5 | Tentang keduanya

370K 27.8K 11.7K
                                    

Reygan melangkah kedalam rumahnya, sore ini dia pulang, yang seharusnya pulang dua hari lagi, tapi dimajukan atas permintaan langsung Ayahnya kepada pihak maskapai karena Reygan akan menikah tiga hari lagi.

Reygan melihat rumahnya ramai, banyak sanak saudara datang. Reygan tersenyum ke arah Ibunya yang duduk bersama kakak sepupunya.

"Gan! Sini duduk, udah lama kita nggak kumpul rame-rame gini," kata ibunya sambil menepuk-nepuk bagian kosong di sofa sebelahnya.

Reygan mengangguk. "Ke atas dulu Ma, taro tas, berat."

Mamanya tersenyum. "Nanti kebawah ya Gan,"

Terlihat sekali bahagianya.

Reygan menaiki tangga, dan berpapasan dengan Gavin sepupunya yang datang dari Manado.

"Reygan!"

Reygan balas memeluk sepupunya itu. "Udah lama Vin?"

Gavin mengangguk. "Lumayan. Gila, saking sibuknya jadi pilot, lama nggak ke Manado."

Reygan tertawa. "Nggak gitu Vin, durasi penerbangan gue berjam-jam setiap harinya. Sekalinya, cuti cuman dua minggu."

Itu pun cuma ketemu Fannesa.

Gavin menepuk pundak Reygan. "Santai aja sih Gan, gue cuma bercanda."

Reygan tertawa. "Tau gue kok, udah ya, gue mau keatas dulu berat nih tasnya."

Gavin mengangguk. "Eh iya, congrats ya buat pernikahan lo. Calon istri lo cantik."

Reygan mengerutkan keningnya, memang tadi Jennie sempat kesini?

"Lo udah ketemu?"

Gavin tertawa sambil menggeleng. "Nggak lah Gan, gue cuman lihat di foto prewedding lo, udah jadi. Noh diruang depan."

Reygan mengangguk. "Oh gitu,"

"Nggak usah takut gitu lah Gan, gue juga nggak bakal nikung kok, walaupun dia cantiknya kelewatan."

****

Jennie duduk di motor besar Kris yang sedang di lampu merah.

Kris menghadap belakang, menatap Jennie. "Mau langsung pulang atau ada yang mau kamu beli?"

Jennie menggeleng. "Langsung pulang aja Kris, Mama udah sms suruh langsung,"

Kris mengangguk, bersiap-siap karena lampu sudah mau hijau.

Jennie tidak berbohong, ibunya SMS suruh langsung pulang, sebenernya sih Jennie mau-mau aja berlama-lama dengan Kris seperti ini.

Tapi, waktu tidak memungkinkan.

Jennie turun dari motornya, dan memberikan helm kepada Kris. "Makasih ya Kris,"

Kris mengangguk. "Iya, sama-sama. Aku langsung balik aja ya, salam buat Mama kamu,"

Jennie mengangguk. "Oke, hati-hati ya."

Kris tersenyum. "Bye sayang,"

Jennie membelalak kaget. Sayang?

Astaga, jantungnya langsung berdetak kencang, tangannya dingin, pasti pipinya sudah memerah.

Kris terkekeh melihat respon Jennie, lalu membunyikan klakson dan pergi dari sana.

Sementara Jennie masih terpaku ditempatnya.

Memegangi dadanya yang berdegup kencang.

Jennie melangkahkan kakinya kedalam rumah, melepas sepatu dan meletakkannya di rak.

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now