40.Tetanggaan

8.3K 344 11
                                    


❝Ironi cinta: Wanita mencintai laki-laki yang menyakitinya. Laki-laki menyakiti wanita yang mencintainya.❞

Happy Reading!



❦❦❦

Setelah semalaman bersama Gavin. Pagi ini Alesa terlihat semangat untuk pergi kesekolah. Apalagi Gavin yang sudah mengirim pesan untuk Alesa, agar pagi ini mereka bisa berangkat bersama kesekolah.

Sambil mengunyah roti selai dimulutnya, Alesa yang dari tadi bolak-balik memperhatikan penampilanya di cermin lantai bawah pun, hanya senyum-senyum gak jelas gitu.

Gavin yang belum datang menjempuntnya pun, membuat Alesa masih santai didalam rumahnya. Dengan handphone di tangan nya, Alesa berkata. "Mama sama Jerry nyampai ke rumah jam berapa ya?" gumam Alesa, yang mana hari ini mamanya dan Jerry baru pulang dari Seoul.


Ttting..Tttungg..

Suara bel rumah Alesa berbunyi, membuat Alesa langsung beranjak dari tempatnya.

Alesa mengira itu adalah Gavin, tapi saat dia membukakan pintu rumahnya ternyata orang lain.


Cklek..

Dengan menenteng sebuah kotak kue ditangan nya, anak cowok yang bediri di depan pintu rumah Alesa, menyapa Alesa. "Hai!" Sapa Arion yang ternyata orang yang datang kerumah Alesa.

Sambil mengerutkan dahinya. "Elo," Ujar Alesa, yang mana dirinya sedikit terkejut. Dengan kehadiran Arion pagi-pagi dirumahnya. "Lo ngapain pagi-pagi dirumah gue?" Tanya Alesa bingung.

Arion tersenyum. Lalu membalas. "Ternyata kita tetanggaan yah," ucap Arion yang mana dirinya ternyata tetangga baru Alesa. Lalu Arion menyodorkan kotak kue tersebut ke hadapan Alesa.

"Nih, dari mama gue. Gue disuruh anter kerumah lo."

Alesa hanya menaiki alis sebelahnya. "Umm__ eh apaan ni?" balas Alesa masih belum percaya bahwa ada teman sekolahnya, yang bertetanggan sama dirinya.

"Cuma kue kok." Ujar Arion.

"Yaampun makasih loh, gak usah repot-repot jadi gak enakan sama mama lo." Ucap Alesa tak enakan.

"Udah gak papa kali, lagian semua tetangga gue kasih kok, bukan cuma lo doang!" kekeh Arion tercengir didepan Alesa.

Alesa hanya tersenyum malu. Ternyata bukan dia doang yang dikasih kotak kue sama mama Arion. Tapi satu RT RW di bagiin sama mama Arion yang baru pindahan.

"Oh iya, lo mau berangkat sekolah kan?" Tanya Arion yang juga sudah memakai pakaian seragam dengan rapi.

Alesa mendehem. "Iya."

"Yaudah bareng aja yuk, gue bawa mobil soalnya." Ujar Arion menawarkan Alesa agar berangkat bersama.

Alesa hanya menggaruk alis nya yang tidak gatal. Lalu berkata. "Sorry, gue udah ada yang jemput." Balas Alesa sebenarnya sedikit tak enak.

"Ohh, pacar elo itu ya?" Tanya Arion.

Alesa mengangguk cepat.

"Yaudah deh, kalau gitu gue duluan." Ujar Arion yang ingin berbalik badan, "Oh iya lo panggil gue Ari aja, kalau Arion kepanjangan." Lanjutnya kepada Alesa lalu dilanjutkan dengan anggukan Alesa.

"Gue duluan, bye." Seru Arion yang sudah keluar gerbang rumah Alesa.

Alesa pun hanya medenguskan nafasnya saja. Dan tak lama kemudian Gavin pun datang.

"Untung si Gavin gak ngeliat Arion, bisa di bogem pagi-pagi Ari sama Gavin." Gumam Alesa yang sudah khawatir kalau Arion bakalan kena bogeman pacarnya, karena Gavin tak suka saat melihat Alesa deket-deket sama cowok lain. Apalagi mungkin Arion, yang beberapa hari lalu lancang mengajak Alesa kenalan.

Gavin yang sudah turun dari ninja merahnya, melihat Alesa didepan pintu hanya mengernyitkan dahinya. "Kok nunggu diluar?" Tanya Gavin yang sudah menghampiri Alesa.

"Umm__iya ini baru keluar kok." Balas Alesa yang berbohong.

Gavin pun langsung membalasnya dengan senyuman. "Yaudah kalau gitu langsung mau berangkat kan." Ujar Gavin.

"Iya, yuk langsung berangkat." Lanjut Alesa yang kemudian mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu.


❦❦❦

Ketika sesampainya disekolah, Gavin dan Alesa yang berjalan berbarengan dilorong koridor pun, sudah tak asing lagi bagi para siswa. Melihat Gavin dan Alesa.

"Ah, enak punya pacar. Kekelas aja dianterin!"

"Mana Gavin makin hari makin ganteng lagi."

"Kapan gue punya pacar."

Begitulah kira-kira bisikan dari siswi-siswi yang duduk diemperan koridor.

Tiba-tiba Vernon dari arah belakang menepuk bahu Gavin, yang sedang berjalan bersama Alesa.

Sambil membisikan sesuatu ketelinga Gavin. Dan yang mana terlihat perubahan raut wajah Gavin yang berubah saat Vernon membisikan sesuatu ke telinganya.

Gavin berdecak. "Ck. Sialan!" Desis Gavin.

Alesa yang melihat perubahan raut wajah Gavin seketika, sedikit takut. Yang mana itu adalah tampang wajah Gavin yang sangat di benci oleh Alesa.

"Ke_kenapa Vin?" Tanya Alesa sedikit takut.

Gavin pun langsung menoleh kearah Alesa. Lalu berkata. "Al, lo kekelas sendiri gak papa kan? Gue ada urusan." Ucap Gavin mendadak.

Alesa pun langsung mengganguk cepat. "Iya, gak apa-apa kok." Balas Alesa.

Gavin pun tersenyum. "yaudah kalau gitu gue duluan ya, maaf Al." Ucap Gavin yang sepertinya langsung berlari melangkah cepat dari hadapan Alesa bersama Vernon, menuju suatu tempat.

Alesa hanya memanyunkan sedikit ujung bibirnya. Lalu berkata. "Ada apa ya?" Gumam Alesa. Yang mana dirinya ikut khawatir apa yang terjadi dengan Gavin.


To Be Continue.

Voment please!

GAVIN Where stories live. Discover now