40. The Big Fact

286 69 2
                                    

"Memang kedatangan Mamahnya Kai cukup berpengaruh besar untuk menyerahnya Kusuma menuntut pertanggung jawaban dari Kibum waktu itu, tapi alasan kenapa dia mendadak menghilang selama kehamilannya adalah karena ancaman dari kakek kamu..." ucap Budhe mulai bercerita.

"Kakek kamu bilang bahwa dia akan membunuh semua orang yang ada disekitar Kusuma jika Kusuma tidak menghilang dari hadapan menantunya..." lanjut Budhe.

"Kakek nggak mungkin sejahat itu" elak Sehun yang tidak percaya dengan cerita tersebut.

"memang Budhe nggak pantas buat cerita kaya gini dan kemungkinan kamu nggak akan percaya kaya sekarang, tapi Sehun, kamu perlu tahu sifat asli Kakek kamu" jawab Budhe.

"bisa aja itu cuma ancaman, Kakek nggak mungkin beneran bunuh orang" bantah Sehun lagi.

"Kakek kamu nggak pernah main-main sama omongannya, kamu pikir Ibunya Tera bakalan menghilang dalam semalam hanya karena ancaman?"

"terus emang siapa yang dibunuh Kakek?" tanya Sehun yang masih tidak percaya dengan cerita tersebut.

"Ayahnya Yuta" jawab Budhe.

"itu nggak mungkin!" elak Sehun.

"kenapa nggak mungkin? Kamu belum kenal siapa Kakek kamu yang sebenarnya Oh Sehun" balas Budhe.

Mendengar itu Sehun hanya mampu tertegun, ia tahu bahwa Kakeknya bukanlah orang yang baik, tapi ia tidak menyangka bahwa Kakeknya akan sebengis ini.

"nggak cuma itu, saat kelahirannya Yuta Ibunya Tera kembali kesini dengan perutnya yang besar buat jenguk Yuta dan Ibunya, tapi lagi-lagi Kakek kamu memberi peringatan dengan membunuh Ibunya Yuta selama proses persalinan, Yuta menjadi yatim piatu bukan tanpa alasan" imbuh Budhe dengan air mata terurai, mengingat semua kenangan pahit yang ia alami dan Sehun hanya mampu mendengarnya dengan perasaan bersalah yang perlahan memeluknya.

"karena waktu itu Kibum sudah melupakan keberadaan Ibunya Tera, akhirnya Kakek kamu mulai membiarkan Ibunya Tera tinggal disini lagi tapi dengan syarat Ibunya Tera harus diawasi 1x24 jam setiap hari, dan itu masih berlaku sampai sekarang" lanjut Budhe.

"Kakek kamu juga merupakan dalang dibalik kecelakaan 2 tahun silam yang membuat Ibunya Tera koma. Bukan tanpa sebab Kakek kamu melakukannya, itu karena Kibum mulai mengetahui keberadaan Kusuma, jadi Kakek kamu berniat membunuh Kusuma agar mereka berdua tidak bisa bertemu lagi, tapi sayangnya Ibunya Tera cuma koma"

"Tera nggak tahu tentang semua ini 'kan?" tanya Sehun lirih.

Menggeleng, Budhe menjawab, "baik Tera maupun Yuta nggak pernah tahu tentang ini" jawab Budhe.

"jadi, Budhe mohon batalin pernikahan kalian, Budhe nggak mau sesuatu hal yang buruk menimpa Tera" mohon Budhe yang membuat kepala Sehun pening bukan main.

Bagaimanapun Sehun adalah laki-laki yang amat sangat mencintai Tera, tentunya dia juga tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa Tera. Sehun juga ingin melindungi gadisnya.

"ini udah malem lebih baik kamu pulang" kata Budhe memecah renungan Sehun.

"Budhe yakin kok kamu pasti tahu apa yang terbaik untuk Tera" Imbuhnya sebelum berlalu pergi meninggalkan Sehun.

Ditengah dinginnya malam Sehun hanya mampu tercenung didepan rumah Tera, air matanya sudah turun perlahan menganak sungai dipipinya. Ditatapnya lamat-lamat rumah reot yang menjadi saksi bisu kisah cintanya bersama Tera, Sehun benar-benar tidak ingin kehilangan Tera, tapi dia juga tidak mau gadisnya dalam bahaya.

"aku harus gimana?" tanya Sehun pada angin malam yang berhembus pongah menusuki pori-porinya.

Tangisan Sehun kian menyedihkan, dadanya amat sangat sesak sampai ia tidak bisa bernafas dengan benar. Laki-laki menyedihkan itu hanya mampu terisak dalam diam, tapi sebesar apapun usahanya untuk meredam tangis sepertinya itu sia-sia begitu pintu kayu yang pliturnya sudah luntur itu terbuka perlahan, dan dibaliknya terdapat Tera dengan wajah masamnya menatap Sehun.

[anti] CommitmentWhere stories live. Discover now