38. Reveal The Fact

286 66 2
                                    

Ini adalah kali pertama kedua laki-laki paruh baya itu saling berhadapan, suasana canggung dan kikuk amat begitu terasa diantara keduanya, baik Kyuhyun ataupun Kibum sama-sama bingung hendak memulai perbincangan dari mana.

"ekhem..." deheman keras Kyuhyun menjadi awal dari keheningan itu pecah.

Kibum menoleh, menatap suami dari almarhumah adik iparnya itu dan mungkin sebentar lagi akan menyandang status sebagai besannya.

"itu... M-mas tahu sendiri 'kan hubungan antara Sehun sama.... Tera?" kata Kyuhyun dengan begitu segan sampai ia tergagap sendiri.

"saya tahu maksud kamu ngajak ketemu ini, kamu nyuruh saya segera ngasih tahu Tera 'kan kalau saya Ayah kandungnya?" tebak Kibum yang tepat pada sasaran.

"maunya saya juga kaya gitu tapi Ibunya Tera ngelarang saya muncul dihadapan Tera, dan setelah saya pikir-pikir juga saya terlalu malu untuk tampil dihadapan Tera..." lanjut Kibum

"baik Tera maupun Kai kayanya akan lebih baik kalau saya nggak ada disamping mereka. Saya ini hanya Ayah yang buruk dan hanya memikirkan harta, bahkan karena keserakahan saya ini dengan teganya saya menyuruh Ibunya Tera untuk aborsi, kalau Ibunya Tera benar-benar aborsi waktu itu saya hanya akan menjadi seorang pembunuh. Dan untuk Kai, dia sudah terlalu lama menderita karena saya jadi lebih baik saya menyingkir dari kehidupan mereka" imbuh Kibum dengan wajah sendunya.

"tapi apa Mas tega biarin Tera sendirian di hari pernikahannya? Ibunya Tera udah nggak bisa nemenin dia apa Mas juga gak mau nemenin anak Mas sendiri yang mau nikah?" timpal Kyuhyun.

Mendengar perkataan Kyuhyun, Kibum tertohok bukan main. Ayah mana yang tidak ingin menemani dan menykasikan hari paling membahagiakan putrinya, tapi kembali lagi pada kenyataan, Kibum terlalu malu untuk tampil dihadapan putri yang sudah ia telantarkan selama 26 tahun.

"saya akan menepati janji saya sama Ibunya Tera untuk tidak muncul dihadapan Tera" keukeuh Kibum.

Menghela nafas kasar Kyuhyun mencoba meyakinkan Kibum untuk terakhir kalinya, "saya tahu gimana brengseknya Mas selama ini dan betapa serakahnya Mas selama ini, tapi apa Mas nggak mau sekali aja mencoba jadi Ayah yang baik? Tera mungkin aja selama ini benci sama Mas, tapi saya yakin Tera juga selalu nunggu Ayahnya datang jemput dia, bagaimanapun Tera juga hanyalah anak yang ingin tahu siapa Ayahnya.."

"tapi itu balik lagi ke Mas, kalau memang Mas nggak mau jangan harap Mas bisa ngelihat Tera lagi, setelah Sehun dan Tera menikah nanti saya akan ngirim mereka untuk tinggal di luar negeri. Sebagai Ayah mertuanya Tera saya nggak bakalan izinin seorang penguntit ngikutin menantu saya terus" imbuh Kyuhyun dan pergi begitu saja, sepertinya Ayah dari Oh Sehun ini sudah muak dengan drama melankolis calo besannya itu.

....

Semenjak kepergian Ibunya kesehatan Tera semakin menurun, nafsu makannya yang biasanya besar kini lenyap entah kemana mengakibatkan tubuhnya kian mengurus setiap harinya, belum lagi insomnia yang menyerangnya dimalam hari membuatnya semakin tertekan dan down secara mental.

Kesehatan psikis Tera akhir-akhir ini memang kurang baik, shock yang ia derita semenjak Ibunya meninggal belum juga mereda mengakibatkan Tera sering melamun, jujur saja Tera belum siap untuk ditinggalkan oleh sang Ibu, ia masih ingin menghabiskan waktu bersama sang Ibu dan melakukan kegiatan sehari-hari bersama Ibunya seperti sedia kala, tapi sayang sepertinya Tuhan lebih menyayangi Ibunya.

Atas anjuran dokter Tera sudah diresepkan sebuah obat dan dilarang sendirian, karena takutnya Tera akan melakukan tindakan implusif yang merugikan dirinya sendiri. Biasanya di pagi hari sampai sore Tera akan ditemani Yuta atau Budhe dan malam hari Tera akan ditemani oleh Sehun sampai pagi kembali menyingsing, tapi karena Sehun semalam ada acara makan malam keluarga jadinya kekasih Tera itu datang pagi-pagi sekali sebelum Tera bangun.

Di week day seperti ini biasanya Sehun sudah bersiap-siap ke kantor tapi karena semalam ia baru saja di pecat oleh sang Kakek jadinya sekarang Sehun memilih untuk menemani kekasihnya, lagi pula sekarang Sehun sudah tidak peduli mau perusahaan itu bangkrut atau punya pemimpin baru yang jelas prioritas Sehun saat ini adalah Lentera.

