Dua Puluh Sembilan

96 13 0
                                    

Happy Reading!

Guys! Hari ini pulang awal, tadi gue tanya sama Ibu kantin!” Teriakan Vizco saat pemuda itu masuk kelas langsung mendapat atensi oleh seluruh penghuni 12 Bahasa.

“Yang benar, Co? Entar hoax lagi, lo kan sesat, mana bisa dipercaya,” sahut Anggia yang masih sibuk bermain ponsel—karena pagi ini kegiatannya adalah vote Idol favoritnya terlebih dahulu pada Mubeat, Starpass, Whosfan, dan masih banyak lagi kalau disebutkan.

“Noh, cek kantin kalau nggak percaya. Gue baru ke sana, terus lihat gorengan Ibu kantin cuma dikit,” jelas pemuda yang memegang satu cup kopi. “Udah gue tanya juga, katanya pulang awal.”

Memang seperti itu dugaan kalau pulang awal versi 12 Bahasa—di kantin gorengan yang dibuat hanya sedikit. Kenapa gorengan yang dibuat hanya sedikit? Ya karena kalau banyak seperti biasa gorengannya bakal sisa, sayang modal yang sudah keluar. Maka dari itu, di SMA Panorama jika sekolah memulangkan muridnya lebih awal, para pedagang kantin akan membuat gorengan, soto, nasi goreng dan makanan lainnya dalam jumlah sedikit. Untuk memastikan anak 12 Bahasa akan bertanya ibu kantin.

Gerak tangan Daniela yang tadinya menulis super cepat itu terhenti. “Sial, tahu gitu tugas Sastra Indonesia sama PKN nggak gue kerjain sekarang,” dumal Daniela yang masih bisa didengar oleh teman-temannya.

“Foto aja, Dan, itu yang lo salin punya siapa? Gue juga belum ngerjain sih yang PKN. Kalau Sastra Indo semalam udah dikirim Anggia,” sahut Vizco, yang mana pemuda itu berjalan ke arah meja Satriya—tempat Daniela menyalin tugas. “Gila. Ini Sastra Indonesia banyak banget jawabannya. Punya gue yang dikirim Anggia nggak sebanyak ini, njir. Punya siapa sih?”

“Punya Jingga ini. Gue pinjam dia,” balas Daniela.

Anjir lah, niat banget jawabannya ...”

Daniela tak menghiraukan Vizcho. Gadis itu beralih meraih ponsel untuk memotret jawaban tugas tersebut.

“Ini PKN, nih?” tanya Vizcho lagi. “Share dong jawabnnya.”

“Bentar.”

“Eh, Co, tadi kata Ibu kantin katanya acara apa emang kok pulang awal?” tanya Minna—mantan Vizco.

“Ada sosialisasi. Terus tadi dengar dari anak IPA katanya bakal ada sosialisasi SNMPTN.”

“Gue mau bolos aja deh. Cuma sosialisasi doang, entar bisa tanya yang lain.”

Krisna melirik Isha yang barusan mengatakan kalau ingin bolos. “Mau ke warung Mbak Indah, Sha?”

“Yoi.”

“Kira-kira mulai jam berapa ya sosialisasinya?” tanya Aika pada siapa saja yang berada di dalam kelas 12 Bahasa.

“Nggak tahu. Lihat aja entar abis istirahat pertama gimana. Kalau nggak ada pengumuman berarti abis istirahat kedua,” balas Vizco.

Tepat setelah jam istirahat pertama, terdengar bunyi pengumuman yang intinya bahwa sosialisasi akan dilakukan setelah jam istirahat pertama selesai. Hal itu membuat murid-murod bersorak senang. Bahkan, beberapa di antara mereka sudah menyusun rencana-rencana untuk bolos dari kegiatan tersebut.

Istirahat pertama, beberapa murid kelas 12 masih berkeliaran di sekolah, sekedar mengisi perut di kantin atau melakukan association of study statistika focused group discussion. Namun ada juga yang langsung menggendong tas untuk segera membolos. Sejujurnya, gerbang depan di tutup dan biasanya ada dijaga oleh satpam. Meski begitu, masih ada cara lain untuk keluar dari area sekolah, yaitu dengan cara melompat pagar. Syukur-syukur kalau gerbang depan tidak ada yang jaga, jadi bisa lewat sana diam-diam.

Kombinasi | New VersionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora