31.Di jemput Gavin

10.2K 384 22
                                    



Halo author balik lagi..

Semoga tidak membosankan ceritanya.

Happy Reading!



❦❦❦


Setelah lelah telah mengikuti tour kemping kemarin. Kini Alesa sudah harus bersiap untuk berangkat ke sekolah kembali.

Terdengar dengusan kasar Alesa di meja makan. "Arhg.. mama masih lama lagi di Seoul, gue kan jadinya gak ada yang buatin sarapan." Ujarnya sendiri.

Ketika ingin beranjak pergi meninggalkan rumah, Alesa yang baru saja sampai didepan pintu rumah nya dikagetkan atas kehadiran Gavin di depan gerbang rumah Alesa.

Sambil berdiri disamping motor merah nya Gavin melambaikan tangan ke arah Alesa, yang terdiam di depan pintu melihat kedatangan Gavin tiba-tiba.

"Alesa, buruan." Panggil Gavin.

Alesa hanya bergumam. "Aissh.. sial ngapain pake acara ngejemput lagi sih." Gerutu Alesa.

Dengan langkah malasnya, Alesa pun menghampiri Gavin yang hanya senyum-senyum kayak tupai kehilangan gigi.

"Lo ngapain sih, jemput gue segala." Ucap Alesa.

"Yaa.. masa gue tega sih liat pacar gue tiap hari naik bis. Terus apa gunanya gue sebagai pacar." Celetuk Gavin

Alesa mendengus kasar.

"Yaudah naik gih, telat lagi nanti kita." Pintah Gavin.

Alesa yang terpaksa ikut sama Gavin pun, akhirnya naik ke motor merah besar Gavin.

Ketika Alesa sudah duduk di belakang Gavin, Gavin mengatakan kepada Alesa. "Pegangangan yah." Ucap nya santai, Alesa hanya mengerutkan dahinya saja.

"Gue bilang pegangan, kalo lo jatuh gue juga yang ribet." Ketus Gavin sekali lagi, yang membuat Alesa akhirnya melingkari tangan nya di pinggang Gavin.

"Udah, puas." Dumel Alesa.

Gavin hanya terkekeh melihat sikap Alesa yang judes. Dan tanpa lama-lama Gavin pun meninggalkan gerbang rumah Alesa, melaju menuju ke sekolah.


❦❦❦

Sesampainya di sekolah, para siswa yang melihat kehadiran Alesa dan Gavin yang datang bersama pun mulai berisik. Ada dari mereka yang masih belum percaya, dan ada dari mereka yang menganggap bahwa Alesa dan Gavin pasangan yang romantis.

"Lo mau ngapain ngikutin gue mulu." Ujar Alesa yang dari tadi di ikuti oleh Gavin di belakang nya.

Gavin tersenyum. lalu berkata. "Yaa.. gue mau nganterin pacar gue sampai depan kelas lah, mau ngapain lagi coba." Ucap Gavin.

Alesa hanya memutarkan bola mata malasnya, lalu melipat ke dua tangan nya di depan dada. "Sekarang kan udah sampai, lo pergi gih." Ujar Alesa kepada Gavin.

Gavin bukan pergi, dirinya malah masuk ke dalam kelas Alesa. Dirinya yang melihat para siswa dikelas Alesa yang dari tadi melihat dia dan Alesa. Tiba-tiba memanggil Mark, yang juga dari tadi melihat Gavin.

Gavin memanggil Mark. "Woi Mark, gue minta elo buat jagain Alesa selama di kelas, kalo ada yang macem-macem ganggu Alesa langsung lapor ke gue!." Ujar Gavin, yang membuat Mark malah tercengang.

"Lo dengar gak sih, Mark!" Sentak Gavin meliahat Mark yang hanya terdiam.

Mark pun langsung sontak tersadar, dan menjawab. "Ok__Oke Vin." Ujarnya terbata.

"Apaai sih, lu lebay banget!" Ujar Alesa yang melewati Gavin di hadapanya.

