26. A Reason

515 115 36
                                    

"sejak Mamah gue meninggal ini pertama kalinya gue kesini. Ayah setiap minggu kesini tapi gue selalu alasan setiap diajak" ujar Sehun setelah meletakkan bunga tulip putih tersebut diatas pusara milik Sang Mama.

"kenapa?" timpal Tera yang sepertinya juga penasaran.

"karena gue kecewa sama Mamah gue" terang Sehun.

Entah kekecewaan macam apa yang Sehun rasakan, tapi bagi Tera mengabaikan makam orang tua sendiri hanya karena rasa kecewa tersebut membuat Tera ingin memarahi Sehun.

"Doa dulu buat Mama lo, gue yakin lo belum pernah doain Mama lo secara lo baru pertama kali kesini" ucap Tera.

Sehun yang mendengarnya hanya mampu menunduk, kemudian mulai merapalkan doa dalam hati dengan tangan yang senantiasa menengadah. Tak mau ketinggalan Tera juga ikut merapalkan doa untuk Mamah dari Sehun, mendoakan beliau agar mendapatkan tempat yang terbaik disisi-Nya.

Setelah selesai memanjatkan Doa baik Sehun maupun Tera hanya mampu terdiam, Tera yang bingung mau mengucapkan apa dan Sehun yang masih tenggelam dalam rasa penyesalan karena baru sekarang mengunjungi sang Mama.

"maafin Sehun ya Mah baru bisa dateng kesini" kata Sehun yang terdengar sendu.

"tapi Sehun gak dateng sendiri, Sehun dateng sama perempuan yang berharga buat Sehun setelah Mamah, namanya Lentera Kusuma, cantik ya Mah namanya... Kaya orangnya" ujar Sehun yang sukses menimbulkan rona merah pada pipi gembil Tera.

Hening. Sepertinya sudah tidak ada lagi yang ingin Sehun katakan melihat ia yang hanya tersenyum lembut ke arah pusara milik Mamanya.

"kenapa lo ngajak gue kesini?" tanya Tera kemudian.

"gue mau ngenalin lo ke Mamah" enteng Sehun yang berbanding terbalik dengan Tera yang sudah terkejut bukan kepalang.

"maksud lo?"

"setelah gue pikir-pikir gue gak bisa lepas lo gitu aja, seperti yang gue bilang tadi lo adalah perempuan paling berharga buat gue setelah Mamah" terang Sehun.

"gue pikir masalah ini udah selesai sejak malam itu" kata Tera berusaha seketus mungkin.

"Ra, gue mohon... Gue bisa ngasih apa aja ke elo asalkan bukan komitmen. Apa kita hidup bareng sampe tua nggak bisa jadi jaminannya?" mohon Sehun.

Kehabisan akal Tera mulai bangkit dari duduknya, air matanya sudah berlinangan bebarengan dengan gaya gravitasi yang begitu mendadak. Hatinya lagi-lagi perih mengingat ia harus menolak laki-laki yang ia cintai untuk kedua kalinya.

"selama lo gak mau nikahin gue, gue gak bisa terima pernyataan lo walaupun lo ajak gue ke tempat sakral ini sekalipun" tolak Tera setelah mengusap kasar air matanya.

"kenapa? Apa karena Kai?" lirih Sehun dengan wajah menyedihkannya.

"kenapa sih lo harus bawa-bawa Kai? Dia nggak ada hubungannya sama ini!!" amuk Tera.

"terus kenapa lo tolak gue?!" frustasi Sehun.

"lo sendiri kenapa gak bisa nikahin gue? Apa karena gue bukan dari kalangan berada?" balas Tera.

"enggak, gue gak pernah mandang status sosial.... Gue cuma gak bisa aja nikahin elo"

"ya gak bisanya itu kenapa?!!" kini Tera yang dilanda frustasi.

"apa lo bisa ngerti kalau gue jelasin semuanya?" tanya Sehun dengan wajah serius.

"selama itu masuk akal" jawab Tera.

"ayo ke mobil gue gak mungkin jelasin disini" ajak Sehun yang berlalu lebih dulu kemudian diikuti oleh Tera.

Lima menit setelah mereka sampai dimobil yang ada hanyalah suasana senyap yang cukup mencekam, Tera yang masih setia menunggu penjelasan dari Sehun, dan Sehun yang masih bingung mau memulai dari mana.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now