16. Absurd Night

589 132 7
                                    

Jam sudah menunjukkan lewat pukul 9 malam dan mereka berdua masih saja asik berwisata kuliner, bahkan sekarang mereka tengah asik menikmati es puter sembari menggelar tikar dipinggir danau buatan yang akhir-akhir ini sangat populer dikalangan para muda-mudi.

"udah mau jam 10 malem, mau pulang sekarang?" tawar Sehun

"iya, kalau es puternya udah abis kita pulang, Yuta juga pasti udah marah-marah ini gue gak pulang-pulang" jawab Tera setelah menelan es puter yang baru saja ia suapkan kedalam mulutnya.

"ada hubungan apa sih lo sama Yuta? Lo kan punya kehidupan sendiri dia gak ada hak buat ngatur-ngatur lo" kesal Sehun begitu mendengar nama laki-laki Jepang itu terucap.

"dia temen gue dari kecil, kita tumbuh bareng udah kaya anak kembar jadi wajarlah kalau dia khawatir sama gue" terang Tera agar tidak menimbulkan kesalah pahaman, pasalnya orang-orang diluaran sana juga sering kali salah paham antara kedekatannya dengan Yuta.

"tapi apa harus kalian sama-sama terus? Setiap kali gue ketemu lo pasti dia ada!!" kekesalan Sehun masih berlanjut.

"kalau itu Pakdhe sama Budhenya Yuta sih yang nyuruh, katanya buat jagain gue" jelas Tera lagi

"lo udah gede, udah 25 tahun gak perlu dijagain lagi. Atau kalau perlu gue siap 24 jam buat jagain lo, bilang itu ke Pakdhe Budhenya Yuta!!" jengkel Sehun yang semakin menjadi-jadi.

"udahlah, kenapa lo malah marah-marah kaya gin---"

"gue cemburu!" sela Sehun dengan lantangnya, bahkan Tera hanya mampu terbengong mendengar pernyataan mendadak dari laki-laki didepannya ini.

"es puter gue udah abis, ayo pulang" kata Tera mengalihkan pembicaraan dan segera berdiri dari bersimpuhnya.

Sehun yang sudah kepalang cemburu plus jengkel hanya mampu bercemberut ria sembari mengikatkan kembali jaket kulitnya pada pinggul Tera agar dress yang dikenakan Tera tidak terbang sewaktu-waktu akibat terkena hembusan angin kala ia mengendarai motornya.

"tunggu disini jangan kemana-mana gue ambil motor dulu" pesan Sehun masih dengan nada sebalnya kemudian berlalu pergi.

Jujur saja Tera saat ini sudah menarik nafasnya kuat-kuat, meraup semua pasokan udara yang ada, dadanya benar-benar terasa sesak akibat pernyataan tidak terduga dari Sehun tadi. Bahkan mukanya juga sudah sangat memerah saat ini.

"ini kenapa muka gue gatel banget dari tadi" rutuk Tera sembari menggaruki wajahnya yang sudah gatal sejak satu jam yang lalu.

Tadi saat ia bersama Sehun rasa gatal yang menyerang wajahnya itu tidak terlalu begitu terasa makanya ia bisa menahannya, lagi pula dia juga harus jaga image didepan Sehun. Tapi kali ini rasa gatal tersebut benar-benar menyerbu wajahnya secara bertubi-tubi bahkan rasanya sampai sedikit perih, mungkinkah ada bagian yang lecet akibat garukan brutalnya?

"muka lo kenapa?" tanya Sehun yang tentunya kaget karena saat ia tiba Tera sudah menggaruki wajahnya dengan tidak manusiawi.

"gak tahu, gatel banget" jawab Tera yang masih serius menggaruki wajahnya yang kian menggatal.

Sehun yang khawatir pun segera turun dari motornya dan menghampiri Tera, menghentikan tangan gadis itu yang terus-terusan menggaruki wajah imutnya. " lo alergi make up?" tanya Sehun serius.

"kayanya enggak. Waktu gue wisuda dulu juga gak kenapa-kenapa muka gue waktu di make up" jelas Tera sembari menahan kuat-kuat rasa gatal yang menyiksa itu.

"sejak kapan lo ngerasain gatel-gatelnya?" khawatir Sehun

"sejam yang lalu mungkin" jawab Tera yang juga ragu.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now