28. Happy Day

543 115 13
                                    

Sakit Sehun semakin parah, suhu tubuhnya bahkan mencapai 38°C. Seharian ini dia hanya mampu berbaring dikasur lamanya padahal semalam setelah makan ia sudah meminum obat penurun panas tapi sepertinya itu tidak berhasil.

"kita ke rumah sakit ya?" ajak sang Ayah yang cemas dengan kondisi Sehun.

"nggak usah Yah, Sehun tiduran aja nanti juga sembuh" tolak Sehun dengan mata masih memejam, kepalanya pening bukan kepalang setiap ia membuka mata.

"tapi panas kamu nggak turun-turun dari semalem, kalau penyakit serius gimana?" khawatir sang Ayah.

"nggak usah Yah, palingan juga gejala flu" keukeuh Sehun.

"yaudah kalau gitu sekarang kamu makan dulu ya abis itu minum obat, kalau panas kamu gak turun-turun juga kita ke rumah sakit" putus sang Ayah.

"nggak us--"

"ini perintah!" sela sang Ayah dengan tegas.

"iya terserah Ayah" pasrah Sehun dan mulai memakan makanan yang disiapkan Ayahnya.

"pahit Yah" keluh Sehun

"ya namanya juga orang sakit, makanya kalau gak mau mulut kamu pahit lagi ayo ke rumah sakit" sahut Kyuhyun.

"enggak!" seru Sehun dan kembali melahap makanannya lagi, yah walaupun ia harus tersiksa menahan pahit.

"kenapa sih nggak mau banget ke rumah sakit?" kesal Kyuhyun pada akhirnya yang selalu gagal membujuk Sehun.

"rame Yah, males Sehun. Orang sakit harusnya istirahat itu malah disuruh antri" balas Sehun dengan alasannya.

"yaudah terserah kamu. Habisin makanan kamu terus minum obatnya, Ayah mau ke kebun belakang dulu" pamit Kyuhyun

"ngapain?"

"Ayah kemarin abis nanam tomat waktunya nyiram sama kasih pupuk" jawab sang Kyuhyun dan berlalu pergi dari kamar putranya.

"anaknya sakit bukannya disuapin malah mau nyiram tomat. Lebih sayang tomat emang dari pada anak sendiri" gerutu Sehun disela kunyahannya.

Yah, bukan hal baru memang jika Ayahnya itu suka berkebun, dari dulu yang bertanggung jawab untuk halaman rumah memang Ayahnya. Lihat saja pelataran depan rumah sudah penuh dengan berbagai macam jenis bunga yang Sehun tidak tahu apa namanya, dan halaman belakang rumah sudah dijadikan kebun mini oleh Ayahnya.

Tidak hanya tomat yang tertanam disana tapi ada cabai rawit dan juga terung yang tertanam segar. Dan untuk buah sendiri Ayahnya sudah menanam anggur hijau yang sepertinya sudah siap panen.

Setelah menandaskan makanannya Sehun mulai meminum obatnya lagi, berharap suhu panasnya bisa segera turun dan ia bisa mulai bekerja lagi, karena jujur saja ia sudah menyiapkan banyak proyek baru untuk masa depan perusahaannya.

Jam menunjukkan pukul 11.30 siang, sembari menunggu rasa kantuk menyergapnya Sehun mulai membuka ponselnya dan mengaktifkan lagi data selulernya, semalam ia mematikan data selulernya karena ia tidak ingin diganggu saat sedang sakit apalagi oleh keluhan-keluhan tidak jelas dari Chanyeol.

Bunyi dentingan ponsel kemudian berbunyi secara beruntun begitu bising, di pop up chatnya sudah ramai notifikasi dari Chanyeol yang marah-marah karena tidak menemukan Sehun diapartemennya, setelah mengabaikan itu Sehun mulai men-scroll ponselnya lagi dan menemukan banyak pesan dari bawahannya yang melaporkan kemajuan dari proyek yang ia tengah garap, perlahan Sehun tersenyum karena proyeknya berjalan sesuai rencana.

Keluar dari aplikasi WhatsApp Sehun kembali meletakkan ponselnya, kepalanya lagi-lagi pening dan berkunang-kunang karena sinar radiasi dari ponselnya dan mulai membaringkan tubuhnya yang masih tidak enak.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now