25. Usaha

550 116 5
                                    

Merenung. Pikiran Tera benar-benar kalut setelah bertemu dengan Sehun sekitar satu jam yang lalu. Jujur Tera memang sangat merindukan Sehun tapi bertemu secara langsung dengan tiba-tiba seperti tadi juga bukan suatu hal yang baik, karena hal itu hanya akan membuat hatinya lagi-lagi goyah.

"Bu..." panggil Tera pada sang Ibu yang tentu saja tidak akan mendapat jawaban.

"Tera harus gimana nih" tangis Tera mulai pecah, pertikaian batinnya telah dimulai.

"apanya yang ketemuan sama Kai!!! Dia aja belum bisa move on dari Krystal" teriak Tera tiba-tiba, untung hanya ada dia dan sang Ibu yang masih setia tertidur di brankarnya.

"Ibu... Dia bilang dia cinta sama Tera, katanya mau hidup sampai tua bareng Tera tapi kenapa dia gak mau nikahin Tera???" gadis 25 tahun itu mulai histeris.

"Tera udah janji sama Kak Kai buat gak suka lagi sama Sehun, tapi sejujurnya Tera gak bisa Bu... Tera masih suka kepikiran Sehun setiap Tera mau tidur, Tera masih suka kangen sama Sehun kalau Tera lagi gak ada kerjaan..." gadis itu mulai sesenggukan.

"Tera masih suka sama Sehun, tapi Sehun gak mau nikahin Tera... Tera harus gimana Bu..."

Malam itu gadis yang baru pertama kali merasakan patah hati itu menuangkan semua kepiluannya, menangis sejadi-jadinya memecah keheningan malam berharap esok hari akan jauh lebih baik bagi hatinya.

....

Tak terasa hari esok telah tiba, Tera terbangun dari tidurnya dengan mata bengkak akibat kebanyakan menangis tadi malam. Sedari tadi pikirannya benar-benar tidak bisa diajak fokus bekerja, Tera terus saja memikirkan bagaimana ia harus memberi alasan untuk menolak Sehun nanti, keputusan Tera sudah dibulatkan semalam menjelang ia terlelap, bahwa ia tidak boleh lagi terombang-ambing dalam perasaan ambigu yang Sehun ciptakan.

"siap-siap sana!" ujar Yuta yang tiba-tiba saja sudah berada disampingnya.

"siap-siap apaan?" bingung Tera.

"Sehun bentar lagi 'kan kesini" jelas Yuta.

"gue gak mau" tolak Tera.

"udahlah gausah keras kepala. Sana siap-siap" titah Yuta.

"lo juga kenapa sih tumben-tumbenan ngijinin Sehun kesini!!" kesal Tera. Biasanya Yuta adalah orang nomor satu yang akan menghalangi Sehun mendekatinya, tapi sekarang malah berbanding terbalik.

"dia bilang mau ngomong serius sama lo" terang Yuta.

"tapi gue gak mau ngomong sama dia!" tegas Tera.

"selesaiin masalah kalian baik-baik, kalian ketemunya 'kan dengan cara yang baik juga" nasihat Yuta.

"lo kenapa sih Yut?"

"bukan gue yang kenapa tapi lo yang kenapa? Gue tahu alasan lo gak mau ketemu sama Sehun karena lo gak mau goyah lagi 'kan?" cecar Yuta yang membuat Tera tak berkutik.

"gue tahu emang susah buat ngelupain Sehun secara dia cinta pertama lo, tapi kalau lo gak mau goyah lagi lo harus berani nemuin dia. Kalau lo udah bisa tegas sama perasaan lo sendiri Sehun udah nggak bakalan bisa bikin hati lo goyah" imbuh Yuta.

Tera hanya mampu terdiam, pikirannya kembali tenggelam dalam renungan. Akalnya mengamini semua perkataan Yuta tapi hatinya lagi-lagi belum bisa diajak tegas, rasanya Sehun benar-benar berharga untuk segera dilupakan, Tera masih menikmati bagaimana rasa cinta yang memabukkan dan rindu yang melumatnya secara perlahan. Intinya Tera masih ingin menyimpan rasa cinta untuk Sehun didalam lubuk hatinya, untuk kenyamanan dirinya sendiri.

Setelah membuat keputusan gadis itu kemudian merogoh kantong celananya untuk meraih benda pipih yang sedari tadi ia matikan, lalu ia mulai mengirimkan pesan kepada Sehun.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now