45. Happy Ending

325 55 3
                                    

Matahari sudah menyingsing terlalu tinggi dan sudah saatnya makan siang bagi para awak kapal sekaligus istirahat setelah bekerja sejak pukul dua dini hari tadi. Tapi entah kenapa Yuta masih belum mendapatkan selera makannya, ia hanya ingin sendiri saat ini.

"ngapain lo bengong disitu? Ayo makan biar nanti bisa kerja lagi" tegur salah satu awak kapal bernama Jihan.

"ngapain lo bengong disitu? Ayo makan biar nanti bisa kerja lagi" tegur salah satu awak kapal bernama Jihan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"lo duluan aja" jawab Yuta tanpa menoleh kepada si penegur.

"disini tempatnya orang kerja cari uang buat keluarga bukannya tempat galau-galauan" kata Jihan yang berhasil membuat Yuta menoleh ke arahnya.

"maksud lo?" bingung Yuta.

"maksud gue ayo cepetan makan, yang lain udah nungguin kalo lo nggak mau makan yang ada lo malah menghambat kerjaan kita nanti" omel Jihan pada akhirnya.

Kesal bukan main Yuta benar-benar gemas ingin menonjok perempuan jadi-jadian didepannya ini, dari awal ia sampai disini hubungannya dengan Jihan tidak akur sama sekali, bahkan selama bekerja tadi mereka sempat bertengkar habis-habisan.

Yuta juga sempat mengatainya cebol tadi dan tanpa tahu apa-apa Yuta mengatakan bahwa laki-laki pendek seperti dia tidak akan pernah dilirik perempuan manapun, tapi siapa sangka bahwa Jihan adalah perempuan tulen dan merupakan anak dari si pemilik kapal? Yuta benar-benar berpikir bahwa dia hanyalah anak remaja yang baru puber dan dipaksa bekerja dikapal.

Karena tak mau mendapatkan omelan dari Jihan lagi akhirnya Yuta pun menuruti perempuan itu dan ikut makan bersama para awak kapal yang lainnya.

"lo diputusin cewek lo?" tanya Jihan yang entah sejak kapan sudah duduk disampingnya.

"bukan urusan lo" jawab Yuta sinis.

"jangan-jangan malah ditinggal nikah lo" tebak Jihan yang tidak ditanggapi Yuta.

"wajar aja sih lo ditinggal sama cewek lo, cowok pemarah kaya lo siapa juga yang betah" ejek Jihan semakin menjadi-jadi.

"bukan cewek gue" ujar Yuta tiba-tiba.

"hah? Maksudnya?" bingung Jihan.

"gue juga bingung gimana hubungan gue sama dia, entah keluarga, entah pacar, entah teman yang jelas hubungan gue sama dia terlalu rumit" terang Yuta.

"terus lo kabur kesini karena nggak mau dateng ke pernikahannya?" tanya Jihan semaikin penasaran.

"bisa dibilang begitu"

"berarti pernikahannya hari ini?"

"iya, kayanya sekarang udah dimulai" jawab Yuta sembari menerawang jauh kedepan yang hanya menampakkan pemandangan air laut.

...

Katakanlah ini narsis, tapi Tera benar-benar takjub dengan bayangannya sendiri yang ada dicermin. Wajahnya yang sudah berpoleskan make-up dan tubuh rampingnya yang sudah berbalutkan kebaya simpel namun terlihat begitu mewah dan elegan itu benar-benar merubah penampilan Tera.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now