27. Sepi

550 112 18
                                    

Hari demi hari berlalu begitu saja, setelah penjelasan demi penjelasan itu diterangkan baik Tera maupun Sehun telah berakhir dengan baik dan tengah menjalani kehidupan masing-masing walaupun terasa lebih sepi.

Sehun menjalani kehidupan kantornya seperti biasa tapi kali ini tanpa adanya bermain wanita seperti dulu, saat ini Sehun benar-benar fokus untuk memajukan perusahaannya yang akhir-akhir ini merosot karena dia sibuk patah hati, jadi karena sekarang dia sudah mendapat kelegaan hati setidaknya ia harus bekerja lebih keras lagi, walaupun kini kehidupannya benar-benar monoton dan cenderung membosankan.

Sama halnya dengan Sehun, kehidupan Tera juga tak kalah monotonnya, setiap hari ia berangkat lebih pagi ke bengkel dan bekerja begitu giat sampai kadang ia lupa waktu, dengan alasan biaya rumah sakit mahal Tera bekerja tak kenal lelah.

Seperti biasa setiap malam Tera akan mengunjungi sang Ibu bersama Yuta dengan berbekalkan nasi goreng dua bungkus dan aneka macam gorengan satu plastik, sepertinya mereka memang hendak pesta gorengan malam ini.

"lo beneran putus baik-baik sama Sehun 'kan?" tanya Yuta disela kunyahannya.

"putus apaan sih? Pacaran aja enggak" sahut Tera.

"tapi kalian ngomongin apa aja sih? Lama banget sampe jam 9 baru pulang?" tanya Yuta lagi yang diserang rasa penasaran.

"panjang banget sampe gue males buat cerita" tukas Tera yang sangat malas meladeni Yuta.

"lo masih musuhan sama Sehun?" tanya Yuta untuk kesekian kali.

"enggak Yuta..... Berapa kali gue harus bilang kalau masalahnya udah selesai waktu itu" terang Tera dengan gigi bergemelutuk saking kesalnya.

"terus kenapa Sehun jarang nemuin lo? Dulu waktu masa penjajakan dia sering banget muncul tiba-tiba kaya jelangkung"

"kenapa? lo kangen sama Sehun?" balas Tera

"bukannya gitu kalau emang masalah kalian udah selesai baik-baik harusnya hubungan kalian juga 'kan membaik tapi ini rasanya kalian sama-sama saling menghindar dengan dalih sibuk kerja" kalimat yang dilontarkan Yuta memang ada benarnya.

Walaupun masalah mereka terselesaikan dengan baik sepertinya hati mereka masih belum bisa diajak berdamai. Dimalam saat Sehun mengantar Tera pulang dari pembicaraan panjang mereka, baik Tera maupun Sehun saling mengatakan sampai jumpa tapi pada akhirnya setelah dua minggu berlalu mereka belum berjumpa sama sekali, bahkan untuk Tera pribadi, ia sengaja menyibukkan diri dibengkel agar tidak teringat dengan Sehun.

Setiap pagi sampai sore ia membuat tubuhnya lelah, dan saat malam ia akan berkunjung ke rumah sakit sebentar dan menceritakan harinya yang membosankan kepada sang Ibu, lalu sesampainya ia pulang ia akan langsung terlelap karena kelelahan, jadi tidak ada waktu sedikit pun bagi Tera untuk mengenang Sehun.

"gue emang dari awal gak pernah setuju sama hubungan kalian berdua, tapi melihat situasi kalian berdua saat ini gue bener-bener kasihan.... Kalian masih saling suka tapi karena berbeda pandangan kalian harus saling melupakan kaya gini..." hela nafas Yuta terasa berat, seolah-olah ia bisa merasakan apa yang dirasakan Tera saat ini.

"gue pikir gue bakalan lega setelah semuanya selesai, tapi gue malah ngerasa kosong, hidup gue dua minggu ini rasanya terlalu monoton dan cenderung hampa... Apa emang kaya gini ya rasanya kalau lagi berusaha ngelupain orang yang kita suka?" gumam Tera sembari memainkan nasi gorengnya, nafsu makannya tiba-tiba meluap begitu saja saat topik tentang Sehun terangkat.

"entahlah, mungkin emang kaya gitu. Anggep aja sebagai proses pendewasaan diri" enteng Yuta dan kembali melahap nasi goreng yang hampir tandas itu.

....

Badan Sehun terasa letih hari ini, bahkan suhu badannya juga terasa hangat. Mungkin ini efek dari terlalu fokus bekerja ditambah kurang tidur juga. Sehun benar-benar sudah seperti robot pekerja yang tidak bisa berhenti bekerja sebelum tombol off dimatikan.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now