[REVISI] Heart Beating

414K 28.1K 3.5K
                                    

∆Jangan lupa tinggalkan jejak ya?∆

****

Jennie membuka matanya, dan Reygan masih tidur di sofa. Jennie perlahan mendekat ke sana, dan berjongkok melihat wajah tenang Reygan.

Jennie menghela nafasnya. Dia sendiri bingung dengan perasaannya, bagaimana jika kedepannya dia menemukan laki-laki yang benar-benar di cintai selain Reygan?

Padahal dia sudah berusaha memperbaiki semuanya?

Lelah memikirkan semuanya, Jennie berdiri dan perlahan membuka tirai kamar, dan berjalan ke kamar mandi.

Lima belas menit kemudian, dia sudah berganti dengan kemeja merah maroon dan rok span berwarna hitam diatas lututnya.

Jennie langsung kebawah dan memasak bubur ayam hangat kesukaannya di pagi hari.

Reygan perlahan membuka matanya, melihat ke ranjang dan terkejut Jennie tidak ada.

Reygan langsung berlari dan menuruni tangga dengan cepat, dan menghembuskan nafasnya ketika melihat Jennie sedang memasak disana.

Reygan takut yang kemarin hanya mimpi.

Reygan melihat tampilan Jennie, tubuhnya yang proporsional terbalut kemeja dan rok span ketat, membuat Reygan meneguk ludahnya.

Kenapa dia jadi seksi ketika berjalan-jalan di dapur dengan tampilan seperti ini?

Jennie menoleh ketika mendengar derap langkah dibelakangnya. Hanya menoleh, tidak berbicara apapun.

"Kamu mau magang ya?"

Jennie mengangguk.

"Naik apa? Mobil kamu?"

Jennie mengangguk lagi sambil menabur bawang goreng ke atas dua mangkuk bubur ayam.

"Aku anter aja ya? Kalo nyetir sendiri bahaya, kamu pulang malem kan?"

"Nggak, gue bisa sendiri." Jennie berjalan ke arah meja, dan meletakkan mangkuk disana beserta air putih.

"Aku anter aja deh, nggak apa-apa kok. Mau ya?"

Jennie menatap Reygan yang baru saja duduk didepannya, sambil menatapnya.

"Segitu gabutnya lo? Dulu aja gue minta anter lo nggak mau."

Reygan terdiam. Dia tidak berani berbicara ketika Jennie menyangkut pautkan masa lalu.

Jennie menyodorkan mangkuk ke depan Reygan. "Makan, biar ada tenaga nyetirin gue."

Reygan tersenyum tipis. "Makasih Jen,"

Keduanya makan dengan tenang, sesekali Reygan melirik perempuan didepannya, yang nampak cantik dengan make-up tipis dan rambut kuncir kuda.

Reygan juga memuji masakan Jennie yang enak dan pas di lidahnya. Reygan melirik jari Jennie yang polos tanpa cincin pernikahan mereka. "Cincin kamu kemana?"

"Ada,"

Reygan menghela nafasnya, sebenarnya dia juga ingin marah ketika Jennie tidak memakai cincin pernikahan mereka.

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now