[REVISI] Satu permintaan

433K 27.3K 3.4K
                                    

****

Reygan terbangun, dengan keadaan yang kacau, kepalanya pusing, dan mual.

Reygan terduduk di ranjang, dan terkejut ketika menemukan dirinya tidak memakai apapun.

Reygan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar ternyata dia ada di kamar Jennie.

Dan, kemana gadis itu?

Reygan memakai kemejanya lagi, dan melihat ternyata disitu ada sweater abu-abu milik Jennie yang telah disobek.

Reygan terpaku. Jangan-jangan?

Dengan sekuat tenaga Reygan berlari ke segala bagian rumah dan tidak menemukan Jennie dimanapun.

Kepingan-kepingan ingatan kejadian semalam terus menghantui pikirannya membuat Reygan terpaku.

"ARGH! KOK JADI GINI SIH!"

****

Jennie memegang mug, tangannya mendingin.

"Gue dukung lo cerai sama Reygan!"

Jennie mendongak, menatap Satria. "Sat, gue,..."

Vella yang duduk di samping Jennie mengelus kepala sahabatnya.

"Gue cinta sama dia Sat,"

Satria menatap Jennie. "Jen! Lo pake otak lo dong! Kalo cinta nggak pake otak juga tolol namanya! Hati sama logika harus selaras!"

Vella menatap Satria. "Bahasa kamu terlalu kasar,"

Jennie masih diam. Mendengarkan perkataan Satria.

Vella mengelus kepala Jennie. "Jen, nggak ada yang salah sama perasaan lo kok, tapi lo pikirin diri sendiri, jangan mau bertahan sama toxic relationship gini,"

Jennie menangis. "Gue nggak bisa, walaupun gue tau, Reygan cuman cinta sama Fannesa."

Satria berkacak pinggang. "Selama ini gue diem lo diapain sama Reygan, tapi kali ini keterlaluan Jen,"

"Sat, gue tau gue bodoh, tolol, atau semacamnya, tapi gue sayang sama dia Sat,"

Satria duduk di meja rias Vella. "Makanya gue bilang pake otak lo! Laki-laki nggak cuma Reygan! Masih banyak Jen, masih banyak!"

Vella melotot. "Hush!"

"Udah nggak usah dipikirin dulu, lo diem di kos gue dulu aja Jen, jangan dipaksain pulang." kata Vella.

Satria berdiri, menepuk pundak Jennie
"Maaf gue terlalu kasar, gue cuman mau yang terbaik buat sahabat gue."

Jennie menoleh, "Gue paham kok, makasih Sat."

Vella menyerahkan handuk, karena pagi ini Jennie datang dengan penampilan yang kacau. "Mandi dulu Jen, gue sama Satria beli sarapan buat kita bertiga dulu."

Jennie mengangguk. "Makasih banyak ya Vel, Satria. Kalian bener-bener sahabat gue,"

Keduanya mengangguk. "Iya,sama-sama Jen,"

****

Reygan memijat pangkal hidungnya. Lelah mencari keberadaan Jennie.

Reygan memutari kampus Jennie, tapi tidak menemukan petunjuk dimana Jennie magang.

Tiba-tiba Reygan teringat satu nama.

Gavin.

Reygan men-diall nomer Gavin, sambil menunggu di dalam mobil yang terparkir di kampus Jennie.

"Halo?"

Reygan terkesiap, "Vin, Jennie dimana?"

"Dia nggak ke kantor, bukannya lagi sakit?"

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now