<15>

105 15 2
                                    

Nabila terus saja menggandeng tangan Farhan. Farhan mengembangkan senyumnya, melihat wajah Nabila yang ketakutan. Itu adalah suasana yang langka.

"Mau gue anterin ke kamar? " Nabila mengangguk kencang. Mereka berdua berjalan menuju tangga dan menelusuri bangunan utama yang sudah gelap. Saat sudah sampai di sayap timur atau bagian perempuan. Nabila melepas tangannya.

Farhan tertawa melihat wajah Nabila merah dan penuh dengan keringat.

"Farhan lo kayaknya harus pulang deh. Ini udah mau jam setengah 11. Nanti kamu di cariin. " Nabila mendorong Farhan dengan halus.

"Gak ada yang bakalan cariin gue," farhan berkata dengan nada berbisik.

"Hah? Lo bilang apa? "

"Gak ada. Ya udah gue pergi. Bye...." Farhan pun berjalan keluar. Nabila hanya menutup wajahnya dengan buku yang ia genggam, ia benar-benar merasa malu.

Saat Nabila masih meratapi apa yang ia lakukan tadi, sebuah tepukan kasar mendarat di pundak Nabila. Nabila berbalik dan mendapati Witry dengan masker berwarna putih.

"Arggh...... Hantu. " Nabila lari terbirit-birit. Witry yang mendengar itu tertawa dan melanjutkan jalannya menuju kamar miliknya.

Sesampai di kamar miliknya, Nabila langsung merebahkan dirinya dan menutup matanya. Hingga ia telah berada di bawah alam sadarnya.

*

Keesokan paginya. Seperti biasa Nabila bangun dengan cepat, setelah siap ia membangunkan Nahal. Tetapi saat sampai di kamar milik Nahal, orang yang ia cari tidak berada di kamar tersebut. Nabila menurungi tangga dan menuju ruang makan. Semua orang telah berada di sana. Nabila melihat jam tangan miliknya.

"Masih jam segini. Ada apa sih? " Nabila duduk di kursi miliknya dan memakan sarapannya. Semua tetap saja diam, tidak ada yang memulai obrolan. Bunda Sonita juga tak berada di meja makan. Nabila pun memberanikan dirinya.

"Ada yang bisa memberitahu ku ada apa? Kemana Bunda Sonita? " Nabila berbicara dengan nada yang cukup tinggi. Hingga Helen yang sedang berjalan di sekitaran ruang makan kaget mendengarnya.

Ilya yang melihat Nabila seperti itu akhirnya angkat suara,"Bunda masuk rumah sakit lagi Bil. Jadi, yang akan urusin Panti Bi Kiran ama He-".

"APA!! " teriak Nabila "Kapan Bunda masuk rumah sakit, kok aku gak tahu sih. Kak Nahal! ".

"Sudah Bil, ada Witry dan Azlan yang jagain Bunda di rumah sakit. Kamu harus sekolah ayo. " Nabila sangat ingin berteriak ke semua orang yang ada di ruang makan tersebut. Tetapi, ada adik-adinya yang masih kecil. Ia pun memilih berdiri dan mengikuti Nahal keluar.

Di luar gerbang sudah ada Rara yang wajahnya sangat cerah. Tapi lain hal dengan Nahal dan Nabila yang pagi-pagi sudah memasang ekspresi kesal. Rara yang melihatnya ingin bertanya kepada Nabila, tapi baru saja ia membuka mulutnya. Nahal sudah menaikkan tangannya menyuruh Rara diam.

"Nabila kenapa lagi?, " batin Rara.

Mereka bertiga menaiki mobil dan melaju menuju sekolah. Selama perjalanan tidak ada satupun suara di dalam mobil tersebut. Rara yang dari tadi ingin bertanya, selalu menahannya. Ia takut Nabila menjadi marah.

Sesampainya di sekolah. Nabila dan Rara berjalan menuju kantin. Di persimpangan kelas, mereka bertemu dengan Raya. Mereka bertiga berbarengan ke kantin.

Di kantin yang masih terlihat sepi, Nabila, Rara, dan Raya menduduki salah satu meja kantin. Raya memilih topik pelajaran. Namun tetap saja Nabila tak menggubris apapun yang di bicarakan oleh kedua sahabatnya. Akhirnya Raya memilih untuk bicara.