"kamu kapan sampe?" tanya Tera yang baru saja bangun dari tidurnya, gadis itu tadinya hendak mandi tapi malah menemukan punggung laki-laki didapurnya.

"kamu udah bangun? Aku baru aja sampe, terus bikinin kamu bubur" jawab Sehun dengan senyuman lembutnya.

"aku bosen makan bubur" kata Tera yang menimbulkan raut terkejut dari wajah Sehun.

"kamu mau makan yang lain? Mau makan apa? Cepetan bilang nanti aku beliin" antusias Sehun.

Bagaimana tidak antusias, nafsu makan Tera yang hilang membuat semua orang khawatir dan kelimpungan, gadis itu hanya mau memakan bubur rumah sakit yang biasa dimakan oleh Ibunya saat sadar dari koma waktu itu, kata Tera bubur rumah sakit itu mengingatkannya pada Ibunya dan setiap dia makan dia merasa bahwa Ibunya juga ikut makan bersamanya. Tapi tiba-tiba hari ini Tera bilang bahwa ia mulai bosan dengan bubur yang sudah ia makan lebih dari semingguan itu.

"aku mau makan yang pedes-pedes, apapun itu asal pedes" jawab Tera setelah sedikit berpikir.

"yaudah aku beliin sekarang ya" kata Sehun dan menyambar kunci mobilnya yang berada diatas kulkas.

"nggak usah, tadi aku udah bilang ke Budhe sekarang Budhe lagi masak nanti dibawa kesini" cegah Tera

"syukurlah kamu udah mulai membaik" senang Sehun dan memeluk kekasihnya itu sembari sesekali mengecup puncak kepala kekasihnya.

"maaf ya, akhir-akhir ini aku nyusahin banyak orang, terutama kamu" ucap Tera.

"nggak papa yang penting kesehatan kamu kini mulai membaik" jawab Sehun.

"semalem Ibu dateng ke mimpiku..." cerita Tera yang menimbulkan rasa penasaran Sehun.

"terus Ibu kamu bilang apa?" tanya Sehun.

"Ibu gak bilang apa-apa, dimimpi aku cuma tiduran dipaha Ibu dan Ibu ngelus kepala aku... Aku lupa cerita apa ke Ibu tapi yang jelas aku cerita tentang kamu ke Ibu..." kata Tera.

"aku juga cerita tentang gimana perasaanku ke Ayah, dan waktu Ibu denger Ibu langsung nangis tanpa suara, aku tahu kalau Ibu nangis karena air mata Ibu jatuh diatas pipi aku tapi aku gak berani natap Ibu dan terus cerita.." lanjut Tera dengan air mata yang terjun bebas, ia bahkan menahan isakannya sekuat tenaga agar bisa melanjutkan cerita.

"waktu aku bangun aku merasa bersalah banget sama Ibu, dari kecil aku gak pernah tanya-tanya tentang Ayah karena Ibu gak pernah suka sama topik pembicaraan itu" tangis Tera pecah sampai sesenggukan membuat Sehun tak kuasa menahan air matanya.

"sekarang apa kamu pengen ketemu Ayah kamu?" tanya Sehun setelah mengusap kasar air matanya.

"aku takut kalau Ibu marah" jawab Tera.

Menangkup wajah Tera, Sehun berusaha menenangkan Tera, "enggak, Ibu kamu nggak akan marah, Ibu kamu juga pasti bakalan ngerti setelah denger cerita kamu semalem"

"jadi, kamu pengen ketemu Ayah kandung kamu 'kan?" tanya Sehun sekali lagi.

Tera mengangguk dengan wajah merahnya, gadis itu kemudian berkata disela tangisnya, "aku pengen ketemu Ayah, aku pengen bilang ke semua orang kalau aku juga punya Ayah, aku pengen Ayah dateng ke pernikahan kita, kalaupun memang Ayah udah meninggal aku cuma pengen dateng ke makamnya dan ngenalin kamu ke Ayah"

"iya aku ngerti kok, aku janji bakalan nemuin kamu sama Ayah kamu" janji Sehun.

"makasih" lirih Tera.

"kenapa kamu bilang makasih, aku 'kan juga pengen ketemu sama Ayah mertua aku dan izin untuk nikahin kamu" kata Sehun.

"sekarang udahan ya nangisnya, nanti kalau Budhe dateng bisa-bisa aku dimarahin dikiranya aku ngapa-ngapain kamu lagi" imbuh Sehun dan mengusap jejak-jejak air mata yang mengalir diwajah sembab Tera.

"makasih" ucap Tera lagi.

"kenapa makasih lagi sih? Udah sekarang kamu mandi ya wajah kamu jelek, udah belekan nangis lagi" gurau Sehun yang mendapat bogeman kuat dari Tera, jangan lupakan bahwa Tera ini gadis yang tomboy.



Terima kasih sudah membaca 🤗
Jangan lupa vote ⭐️ dan komennya 🗨
❤❤❤❤❤❤❤❤❤

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now