Gavin hanya tersenyum miring. lalau mengatakan kepada Alesa yang sudah duduk di bangkunya. "Pulang gue anter, jangan kemana-mana pokoknya. Yaudah gue ke kelas dulu ya.. bayyy! " Ujar Gavin yang mana dirinya langsung pergi ke kelasnya.

Alesa hanya mendongak saja melihat kelakuan Gavin yang sangat beda dari awal saat bertemu.

"Wah gila, beneran pacaran nih lo berdua." Ucap Dino yang duduk di meja nya si Jisoo.

Alesa hanya menyenderkan badan nya di bangku, lalu berkata. "Pacaran mata lo," Dumel Alesa yang masih dalam keadaan malas akibat ulah Gavin yang lebay.

"Aelah lo Al, gak pacaran tapi berangkat bareng, di anterin kayak goo food sampai depan kelas. Gitu di bilang gak pacaran. Helooooo.." Sindir Jisoo yang ikut berceletuk.

Alesa hanya mendenguskan helaan nafas kasar saja. Yang mana dirinya bakalan beneran frustasi di buat oleh sikap Gavin yang berubah total pada dirinya.

"Ai, lo beneran berangkat bareng?" Tanya Yuqi yang juga sudah penasaran.

Alesa pun hanya mendehemkan pertanyaan Yuqi dengan malas.


❦❦❦

Gavin yang sudah berada di depan kelasnya, tiba-tiba mendengar sebuah cibiran dari Irene, yang duduk di bangku depan.

"Aduh, dateng-dateng tuh cewek pasti langsung sakit hati deh. liat cowok yang dulu ngejar-ngejar dia berkhianat sama cewek yang katanya di jadiin target dulu sama dia." Ucap Irene mencibir.

Gavin yang mendengar nya pun, langsung menoleh ke arah Irene dan menghampirinya. dengan tatapan tajam Gavin menatap Irene lalu mengatakan. "Mulut bisa dikunci gak? kalo enggak, pengen gue kunciin pake jarum besi gak?" Ujar Gavin di depan Irene yang di tatap nya secara sinis.

Irene pun hanya melihat Gavin dengan tatapan benci nya.

Gavin yang ditatap sinis oleh Irene hanya menyunggingkan sebelah bibirnya, lalu tersenyum miring dan berdesis di hadapan Irene mengatakan. "Kalo gak mau cari mati, mendingan diem aja mbak." Ujar Gavin sambil berdecih, dan pergi berlalu. Meninggalkan Irene yang bergidik ngeri, mendengar ucapan dari Gavin.

Vernon yang dari tadi menunggu kedatangan Gavin pun, langsung berceletuk saat Gavin tiba di tempat duduknya. "Eh Vin, lo berangkat bareng Alesa?" Tanya nya.

Gavin hanya menganggukan kepalanya. Lalu dirinya melanjutkan melipatkan ke dua tangannya di meja dan menidurkan kepalanya.

"Eh kalo Ashilla pulang lo mau ngejelasin apaan Vin?" Ucap Vernon berbisik ke telinga Gavin, yang membuat Gavin langsung mengangkat kepala kembali.

"Lo bisa diem gak sih, hah? gue capek tau gak lo." Sentak Gavin yang menjawab pertanyaan Vernon lalu kembali tidur.

Vernon hanya terdiam. "Nanya doang di sentak." Batin Vernon.

Sikap Gavin yang selalu berubah-ubah, banyak membuat semua orang bingung dengan apa rencananya dan keinginanya saat ini. Tak hanya Alesa, Vernon, dan Irene. Bahkan banyak para siswa yang juga tak bisa menebak sikap Gavin yang sekarang, yang dulu Gavin hanya memiliki satu sikap yaitu pembully. Sekarang Gavin, selalu berubah-ubah dalam menanggapi suatu hal. Sehingga sulit menebak sikap atau sifatnya yang sekarang.



To Be Continue..

❦❦❦

Jangan lupa Vote dan komentar.

Jangan lupa Baca SEAN readers.

Thankyou.

GAVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang