[REVISI] Unexpected

439K 28.8K 10.6K
                                    


****

Vella memijat tengkuk Jennie yang sudah mual pagi ini. "Masih mau muntah nggak?"

Jennie menggeleng. "Udah nggak kok,"

Vella membantu Jennie, mendudukan di ranjang sederhana miliknya. "Jen, lo memang tiap pagi kayak gini?"

Jennie mengangguk. "Iya, emang gini Vel."

Vella menatap miris sahabatnya, tubuhnya kurus, matanya menghitam, dan setiap malam Vella tau Jennie menangis.

Vella mengelus pundak Jennie. "Mau keluar nggak? Jalan-jalan gitu? Udah lama kan kita nggak hangout?"

Jennie tersenyum. "Boleh kok, tapi nanti ya agak siangan. Kepala gue masih pusing banget, pengen tidur bentar."

Vella mengangguk. "Oke, gue mandi dulu ya,"

Kini keduanya sudah ada di pusat perbelanjaan, keduanya berjalan ke sana kemari, membeli barang-barang yang mereka suka.

"Eh Jen, bagus yang coklat atau biru dongker?"

Jennie berpikir sejenak, "Biru dongker deh keknya,"

"Yaudah, nih lo yang biru, gue yang coklat."

"Hah? Kok gue?"

Vella tersenyum. "Langsung pake aja buruan, kita couple."

Jennie mengangguk. "Makasih Vel,"

Keduanya tampak mengenakan baju dengan model yang sama, kini mereka memasuki salon sesekali tertawa.

"Jen, rambut gue bagusan coklat atau abu-abu?"

Jennie berpikir, "Abu-abu bagus deh, nanti Satria kaget liat lo,"

Vella tertawa.

Jennie hanya mencuci rambutnya, dan sedikit treatment akibat rambutnya yang sudah lama tidak ia urus seperti ini.

Vella memandang Jennie dari samping, tersenyum saat perempuan itu sedikit bersenandung.

Kini keduanya menjajaki bagian buah dan sayur, karena persediaan di kos Vella sudah menipis.

Vella mendorong stroller ke bagian buah, dan memilih-milih buah disana. "Jen, bumil tuh banyakin makan buah, biar bayi lo sehat,"

"Gue mau apel aja deh, sama itu tuh jeruk."

Vella mengambil dan meletakkannya di stroller. "Susu hamil lo sekalian Jen,"

Jennie mengangguk, dan berjalan ke bagian susu.

Namun, baru saja beberapa langkah berjalan, matanya terpaku melihat seseorang.

Fannesa?

Yang membuat Jennie heran seorang laki-laki yang tentunya bukan Reygan.

Lalu, siapa laki-laki itu?

Vella menyusul Jennie, dengan mendorong stroller. "Jen, melamun. Liatin apaan?"

Vella mengikuti arah pandang Jennie, "Cewek itu lo kenal?"

Jennie menatap Vella. "Dia Fannesa, pacarnya Reygan."

Vella melotot. "Kok sama cowok?!"

Jennie mengangkat bahunya.

Ternyata Fannesa juga melihat keduanya, dan terkejut. "Jennifer?"

Vella langsung berdiri, didepan Fannesa. "Oh ini cewek yang dipertahanin Reygan?"

Fannesa mengernyitkan dahinya. "Maaf, gimana?"

Hi, Captain! [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon