18.Cup Coffea

11K 469 35
                                    


Happy Reading!💕💕


❦❦❦


Jalanan yang masih terlihat basah dengan rintikan hujan yang juga belum berhenti. Kini membuat Gavin dan Alesa yang berada di dalam mobil pun tak ada yang mau berbicara, mereka hanya memilih berdiam bungkam.

Gavin yang melirik Alesa dari kaca mobil di depannya pun, hanya memasang wajah datar, di mana suasana saat itu sangat canggung.

Sesampainya Gavin yang tiba-tiba berhenti di pinggir jalan, tepatnya di depan café coffea. Yang mana di situ Gavin akan mampir sebentar untuk membeli coffea.

"Lo tunggu sebentar, gue mau masuk dulu." pinta Gavin kepada Alesa agar tetap di dalam mobilnya.

Alesa pun hanya melirik nya sebentar, tanpa ada balasan anggukan atau yang lain.

Gavin pun, keluar dari dalam mobil dan berlari masuk ke dalam café.

Setelah beberapa menit di dalam, Gavin pun keluar kembali dari café dengan menenteng dua cup coffea.

 Gavin sambil menyodorkan cup coffea di tangan nya kepada Alesa. "Nih minum, biar gak kedinginan lo." Lanjutnya.

Alesa pun yang di beri coffea oleh Gavin langsung menerima nya, karena jujur saja saat ini dia menahan rasa dingin.

"Makasih." ujar Alesa singkat.

 Gavin pun hanya mendehem kan.

Sebelum Gavin menggegaskan mobilnya, dia sempat melirik Alesa yang mana sepertinya wajah Alesa terlihat pucat, setelah kehujanan sebelumnya.

Gavin membuka jaket hitamnya, lalu memberikan pada Alesa. "Pake dulu jaket gue," ujar Gavin yang menawarkan jaket hitamnya.

Alesa yang melihat Gavin menyodorkan jaket hitamnya pun, hanya melirik saja, "Gak usah, gue gak dingin," jawab Alesa yang menolak.

"Lo pikir gue gak bisa ngebedaain, orang yang lagi kedinginan atau engga?" ujar Gavin.

"Iya.. iya.. gue pake nih," ucap Alesa seraya mengambil jaket Gavin.

"Besok balikin, harus udah di cuci," lanjut Gavin.

Alesa pun langsung menatap Gavin, sontak mata nya melebar bulat.  "Baru gue pinjem, masa besok harus di balikin dan udah harus di cuci, terus kapan gue jemurnya?" dumel Alesa yang protes, yang benar saja habisan si Gavin yang baru pinjemin dia jaket malam ini, besok harus udah di balikin dengan keadaan bersih.[Kan gak mungkin Gavin].

Gavin pun hanya terkekeh kecil, dan melihat Alesa yang nampak nya tak mengerti, bahwa Gavin itu sebenarnya bercanda, dia juga tahu kali. "Bawel banget sih lo, yah.. lo mikir juga kali, ya kali besok gue minta balikin." ucap Gavin.

Yang mana Alesa hanya memutarkan kedua bola matanya, dan tiba-tiba saja dia berpikir bahwa Gavin itu sebenarnya punya sifat kalem nya juga. Tapi sayang, sifat nya ini tak dia tunjukin ke orang-orang, yang mana membuat Alesa tak mengerti akan hal dari sifat Gavin yang sebenarnya.

Akhirnya pun, mereka melanjutkan perjalanan pulang ke rumah Alesa, yang mana Gavin sudah mengetahui alamat rumah Alesa.


❦❦❦


Mobil sport hitam Gavin pun kini sudah terpakir di depan gerbang rumah Alesa, yang mana mereka sudah sampai. Setibanya itu, Alesa pun langsung turun dari dalam mobil Gavin.

Gavin yang menurunkan kaca mobilnya pun, melihat Alesa yang sudah berada di depan nya, "Lo gak bilang makasih, atau thanks, gitu." tanya Gavin.

Alesa yang baru saja berada di depan nya pun langsung melihat Gavin, "Baru juga turun," ucap Alesa, yang memang benar dirinya baru saja datang kehadapan Gavin, "Makasih," jawab Alesa yang langsung pergi masuk ke gerbang rumahnya meninggalkan Gavin, yang masih di depan gerbang.

Dengan wajah datar nya Gavin hanya tiba-tiba mengatakan, "Pantesan dulu pentolan di sekolah lamanya, orang songong nya ngelebihin gue." gumam Gavin sendirian.

Yang mana dia langsung meninggalkan gerbang rumah Alesa dengan mobil sportnya.


❦❦❦


Setelah 30 menitan melaju dengan mobil nya, kini Gavin sudah tiba di dalam rumah. Yang mana sedang di hadapkan dengan Pak Suho yang tampak menunggu dirinya.

"Vin, dari mana? Kenapa baru pulang?" tanya Pak Suho.

Gavin pun hanya mengatakan, "Habis nganterin teman," jawab Gavin datar.

"Papa mu tadi bilang ke bapak, dia tadi pagi izin sama bapak untuk pamit pulang ke Amerika," ucap Pak Suho.

Gavin hanya berdecak. "Terserah papa lah, pak. Mau dia pergi kek, pulang kek, kemana kek, terserah!" ujar Gavin yang sepertinya sudah tak peduli lagi sama keluarganya. Yang mana dia langsung bergegas naik ke kamarnya.

Terdengar suara helaan nafas dari Pak Suho, yang lagi-lagi tak mengerti dengan kedua orang, ayah dan anaknya di keluarga ini.


❦❦❦


Gavin yang sudah masuk ke dalam kamar pun, meletakan cup coffea yang masih dia bawa tadi di mejanya.

Tiba-tiba dia membaca sebuah nama tulisan spidol di cup tersebut.

 "Alesa," gumam Gavin yang ternyata salah memberi cup coffea kepada Alesa tadi, seharusnya dia memberikan punya Alesa, tapi karena dia lupa kalo saat di café tadi di tanya siapa nama yang mau di tulis di cup coffea tersebut, Akhirnya pun, dia salah memberi cup coffea tersebut.

"Ah.. tau ah.. yang penting sama-sama coffea," ujar Gavin yang tak begitu peduli.(Iyalah Vin, terserah lo yang penting sama gak Vin, sama-sama COFFEA).

Lalu setelah itu Gavin pun membersihkan dirinya, dan melanjutkan istirahat malamnya. Yang mana besok sudah harus masuk sekolah lagi.



To Be continue..



❦❦❦


Thankyou yang sudah mampir.

VOTMENT kalian author butuhkan.

LOVE U

GAVIN Where stories live. Discover now