Hi, Captain! [COMPLETED]

[REVISI] Kisah kita

"𝓛𝓮𝓽 𝓲𝓽 𝓱𝓾𝓻𝓽, 𝓽𝓱𝓮𝓷 𝓵𝓮𝓽 𝓲𝓽 𝓰𝓸."

******

Hanya ingin kalian tau, aku benci sad ending, dan cerita ini akan happy ending. Tapi, mungkin berliku-liku, terjal, curam dan berbatu 😹😹

*****
Jangan lupa vote yup🌟

*****
Happy reading❤️

*****

Jennie masuk ke dalam kamarnya, menangis disana. Tidak, dia tidak menangisi keputusannya untuk bercerai dengan Reygan, tapi menangisi semua yang buruk telah terjadi padanya, rasanya hanya secuil kebahagiaan yang pernah dia rasakan ketika bersama Reygan.

Sementara di luar, Reygan terdiam, hatinya berdenyut sakit, dia memang menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan Jennie untuknya, dan rasa kehilangan merasuk dalam hatinya. Jennie, telah meninggalkannya.

"Udah Gan, balik. Yang penting, lo udah kesini, minta maaf sama dia.  Dia butuh waktu Gan, jangan dipaksa."

Reygan menoleh ke arah Gavin, yang berdiri di sebelahnya. "B-besok gue cerai Vin, gue nggak mau."

Gavin terdiam, dia memang mendengar semuanya, dan cukup mengerti apa yang terjadi di antara Reygan dan Jennie. Entah siapa yang salah, siapa yang benar, dia tidak tahu. Tapi, kalau kedua-duanya sama-sama mementingkan ego, maka begini adanya, akan berpisah.

"Ayo kita pulang, kalau besok memang harus sidang cerai, lo hadapi. Lo yang minta ini semua kan?"

Reygan duduk lagi di ayunan kayu itu, menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Gue tapi udah nyesel Vin, gue nggak mau. Tapi, kenapa Jennie tetap kekeuh?"

"Pulang Gan. Ini rumah orang, jangan gini nggak enak."

Gavin menarik tangan Reygan, yang sedang berjalan dengan tatapan kosong, seolah tak ada semangat hidup. Enak itu jomblo, bebas haha-hihi dengan siapapun, bebas kemanapun tanpa ada yang melarang. Tapi, ya nggak enaknya kalau sudah seumur Gavin, suka dibanding-bandingin sama anak tetangga yang sudah menikah.

*****

Jennie bangun di pagi hari, di pukul 04;30 sidang perceraiannya nanti akan dimulai pukul 09;00 dan kalau resmi bercerai, statusnya akan berubah menjadi janda. Di umur yang ke dua puluh dua tahun.

Matanya menatap ke luar jendela, lalu menghembuskan nafasnya. Dia sudah yakin, keputusan ini, kalaupun sudah bercerai, Reygan tetap akan berhak atas anak ini, biar bagaimanapun Reygan adalah Ayahnya. Dan, Jennie tidak akan membatasi interaksi keduanya.