06. Heart Beating

918 138 8
                                    

Seperti biasa jalanan disore hari pastilah macet, bahkan saking macetnya traffic light yang sudah menyala hijau sekitar 30 detik yang lalu tidak berimbas apa-apa bagi langkah ban mobil Sehun, mungkin hanya ada kemajuan sekitar 2 meteran.

"maaf ya, saya malah ngerepotin" ucap Sehun merasa bersalah pada gadis yang tengah memanuver mobilnya.

"nggak papa kok Mas" jawab sang gadis dengan senyuman lebar yang membuat jantung Sehun berdenyut gembira.

"beneran gak repot kan?" tanya Sehun lagi. Yah, pertanyaan yang sama sudah ia lontarkan sekitar 33 menit yang lalu.

"nggak kok" jawab sang gadis lagi.

"udah makan?" tanya Sehun lagi seakan tak ingin percakapan mereka berakhir.

"tadi siang sih udah" timpal Tera dengan cengiran kudanya yang malah terlihat menggemaskan dari sudut pandang Sehun.

"kalau gitu mau makan malam bareng? Udah mau malem juga kan" tawar Sehun yang sudah berharap banyak.

"gak usah Mas, malah ngerepotin nanti" tolak Tera, tapi Sehun tak menyerah.

"apanya yang ngerepotin, saya malah lebih ngerepotin. Jadi, mau ya?" keukeuh Sehun.

"beneran gak usah Mas" Tera pun juga keukeuh menolak.

"ayolah saya kan juga gak enak hutang budi ter---"

'kruuuuuk'

Belum selesai Sehun membujuk Tera tapi perut sang wanita sudah mengemukakan pendapatnya lebih dulu, membuat sang empu tengsin bukan main, lihat saja dia bahkan sudah membuang mukanya yang memerah ke kanan untuk menghindari tatapan Sehun.

"150 meter lagi ada perempatan belok kanan, disana ada restoran langganan saya" kata Sehun setelah terkekeh gemas. Biasanya ia akan jijik mendengar suara nyaring perut seseorang yang kelaparan tapi kali ini ia malah gemas sendiri.

"oke" jawab sang wanita dengan suara lirihnya menahan malu.

Jam 18.00, Senja sudah mulai termakan oleh petang tapi lalu lalang dijalanan masih saja padat. Dibagian sudut restoran bergaya vintage itu Sehun sudah seperti orang sinting, bagaimana tidak, disana ia hanya tersenyum lebar dengan pipi merona, menatap lamat-lamat lawan jenis yang ada dihadapannya, bahkan makanan yang tersaji 10 menit lalu tak ia sentuh sama sekali.

"Mas nggak makan?" pertanyaan Tera cukup mampu membuyarkan lamunan Sehun.

"eh-- apa?" bingung Sehun, maklumlah dari tadi pikirannya kemana-mana.

"Mas nggak makan?" ulang Tera

"makan kok" jawab Sehun kemudian mulai menyendokkan nasi goreng yang ia pesan.

"disini mahal gak Mas?" tanya Tera sembari membersihkan nasi-nasi yang tersisa kemudian menyuapkannya pada mulutnya yang penuh.

Menggantungkan suapannya, Sehun lebih tertarik untuk menjawab pertanyaan gadis yang ada didepannya ini. "nggak kok, emang kenapa?"

Sebelum menjawab Tera menoleh ke kanan dan ke kiri, setelah dikira aman ia mulai mencondongkan badannya pada Sehun kemudian berbisik "masakan disini enak Mas, tapi porsinya sedikit"

Sehun hanya bisa terkekeh mendengar bisikan gadis berkemeja flanel didepannya ini, "mau nambah?" tawar Sehun kemudian.

"nggak, nggak usah kok Mas, saya udah kenyang" tolak Tera sembari menepuk-nepuk perut ratanya.

"nggak papa kalau mau nambah" tawar Sehun lagi

Tera sedikit berpikir, sampai akhirnya ia mencondongkan dirinya pada Sehun lagi secara tiba-tiba yang tentu saja sukses membuat jantung Sehun 5 kali lipat bekerja lebih keras.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now