gani.

Brugh

Sekali lagi. Lagi dan lagi, hingga Devan puas.

"Berani lo deket-deket ama Nabila, gue bunuh lo bangsat!" bentak Devan, lalu mendorong tubuh Gani hingga terjatuh.

Gani hanya pasrah dipukuli oleh Devan, karena ia tahu, jika ia melawan hanya akan sia-sia. Tentu saja Gani sangat ingin membalas pukulan Devan. Tetapi, ia penasaran dengan cowok yang berdiri dari tadi menonton dirinya dipukuli oleh Devan-yang ia maksud ialah Farhan.

Devan dan Farhan meninggalkan Gani merintih kesakitan dalam diam.

TBC
|
|
|
Wadaw. Sakit tuh.

Vote ya!

So ya, see ya✨

CLASSIC [Completed]Where stories live. Discover now