"Bila, " panggil Raya. Nabila menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

"Lo kenapa? Gak mau cerita?."

Nabila memilih berfikir sejenak.
"Bunda Sonita masuk rumah sakit lagi. " Dengan nada pasrah Nabila mengatakan hal tersebut.

"Masalahnya masih sama?," potong Rara. Nabila mengangguk.

"Nabila, kenapa Bunda Sonita belum menikah juga?, " tanya Raya. Rara disampingnya menyikut Raya.

"Lo lupa ya. Kan gue udah pernah cerita. " Raya hanya menggeleng.

"Bunda Sonita kan gak bisa hamil. Dia mandul. Karena itu Bunda Sonita memilih membangun Panti Asuhan, karena ia ingin punya anak. Dan Bunda Sonita tak percaya sama pria, setelah kejadian ibunya di KDRT oleh ayah kandung Bunda Sonita. " Nabila mulai memperlihatkan ekspresi yang lebih cerah.

"Terus dari mana Bunda Sonita mendapatkan uang untuk membiayai anak panti?," Raya kembali bertanya. Namun, kali ini Rara juga ikut penasaran. Pasalnya Nabila hanya pernah menceritkan mengapa Bunda Sonita tak ingin menikah. Tapi ia tak pernah mengatakan tentang pekerjaan Bunda Sonita.

"Oh soal itu sih, seharusnya kalian sudah tau," kata Nabila " Bunda Sonita adalah CEO dari Sonita Group, yang di wariskan oleh ibu dari Bunda Sonita. Tentu saja, Bunda juga menerima sumbangan dari orang luar. Kalian masih ingat tentang paman Max?, " Rara dan Raya menggangguk cepat.

"Paman Max salah satu donatur terpenting di panti. Dan juga karena Paman Max adalah teman dari Bunda Sonita, mereka memiliki hubungan yang erat. Dan juga Paman Max menemukan keponakannya di panti asuhan," panjang lebar Nabila. Saat sedang asyik berbicara seseorang dari belakang memanggil Nabila.

"Nabila Frisya, " panggil orang tersebut. Nabila yang mendengar namanya berbalik dan mendapati Farhan yang sedang memegang buku milik Nabila. Nabila berlari ke arah Farhan.

"Loh kok buku gue ada di lo? " Nabila merebut bukunya dari genggaman Farhan.

"Ketukar, " dengan nada dan ekspresi yang datar, "Buku gue mana? "

"Buku lo berarti yang di tas gue. Ada di kelas. Mau gue ambilin? "

"Gak usah. Entaran aja. Kitakan juga sekelas. Gue duluan. " Farhan terhenti, karena Nabila memegang tangan Farhan. Farhan menatap tangannya yang sedang di genggam oleh Nabila. Nabila langsung melepasnya.

"Lo mau kemana? Gak mau sarapan bareng? " sambil menunjuk ke meja yang tadi di tempati oleh Nabila. Raya melambai saat Farhan melirik ke belakang Nabila.

"Gak dulu. Gue ada urusan. Thanks. " Farhan berlalu pergi meninggalkan Nabila.

Nabila pun kembali ke meja kantin dan duduk. Entah apa yang merasuki Rara dan Raya, mereka berdua tak bertanya-tanya tentang dirinya dan Farhan. Akhirnya Nabila memilih berdiri dan meninggalkan kantin. Ia dan kedua sahabatnya berjalan menuju kelas.

Saat di jalan mereka bertiga malah asyik bercerita tentang novel terbaru milik Sasa, hingga-

Bruk

Nabila jatuh, di karenakan menabrak seseorang.



...TBC...
|
|
|
Maaf saya baru bisa up. Saya sangat sangat sangat sangat sangat sibuk😂

Yah setidaknya part ini sedikit lebih panjang dari sebelumnya.

Mohon maaf kalo akhir-akhir ini saya jarang up. Karena gak ada yang ngyariin jadi yah, saya santuy kayak di pantai🙂😶

//Buk buk buk buk

Readers yang tersayang jangan lupa Vote.

Thank You ❤


^996 words^

Next>>>>>

CLASSIC [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang