[REVISI] Feeling

414K 26.1K 7K
                                    

Reygan bolak-balik berjalan didalam ruangan Jennie. Dia tidak bisa tidur di sofa rumah sakit, yang menurutnya keras.

Reygan menoleh ke arah Jennie, karena mendengar gadis itu mengeluarkan suara seperti sebuah gumam.

Reygan berjalan mendekati Jennie, dan melihat keringat mengucur di pelipis Jennie.

Padahal, ruangan sudah ber-AC.

Reygan mengulurkan tangannya, mengusap dahi Jennie dengan telapak tangan.

Jantungnya berdetak kencang, saat kulit mereka bersentuhan rasanya seperti setrum.

Reygan berhenti mengusap, ketika Jennie memiringkan kepala ke arah Reygan.

Rambut hitam, panjang itu begitu ingin dibelai, dielus dari tempatnya berdiri pun, Reygan bisa mencium aroma segar dari rambut gadis itu.

Pakai sampo apa ya? Kenapa wangi sekali?

Gerak-gerik gadis itu seperti gelisah dalam tidurnya, membuat Reygan menatapnya lama.

Dengan tangan gemetar, Reygan mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut Jennie.

Reygan mengelus dengan lembut, sambil memandangi wajah gadis itu, pipinya, hidung mungilnya, bulu mata yang lentik, bibir yang biasanya merah, kini memang terlihat pucat.

Reygan terperangah saat Jennie perlahan tidur dengan nyenyak, dan tidak mengeluarkan suara gumaman lagi.

Tanpa sadar, Reygan tersenyum tipis sambil terus mengelus rambut Jennie.

Pukul 03;15 Reygan masih tidak bisa tidur, alhasil dia sempat ke kantin dan memesan susu coklat hangat di cup, dan membawanya ke ruangan Jennie.

Reygan mengambil ponselnya, tidak ada pesan apapun dari Fannesa, membuat Reygan menghela nafasnya.

Reygan men-diall nomer Fannesa, beberapa kali, tapi tetap tidak diangkat.

Reygan : Nes, angkat kita perlu bicara.

Reygan menyenderkan tubuhnya ke senderan sofa, dan tak lama dia tertidur.

****

Waktu menunjukkan pukul 09;38 Reygan merenggangkan otot-otot di badannya.

Dan, menemukan Jennie sudah duduk di ranjang, dengan meja lipat, seraya mengupas buah jeruk.

Jennie tersenyum manis, membuat jantung Reygan kembali berdetak kencang.

"Makasih ya udah jagain, sampe tidur di sofa gitu,"

Reygan mengalihkan pandangannya, ada selimut rumah sakit.

Dan, sejak kapan Reygan memakai selimut ini?

"Aku yang kasihin selimutnya, abisnya kamu gelisah, kenapa nggak bawa selimut kesini?"

Reygan memang terbiasa menggunakan selimut ketika tidur, entahlah dia merasa hangat dan nyaman.

Sejak kapan Jennie mengetahui kebiasannya itu?

Reygan masih diam belum bersuara.

Jennie terkekeh, sambil memakan jeruk, "Gan, kok kaya orang linglung gitu sih?"

Reygan menatap Jennie, hendak bertanya dia sudah sarapan dan minum obat untuk pagi ini apa belum.

Tapi, gengsi sekali.

Jennie membuang biji jeruk ke telapak tangannya, dan menatap Reygan. "Tapi, aku serius makasih loh, udah jagain."

Reygan berdiri, membuka tas besar yang berisi perlengkapan Jennie. "Gue terpaksa asal lo tau," katanya dingin.

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now