23. Masalah

600 114 19
                                    

Pagi ini pukul 10 lewat menjadi pagi yang paling mendebarkan bagi Victoria. Bagaimana tidak, pasalnya yang datang bukanlah sekedar kakek tua berusia uzur, melainkan seorang Presiden Direktur yang memegang kendali penuh untuk dua perusahaan raksasa yaitu NeoZ Group dan ST. Corp.

Mungkin Victoria bisa bernafas tenang jika atasannya yang bernama Oh Sehun itu ada disini, tapi sayangnya bosnya sudah tidak ada kabar sejak 3 hari yang lalu. Telfon darinya tidak pernah diangkat dan saat ia berkunjung ke tempat tinggal bosnya itu juga tidak ada sahutan sama sekali walaupun ia sudah menunggu lebih dari tiga jam.

"bagaimana? Apa Sehun sudah bisa dihubungi?" tanya sang Presdir dengan nada tegasnya.

"belum Pak" jawab Victoria dengan suara bergetar.

"ini bukan pertama kalinya 'kan dia bolos kerja sepert ini?" tanya beliau curiga yang mampu membuat Victoria kepayahan menelan salivanya sendiri.

"kenapa kamu nggak jawab? Apa kamu bisu?!" gertak laki-laki tua itu saat ia tak kunjung mendapat jawaban dari Victoria.

Badan Victoria semakin panas dingin mendengar kalimat sarkas itu, jujur atau tidaknya jawaban darinya sekarang pasti akan membuatnya berakhir mengenaskan nantinya. Jika dia bohong maka ia akan berakhir ditangan sang presdir tapi jika sekarang dia menjawab jujur maka ia akan berakhir ditangan bosnya, Oh Sehun.

"sudah sejak 3 hari yang lalu Pak Sehun tidak masuk kerja tanpa kabar seperti ini...." dan akhirnya Victoria lebih memilih jujur, untuk nasibnya kedepannya ia sudah pasrah.

"saya sudah berusaha menelfon beliau tapi tidak pernah diangkat dan setiap saya berkunjung ke kediaman Pak Sehun, beliau juga tidak kunjung keluar padahal saya sudah menunggu selama 3 sampai 4 jam-an" lanjut Victoria menerangkan tentunya dengan suara gemetar dan sedikit terbata-bata.

"baiklah saya mengerti, kalau begitu bagaimanapun caranya sampaikan pada Sehun kalau dia harus menghadiri makan malam keluarga malam ini jam 7 malam" pesan bernada perintah itu terlontar begitu saja dari mulut keriputnya sebelum akhirnya pergi dari ruangan kebanggaan cucunya itu dengan membawa rasa jengkel.

Punggung ringkih yang mulai membungkuk itu sudah hilang tertelan pintu membuat Victoria bisa bernafas lega walaupun kakinya sudah lemas duluan sampai-sampai ia harus bersimpuh dilantai karena menahan hawa tegang nan mencekam tadi.

"ini cara ngabarin Pak Sehun 'nya gimana?" monolog Victoria kebingungan.

...

Mengerjap pelan Sehun tengah berusaha membuka kelopak matanya, entah sudah berapa jam ia tidur yang jelas matahari diluar sana sudah sangat tinggi, mungkin kalau ada yang menjemur pakaian sudah dapat dipastikan kalau pakaian-pakaian tersebut akan langsung kering, sedangkan disini seorang laki-laki tampan bernama Oh Sehun ini malah baru mulai membuka mata akibat clubing sampai subuh.

Pening langsung menghantam kepalanya begitu saja saat Sehun mulai bangkit dari posisi tidurannya, semua yang ada didepannya seolah-olah berputar-putar sampai jungkir balik mengakibatkan perutnya tiba-tiba bergejolak sampai-sampai ia harus tunggang langgang menuju kamar mandi.

Bermenit-menit pun berlalu, setelah dirasa cukup bagi Sehun untuk mengeluarkan semua isi perutnya, laki-laki yang selama 3 hari terakhir ini sangat abai pada penampilannya itu terlihat begitu pucat dan lesu, bahkan kini rahang tegasnya yang selalu terlihat bersih nan mulus mulai ditumbuhi bulu-bulu halus, yah walaupun masih tipis.

"kepala gue pusing" keluh Sehun sembari memegangi kepalanya.

Baru saja Sehun berniat untuk kembali berbaring diranjang empuknya tapi sayangnya langkahnya harus terinterupsi oleh bunyi bising yang berasal dari ponselnya, berdecak malas Sehun pun mulai mengambil benda pipih yang tergeletak mengenaskan dilantai tersebut.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now