11. Malam Yang Canggung

679 123 28
                                    

Selasa malam. Seperti biasa setelah melakukan kunjungan kerumah sakit biasanya Tera akan melakukan jalan-jalan malam, entah itu sendirian atau ditemani oleh Yuta, dan kali ini laki-laki keturunan Jepang itu ikut andil untuk meramaikan jalan-jalan malam Tera.

Dengan motor butut honda beatnya Tera memeluk Yuta yang tengah sibuk memanuver motornya itu, jam masih menunjukkan pukul 20.04 tapi hawa dingin terasa begitu menusuk setiap kali mereka menembus angis yang berhembus berlawanan.

"mau kemana?!" tanya Yuta sedikit berteriak karena suaranya teredam oleh hembusan angin dan deru mesin yang berseliweran disekitar mereka.

"makan bakso yuk, gue lagi pengen!!" jawab Tera yang juga berteriak.

"ngidam lo!!" ledek Yuta setelah itu tertawa puas.

Mendengar ledekan Yuta, Tera segera menggeplak helm merah Yuta dengan cukup keras sampai membuat Yuta sedikit oleng dengan setirannya, "emang lo pikir gue hamil!!" marah Tera kemudian.

Setelah menyelesaikan perdebatan mereka akhirnya mereka pun sampai disalah satu warung bakso disekitaran alun-alun yang bisa dibilang lumayan ramai itu.

"sana duduk biar gue yang pesen" kata Yuta dan menyuruh Tera untuk mencari tempat duduk.

Tera dengan cermat memilih tempat duduk yang tepat menghadap ke kipas agar mereka tidak terlalu berkeringat saat makan bakso nanti, lebih tepatnya Yuta, keringatnya selalu membanjir setiap memakan apapun.

"pinter lo nyari tempat duduk" tegur Yuta yang langsung mendudukkan diri didepan Tera.

"lama nggak baksonya?" tanya Tera alih-alih menanggapi teguran Yuta.

"gak tahu kayanya sih masih lama, kenapa? Lo udah laper?" tanya Yuta yang diangguki melas oleh Tera.

"tadi aja disuruh makan katanya kenyang sekarang kelaperan kan" omel Yuta bak Ibu-ibu.

"Yut..." panggil Tera menunduk.

"kenapa?" tanya Yuta penasaran.

Tera kemudian menegakkan kembali kepalanya menatap Yuta tepat pada matanya, "terlalu kentara gak sih kalau gue lagi jauhin Sehun?"

"sebagai cowok gue rasa iya" jawab Yuta sembari manggut-manggut

Bukannya melanjutkan pembicaraan Tera malah memasang wajah bingung dan melas disaat yang bersamaan membuat Yuta keheranan sendiri.

"kenapa? Sehun sadar ya?" tanya Yuta lagi.

Mengangguk dengan wajah cemberutnya lalu akhirnya Tera menjawab "beberapa hari yang lalu dia dateng kerumah katanya mau ngajak jalan terus gue tolak, dia minta lain waktu juga gue tolak, terus tiba-tiba dia nanya gue lagi jauhin dia apa enggak"

"terus jawaban lo?"

"gue agak panik sih waktu itu jadi gue ngalihin pembicaraan gitu aja" jawab Tera dengan bibir manyunnya.

"walaupun Sehun udah sadar kalau elo jauhin dia harusnya lo juga harus tegas jawab kalo lo jauhin dia, karena itu mempertegas batasan kalian" terang Yuta.

"tapi gue gak enak, kalo dia minta alasan gimana? Gue harus jawab apa?" heboh Tera

"ya jawab aja yang jujur, biar dia juga gak terlalu mepet ke elo lagi" jawab Yuta simpel, tapi bagi Tera penunaiannya tidak sesimpel itu. Jujur disela proses menjauhi Sehun pun Tera juga masih ada sedikit rasa rindu pada laki-laki itu, walapun rasa lancang itu sudah ia tekan kuat-kuat agar tidak muncul ke permukaan.

...

"mau kemana sih kita? Dari tadi lo cuma muter-muter aja!" kesal Chanyeol yang sudah duduk dikursi penumpang sejak 45 menit yang lalu.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now