[REVISI] Quítatelo

395K 24.8K 4.6K
                                    

*****

Jennie menuruni tangga, sambil menenteng beberapa berkas yang belum sempat dia masukkan dalam tas.

Ini dua minggu, sejak kepulangannya dari rumah sakit, sudah dua minggu sejak laki-laki itu memeluknya dikamar.

Anehnya, Jennie tidak merasa kehilangan.

Jennie malah merasa bebas, seperti menemukan kembali jati dirinya.

Jennie duduk didepan Risa yang baru saja duduk, meletakkan segelas susu untuk Jennie.

"Magangnya berapa lama lagi Jen?"

Jennie menatap Mamanya, sambil merapikan rambutnya. "Kurang tiga hari lagi Ma, abis itu nyusun laporan,"

Jordi tiba-tiba datang, dan mengecup kening Jennie. "Bentar lagi lulus ya,"

Jennie mengangguk sambil tersenyum.

"Katanya temen kamu itu, mau nikah?"

Jennie mengangguk. "Si Vella maksud Mama?"

Risa mengangguk.

Vella dan Satria memutuskan untuk menikah, entah alasannya apa. Satria memang satu tingkat di atas Vella dan Jennie.

Jennie juga berteman, karena bertemu di organisasi.

Jennie senang, akhirnya dua manusia kesayangannya menikah.

"Iya, Vella juga udah kabarin. Nanti baju seragamnya Jennie dateng,"

Risa tersenyum. "Nanti Mama yang terima ya, kan kamu masih magang."

"Iya,"

Jordi berdeham. "Kamu nggak nyari Reygan?"

Jennie menggeleng. "Memang buat apa? Udah bisa dimulai proses cerai nya Pah?"

Jordi memandang Risa. "Kamu yakin mau cerai? Nggak memberi kesempatan kedua?"

Jennie menggeleng cepat. "Nggak, abis cerai Jennie mau fokus karir, kejadian kemarin bikin trauma sendiri,"

Jordi mengangguk lagi. "Yaudah, Papa terserah kamu saja,"

Jennie berdiri. "Aku berangkat ya Ma, Pa,"

Setelah berpamitan dan bersalaman dengan kedua orangtuanya. Jennie menaiki mobilnya dulu, kini Jennie sudah mulai beraktivitas seperti biasanya.

Mobil putih itu terparkir dengan apik di halaman kantor.

Jennie keluar, dan memasuki kantor sesekali tersenyum ketika berpapasan dengan teman-temannya.

Gavin datang, menghampiri Jennie. "Maaf ya Jen, aku nggak bisa datang jenguk, ada dinas keluar kota."

Jennie mengangguk. "Santai aja,"

Gavin duduk disebelah Jennie. "Jadi, kejadiannya beneran karena Reygan dorong kamu?"

Jennie hanya diam sambil tersenyum.

"Jadi, nasib pernikahan kalian gimana?"

Jennie menoleh ke arah Gavin. "Kok kamu kepo?"

Gavin menggaruk tengkuknya. "Ya enggak sih, yaudah kerja gih, tiga hari lagi selesai kan masa magangnya?"

Jennie mengangguk. "Iya,"

Gavin berdiri. "Aku balik ke ruangan, kalo mau tanya langsung masuk aja."

Jennie mengangguk dan mulai fokus ke lembaran demi lembaran dihadapannya.

****

Reygan menapaki kaki kembali di Indonesia setelah sebelumnya dia berada di Australia.

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now