04. Found You

902 155 10
                                    

Merintih sakit, Sehun memegangi tangan kirinya yang terpasang gips. Sejak semalam ketika ia sampai diapartement tiba-tiba tangannya nyeri bukan main, awalnya Sehun mengabaikannya, dalam batinnya berkata 'ditinggal tidur juga pasti besoknya baik-baik aja' tapi nyatanya begitu ia bangun rasa nyerinya malah lebih parah dari semalam.

"bapak baik-baik saja?" tanya sang sopir tak tega melihat Sehun yang kesakitan dari kaca spion.

"saya gak papa, kamu fokus nyetir aja" jawab Sehun dengan wajah yang diangkuh-angkuhkan.

Sesampainya dikantor Sehun segera memanggil Victoria untuk mendatangi ruangannya, "ada yang bisa saya bantu Pak?" tanya Victoria sopan

"jadwalkan pertemuan dengan dokter ini, secepatnya" titah Sehun menyodorkan sebuah kartu nama.

"baik Pak" patuh Victoria kemudian mengundurkan diri dari ruangan Sehun.

...

Jam 9 pagi Tera mengerjapkan matanya, tidurnya terganggu oleh seorang suster yang sepertinya tengah mengecek kondisinya itu.

"sudah bangun Mbak?" tanya sang suster ramah.

"sus, saya udah gak sakit lagi kan?" tanya Tera pada sang suster sembari merabai keningnya sendiri untuk mengecek suhu tubuhnya.

"demam Mbaknya udah turun tapi jangan lupa minum obat ya" pesan sang suster kemudian melepas jarum infus pada lengan kiri Tera yang sukses membuatnya meringis kesakitan.

"makasih sus" ucap Tera setelah suster tersebut menempelkan kasa pada bekas jarum infus yang sedikit melukai lengannya.

"jaga kesehatan ya Mbak" pesan terakhir sang suster sebelum meninggalkan Tera.

Kemudian Tera turun dari brankarnya, mendekat kearah Ibunya yang terbaring dibrankar sampingnya. Lagi-lagi Tera harus menelan pahit ludahnya melihat kondisi Ibunya yang tidak berubah sama sekali dari kemarin, keadaannya sama persis dengan kemarin tidak ada perkembangan sama sekali.

"Bu, Tera pamit pulang dulu ya, Tera mau kerja" pamit Tera kemudian mencium kening Ibunya lama, seolah ia menghantarkan tenaga yang ia punya pada Ibunya.

Dengan hati perih Tera terus berjalan, kepalanya ditundukkan guna menutupi matanya yang sedikit memerah, tidak pernah ada kata kering untuk mata Tera jika itu menyangkut tentang Ibunya.

...

Sehun berjalan angkuh, membelah lalu lalang para pasien dan staf medis disalah satu rumah sakit, sedangkan dibelakangnya ada Victoria yang setia mengekor untuk menemani atasannya itu.

Setelah tadi Victoria berhasil menghubungi seorang dokter yang Sehun suruh, ia langsung membuat janji temu dengan sang dokter, dan kebetulan karena pagi ini beliau sedang kosong alhasil tanpa meminta izin pada Sehun Victoria segera membuat janji temu saat itu juga, makanya pagi ini mereka sudah sampai saja disini.

Sang Dokter mengernyit heran ketika melihat hasil rontgen pada lengan kiri Sehun, sepertinya ia menemukan keanehan pada lengan kiri Sehun.

"bukannya anda yang saya tangani dua hari yang lalu?" tanya sang dokter pada Sehun

"iya dok, sepertinya ada sedikit masalah pada lengan kiri saya" jawab Sehun dan segera menyatakan keluhannya.

"tulang kamu harusnya mulai membaik tapi saya malah menemukan ada retakan baru, apa saja yang kamu lakukan selama tangan kamu cedera?" interogasi sang dokter.

Sehun menghela nafas lelah, sepertinya ia tahu sebab dari rasa sakitnya itu. "saya tadi malem nyetir sendiri dok, apa itu sebabnya?"

"dengan keadaan tangan seperti ini harusnya kamu tidak boleh menyetir sendiri, kalo kamu ingin segera sembuh hindari kegiatan yang memberatkan lengan kiri kamu termasuk menyetir. Saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan saya hanya akan meresepkan obat pereda nyeri saja, tapi kamu juga harus ingat untuk hati-hati dengan lengan kiri kamu" ujar sang dokter panjang lebar sembari menuliskan resep obat.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now