32. Warning In Sunset

507 103 16
                                    

Sore ini senja tak terlihat karena ditelan oleh gulungan awan hitam yang siap menumpahkan cairannya. Ditemani semilir angin sore yang beraroma tanah Tera menyesap sedikit demi sedikit coklat panasnya yang masih semangat mengepulkan asap panas diteras rumah.

Adalah sebuah keajaiban melihat Tera sudah mandi disaat jam baru menujukkan pukul 17.20 karena biasanya ia akan membasuh tubuhnya sekitar satu setengah jam lagi. Tapi kali ini berbeda, alasan pertama adalah karena bengkel tutup lebih awal dari biasanya, dan alasan kedua adalah karena sebentar lagi ia akan dijemput oleh sang pujaan hati untuk menjenguk Ibunya yang masih dalam masa penyembuhan dan sedang melakukan banyak terapi agar tubuhnya bisa beraktifitas seperti sedia kala.

Senyuman bahagia tak terelakkan dari bibir mungil Tera begitu ia menemukan siluet Sehun yang dengan kerennya tengah memarkirkan mobilnya di halaman depan, hanya dengan melihat Sehun berjalan menuju kearahnya sudah mampu membuat Tera menggila.

"kamu udah mandi?" tanya Sehun begitu menyadari bahwa rambut hitam milik Tera dalam keadaan basah.

"udah dong" jawab Tera dengan senyuman bahagianya.

"aku belum sempet mandi, aku numpang mandi disini nggak papa 'kan?" ujar Sehun dan mendudukkan dirinya dikursi kayu sebelah Tera.

"kamu habis dari kantor langsung kesini?" tanya Tera tak menyangka. Sedangkan Sehun hanya mampu mengangguk lemas sebagai jawaban.

"yaudah kamu mandi gih aku siapin makan, kamu belum makan 'kan?" titah Tera dan hendak bangkit dari duduknya, tapi sifat manja Sehun terlebih dulu keluar.

Laki-laki dengan tubuh kekar itu tiba-tiba bergelayut manja pada tangan kecil Tera dan melarangnya gadis itu pergi. "nanti dulu aja, aku belum laper"

Menyandarkan kepalanya pada pundak ringkih Tera, Sehun dapat mencium aroma sabun dan shampo yang Tera gunakan, belum lagi rambut basah Tera yang tergerai juga mengenai kepalanya sehingga membuat sensasi dingin yang mampu meremangkan bulu romanya.

Aroma sabun yang memabukkan bercampur shampo yang harum semakin tajam tercium saat Sehun mencoba menempelkan hidung lancipnya pada leher Tera yang tak begitu jenjang, dan bulu romanya semakin meremang menimbulkan sensasi aneh yang membahayakan.

Tersadar akan kelakuannya yang salah, Sehun segera mengangakat kepalanya dengan wajah merah padam, nafasnya tersengal karena sensasi 'berbahaya' itu semakin menjalari tubuhnya apalagi saat matanya langsung bertemu pandang dengan sang kekasih yang menatapnya dengan tatapan polos dan bibir yang tengah digigit membuat Sehun ingin segera menerkamnya saja.

"kamu kenapa?" tanya Tera heran melihat Sehun yang terengah-engah.

"kamu mau aku terkam sekarang?!" amuk Sehun tiba-tiba.

"kamu kenapa sih?" Tera semakin menyerngitkan alisnya heran saat tiba-tiba Sehun mengamuk tanpa alasan.

"mulai sekarang jangan pernah tampil didepan aku dengan rambut basag kaya gitu, apalagi kalau didepan cowok lain!!" marah Sehun semakin menjadi-jadi dan berlalu begitu saja memasuki rumah Tera.

"kamu mau kemana?" bingung Tera dan menyusul Sehun.

"aku mau mandi. Kenapa? Mau ikut?" jawab Sehun dengan nada menantang yang tiba-tiba.

"ya enggaklah, ngapain juga ikut" jawab Tera kemudian

"yaudah, sana siapin makanan dan jangan banyak tanya" cecar Sehun dan memasuki kamar mandi dengan wajah terlihat kesal.

"kenapa sih?" bingung Tera sendirian.

Sedangkan didalam kamar mandi sana Sehun mulai menyalakan keran agar suara nafasnya yang tersengal itu tidak terdengar keluar. Jujur, Sehun sangat marah dengan dirinya sendiri yang tiba-tiba bernafsu hanya dengan mencium aroma shampo dan sabun yang Tera kenakan, tangan lebarnya kini sudah sibuk memukuli kepalanya agar otaknya bisa kembali berpikir dengan normal bukannya tentang selangkangan saja.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now