01. Gadis Bertopi Merah

2.8K 195 15
                                    

Ditengah kesibukannya menunggu seseorang Sehun mulai menyesap Americanonya, matanya menjelajah kesetiap penjuru kafe sekedar membuang kebosanan. Sudah 45 menit ia menunggu tapi yang ditunggu tak kunjung muncul membuatnya jengah setengah mati.

Diluar sana gerimis mengguyur, sore hari yang biasanya terlihat romantis nan manis kini malah terlihat sendu, gumpalan awan-awan kelabu sepertinya enggan untuk pergi dan terus saja menumpahkan titik-titik air yang menambah nuansa galau.

Lantunan lagu lawas OST dari film My Heart menggema didalam kafe, menambahkan rasa perih tak beralasan, Sehun memang tidak dalam kondisi patah hati tapi suasana dan backsoundnya sangat mendukung untuk bergalau ria sampai menangis tersedu-sedu.

Menggeleng kuat, Sehun berusaha menghilangkan jiwa melankolisnya yang tiba-tiba muncul, bebarengan dengan itu manusia yang ia tunggu akhirnya menongolkan batang hidungnya juga.

"kenapa lo geleng-geleng? Kesambet?" kedatangan yang diawali dengan pertanyaan konyol.

Bukannya menjawab Sehun malah menatap bengis kearah temannya, "gara-gara lo waktu gue terbuang sia-sia"

"maaf, nggak liat apa jalanan macet kalo sore ditambah gerimis lagi" keluh laki-laki bertelinga panjang itu.

"udah cepetan, mau ngomong apa lo?" kesal Sehun setengah mati.

"oiya hampir aja lupa..." katanya menepuk pelan dahinya sendiri

"lo belum nanam saham di Fly Group kan?" imbuhnya bertanya

"belum, keputusannya besok" jawab Sehun disela menyesap Americano yang tinggal seteguk itu.

"bagus deh kalau belum, soalnya CnC Corp. udah jadi korban, uangnya dibawa kabur semua" ceritanya yang membuat Sehun mendengus kesal.

Dalam hati Sehun menggeram marah, ohh pantas saja tadi mereka--- pihak Fly Group, tidak mau bertemu untuk membicarakan lebih lanjut tentang penandatanganan saham, jadi ini toh alasannya, mereka tengah tunggang langgang menghindar dari kejaran predator.

"makasih, udah ngasih tahu" ucap Sehun menghentakkan cangkirnya cukup keras hingga menimbulkan suara 'prank' yang lumayan memekakan telinga.

"oiya tadi gue lihat Krystal sama Kai, kayanya mereka lagi berantem" ujar laki-laki itu.

Sehun geming, mendadak gemuruh marah didadanya meluap begitu saja saat mendengar nama dua manusia yang disebutkan tadi. Nafas Sehun memburu mencoba menahan amarahnya.

"Yeol..." panggil Sehun ditengah perburuan nafasnya.

Merasa terpanggil, laki-laki dihadapannya ini menatap Sehun dengan wajah bodohnya, "apa?"

"haruskah lo bahas mereka?" geram Sehun dengan kilatan marah dimatanya.

"so-sorry, gue gak maksud..." gagap laki-laki bernama Chanyeol ini.

Kemudian Sehun berdiri secara tiba-tiba membuat kursi yang tadi ia duduki berderit nyaring bergesekan dengan lantai, "gue pulang" katanya dan melangkahkan kaki panjangnya menjauh dari kafe.

Diluar sini gerimis sudah menjelma menjadi hujan lebat, seakan tak takut mati Sehun melajukan mobil hitamnya dengan kecepatan penuh, bahkan sesekali ban mobilnya itu sedikit tergelincir karena licinnya aspal, tapi Sehun tidak peduli, amarahnya sudah sampai puncak dan ini satu-satunya pelampiasan yang tepat menurut Sehun. Sungguh ironis.

Jalanan cukup lenggang dan Sehun semakin kalap mengendarai mobilnya, seiring kenangan-kenangan pedih itu melintas dikepalanya Sehun juga semakin kuat menginjak pedal gasnya. Sampai akhirnya tibalah Sehun disebuah tikungan yang cukup curam, kecepatan yang sudah terlanjur penuh itu membuat Sehun panik dan menginjak pedal rem sekuat-kuatnya, dia berusaha mengendalikan stirnya tapi ban mobilnya lebih dulu tergelincir membuatnya mau tak mau menabrakkan diri pada pohon randu yang berdiri kokoh dipinggir jalan.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now