05. Montir Imut

863 139 22
                                    

"mobilnya masih saya ganti oli Mas, mungkin Mas bisa balik lagi kesini sorean" kata Tera dengan senyuman ramahnya.

"kalau gitu bisa saya minta nomernya?" tanya Sehun sembari mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku dalam jasnya yang hanya tersampir dipundaknya.

"bisa Mas" jawab Tera dan mengambil alih ponsel hitam mewah itu, kemudian mencatat nomor ponselnya yang sudah ia hapal luar kepala

"kalo gitu nanti saya hubungi ya" ujar Sehun dengan senyuman tampannya yang tidak pernah luntur begitu Tera mengembalikan ponselnya dengan bonus sebuah nomor.

"siapa?" suara Yuta menyela, sepertinya dia sudah selesai sarapan.

"ini Yut, yang punya mobil" timpal Tera, sedangkan Yuta hanya manggut-manggut saja.

Melihat kesisi lain, Yuta mendapati perempuan cantik yang mencari Tera kemarin. "lho, mbaknya bukannya yang kemarin ya?"

Mengulaskan senyum Victoria menjawab "iya"

"dia yang gue maksud semalem, yang nyari lo" kata Yuta memberi tahu Tera.

"dia sekretaris saya, saya yang menyuruhnya untuk mengecek mobil saya kemarin" sahut Sehun

Tera manggut-manggut sedangkan Yuta memicingkan matanya kearah Sehun, ada sorot curiga dimatanya "terus kenapa harus nyari-nyari Tera?"

"saya belum berterima kasih padahal saya sudah ditolong, dan juga saya masih ada hutang biaya rumah sakit" terang Sehun.

Yuta masih memicingkan matanya tidak suka, "kalo gitu bilang makasihnya disini aja mumpung ketemu"

Dan tindakan spontan Yuta ini malah membuat suasana menjadi canggung. Sehun mulai meluruskan lagi bibirnya, menghilangkan senyuman tampannya bahkan ia juga sedikit kesal dengan Yuta, entah kenapa Sehun merasa Yuta adalah pengganggu disini.

"saya akan kembali lagi nanti sore" putus Sehun setelah menetralkan kekesalannya.

"hati-hati Mas" kata Tera sedikit merasa bersalah karena tingkah Yuta yang kentara sekali kalau ia tidak suka dengan kehadiran Sehun.

"saya pamit" pamit Sehun dan berbalik berjalan menuju mobilnya yang terparkir dipinggir jalan.

Setelah Sehun beserta sekretarisnya sudah hilang dari pandangan, Tera pun melancarkan aksinya memukuli Yuta.

"lo bego? Sama pelanggan gak boleh gitu! Gak sopan tahu!!" omel Tera.

"gue cuma antisipasi, siapa tahu dia mau macem-macem sama lo, gelagatnya aneh tahu" kata Yuta tidak peduli dengan pukulan Tera, baginya pukulan Tera seperti digelitiki dengan bulu ayam.

"gelagat aneh kepala lo lima, udah sana gue mau lanjut kerja!!" maki Tera dan kembali ke asalnya, yaitu kolong mobil.

...

Masih segar dikepala Victoria bagaimana repotnya ia saat membantu atasannya itu menyiapkan acara romantis untuk menembak seorang model terkenal tiga minggu lalu, kata-kata manis Sehun yang tertutur lembut hampir membuat Victoria ikut luluh saat itu.

Dan sekarang, apakah ia akan disuruh untuk menyiapkan hal yang sama lagi? Ayolah, bagi Victoria memberi kejutan kepada seorang model itu 10.000 kali lebih mudah daripada ia harus menyiapkan acara penembakan romantis untuk seorang montir. Lalu kiranya hadiah apa yang akan Victoria siapkan? Kalo model mungkin baju, sepatu, atau mungkin tas bermerk, kalau montir? Haruskah ia menyiapkan baut dan oli? Memikirkannya saja Victoria sudah dibuat pusing sendiri.

Lihatlah Oh Sehun atasannya yang terhormat, tersenyum-senyum dengan wajah merona bak orang gila. Sedari tadi ia terus memandangi ponselnya dengan ekspresi seperti itu, dan itu sukses membuat perasaan tidak enak melingkupi Victoria, sepertinya benar dia akan mendapat banyak pekerjaan kali ini. Kalau Sehun sudah melontarkan titahnya berarti saat itu juga ia harus menghubungi model tersebut untuk mengabari kabar putus, siap-siaplah dia dimaki.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now