Empat Puluh Satu

171 26 21
                                    

Happy Reading!

“Pengumuman ... bagi seluruh siswa kelas dua belas harap segera memasuki aula. Sekali lagi, seluruh siswa kelas dua belas harap segera memasuki aula dikarenakan akan ada sosialisasi dari Kakak-Kakak alumni. Sekian pengumuman dari saya, terima kasih.”

Begitu suara pak Wiyono terdengar lewat spiker kelas. Selepas istirahat kedua, semua murid kelas dua belas berbondong-bondong memasuki aula. Tulisan ‘Campus Expo’ sudah terpasang di depan—tepatnya atas layar proyektor.

Ruang aula yang berbentuk persegi panjang itu ditata sedemikian rupa. Di pinggir kanan dan kiri stan kampus negeri dan swasta, sekolah ikatan dinas, Poltekkes juga Poltek Negeri berjejer rapi—dengan kakak alumni yang nantinya akan menjelaskan bagaimana sistem perkuliahan di almameter masing-masing.

Sebelum dimulai, semua murid kelas dua belas duduk di tengah-tengah—lesehan dan diberi pengarahan terlebih dahulu oleh bapak dan ibu guru.

“Setelah bulan kemarin kita mengadakan UTS dan UAS semester ganjil, semoga saja hasilnya memuaskan. Sebab, UTS dan UAS ini nanti sangat penting sebagai bahan penilaian raport untuk SNMPTN. Jadi, harapannya kalian kemarin memaksimalkan dua ujian ini.”

“Buat yang nantinya daftar SNMPTN, portal pendaftaran dimulai bulan februari sampai awal maret. Pengumumnnya sendiri pertengahan bulan mei, kalian bisa buka langsung di website SNMPTN.”

“Dihimbau buat kalian semua jangan terlalu ngandelin SNMPTN. Lebih baik belajar buat SBMPTN, kalian kan udah diwanti-wanti sejak awal kelas dua belas. Coba-coba mulai mengerjakan satu paket soal SBMPTN supaya punya gambaran tingkat kesulitan yang bakal nanti kalian hadapin.”

“Ketika udah ada gambaran tingkat kesulitan soal SBMPTN, coba bandingkan dengan soal UN. Memang, rada jomplang, di mana tingkat kesulitan soal SBMPTN lebih tinggi daripada soal UN. Sebab, soal SBMPTN banyak analisis dan memerlukan pemahaman yang mendalam terhadap materinya. Sementara, soal UN relatif bisa dihafal. Kalau kalian biasa latihan medan SBMPTN, biasanya UN lewat. Nah, gimana kalau nggak lolos SBM? Bagi yang pengin banget kuliah di Universitas Negeri, kalian bisa ikut Seleksi Mandiri PTN. Seleksi Mandiri PTN nggak terlalu berbeda dari SBMPTN. Jadi, kalau kalian bisa mantap mempersiapkan diri buat SBMPTN ini.”

“Intinya lebih fokusin ke SBM aja. Kalau kalian udah latihan dan belajar SBM pasti UN bakal lewat. Tapi ... bagi kalian yang mau daftar di sekolah kedinasan biasanya mempertimbangkan nilai UN dan nilai US. Begitu pun yang pengin lanjutin ke luar negeri dengan mengharapkan dana beasiswa.”

Kurang lebih satu jam mereka diberi pengarahan tentang dunia perkuliahan. Kini saatnya murid kelas dua belas berhambur kesana-kemari bertanya perihal kampus impian kepada kakak-kakak alumni.

“Mulai dari mana nih kita?” tanya Aura.

Jeni berdecak. Malas sekali kalau harus berdesakan, tapi demi informasi mengenai kampus impian tak apa kali ini berdesakan. “Ramai semua gila ...”

“Ke stan UB dulu aja, ayo?” ajak Jingga sambil memperhatikan sekeliling. “Abis itu stan Undip atau Brawijaya.”

☼☼☼

Berbeda dengan Jingga dan sahabatnya. Kini pemuda dari kelas Bahasa, sebut saja Alan dan Senja sudah nangkring di stan Unair untuk bertanya-tanya dengan kakak alumni. Lebih tepatnya, Alan yang banyak bertanya.

“Kalau tahun kemarin, 2017, keketatan prodi Pendidikan Dokter yang jadi favorit di Unair, Dek. Kalau nggak salah kemarin sampai 1 banding 20 jalur SNM, terus SBM tuh sekitar 1 banding 40, buat Mandiri ada 1 banding 80. Nggak cuma itu sih, keketatan beberapa prodi lain juga naik dari tahun sebelumnya di jalur SNMPTN.”

Kombinasi | New VersionWhere stories live. Discover now