43. D-10

242 57 4
                                    

Hari pernikahan Tera dan Sehun sudah mendekati tanggal dan persiapan juga sudah hampir 90%, walaupun sudah dekat menuju sah baik Tera dan Sehun malah tidak sempat bertemu sejak 4 hari yang lalu.

Bukannya tidak sempat tapi memang dari awal sudah dilarang oleh Budhe, alhasil Sehun kini mulai fokus pada perusahaan yang mulai menunjukkan peningkatan sedikit demi sedikit. Dan Tera sibuk melakukan berbagai perawatan agar di hari pernikahan mereka Sehun bisa pangling dan semakin cinta dengan paras Tera yang semakin ayu.

Tak hanya perawatan kecantikan saja yang Budhe berikan tapi Tera juga diberikan berbagai macam makanan dan obat-obatan herbal untuk kesuburan Tera, agar mereka cepat dikaruniai momongan saat sudah sah nanti.

Awalnya Tera terima-terima saja saat ia dicekoki berbagai jamu pahit dan makanan-makanan yang membuatnya ingin muntah itu, tapi lama-lama Tera eneg juga, dia jadi merindukan makan makanan berminyak dan siap saji seperti ayam goreng atau pizza misalnya.

"ini nggak ada makanan lain Budhe? Tera udah bosen banget makan taoge" 

"nggak ada! Nanti kalo udah hari-H kamu baru boleh makan apapun yang kamu mau" jawab Budhe tegas.

"tapi masih lebih dari seminggu Budhe" keluh Tera.

"tahan Tera, Budhe yakin kamu pasti bisa" kata Budhe membari semangat.

"padahal 'kan waktu itu Tera sama Sehun udah cek ke dokter, dan dokternya bilang Tera baik-baik aja nggak ada masalah apapun" jengkel Tera yang mulai muak.

"tapi sayur-sayuran ini bikin kamu lebih baik lagi" keukeuh Budhe. Dan akhirnya mau tidak mau Tera harus memakan semuanya sampai benar-benar habis.

Setelah makan siang yang memuakkan itu usai tiba-tiba Budhe sudah menghilang entah kemana, kalau Tera tidak salah dengar katanya mau ke butik tempat Tera menjahitkan baju pernikahannya, jadi sekarang Tera ditinggal sendiri dirumah sampai kebosanan. Sepertinya semua orang tengah sibuk selain dia seorang.

Puluhan pesan sudah Tera kirim ke Sehun tapi tidak ada balasan sama sekali bahkan dibaca pun tidak. "Sehun beneran sibuk kayanya"

Menggeletakkan ponselnya secara asal ke atas meja kini Tera mulai menghitungi kotak plafon yang ada di langit-langit ruang tamunya sembari merebahkan badannya ke sofa. Tera benar-benar tidak ada kerjaan.

Dihitungan ke-7 Tera tidak menyelesaikan hitungannya padahal hanya kurang satu kotak lagi saja, itu karena kedatangan Yuta yang mendadak disaat ia masih dalam mode marah.

"eh Yuta, tumben jam segini kesini. Nggak kerja?" tanya Tera yang kentara sekali kalau ia tengah canggung.

"lo ngapain?" tanya Yuta yang sepertinya juga canggung. Mengingat mereka tidak berbicara hampir dua minggu tak heran jika suasananya jadi kaku seperti ini.

"lo udah nggak marah lagi?" balik tanya Tera yang tidak menghiraukan pertanyaan basa-basi Yuta sebelumnya.

"gue kesini cuma mau bilang. Kayanya gue nggak bisa dateng ke pernikahan lo nanti" ujar Yuta yang membuat Tera menggeram seketika.

"kenapa?" tanya Tera yang mulai memasang wajah garang.

"gue masih belum bisa ketemu keluarganya Sehun" jawab Yuta menunduk. Jujur ia juga tidak ingin mengatakan ini, tapi bagaimanapun Yuta juga masih belum siap untuk bertatap muka dengan sanak keluarga Sehun. Ia takut tidak bisa mengendalikan amarahnya dan malah menghancurkan acara sakral tersebut.

"yaudah terserah lo" jawab Tera singkat dan berlalu memasuki kamarnya.

Yuta tahu kalau Tera sangat kecewa dengannya tapi untuk sekali ini saja Yuta juga ingin egois.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now