[REVISI] Ingin Bertemu

293K 19.1K 3.4K
                                    

*****

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


*****

Aku rencana mau ganti judul, sebenernya ini judul lama, yang belum di revisi, dan setelah direvisi, judulnya menurutku agak kurang pas, tapi nanti deh waktu udah selesai semuanya.

*****
Ready? Go!

******
Jangan lupa tekan vote, biar Mas Reygan cepet ketemu sama Jennie💙💙
*****

Reygan terdiam, entah ingin melakukan apa, rasanya hampa, kosong semuanya terasa sama. Rumah yang dulu selalu dia rindukan ketika pulang, menjadi tempat yang mengerikan dimatanya.

Netra mata Reygan mengelilingi seisi rumah, mengingat dengan jelas kenangan bersama Jennie, dari awal menikah sampai detik ini.

Mereka yang awalnya menikah karena keterpaksaan, Reygan yang perlahan mengenal sosok Jennie, Reygan juga masih ingat saat Jennie dirawat di RS dulu, awal-awal Reygan mencintai perempuan itu, saat Jennie memberinya kesempatan kedua, saat mereka bercanda tawa dirumah ini, saat Reygan mengusili Jennie yang sedang memasak. Semua masih tergambar jelas di otaknya.

Lalu sekarang, karena keegoisannya, semuanya hancur, Jennie dan keluarganya sudah membencinya, entah bagaimana keadaan calon anaknya, bagaimana keadaan Jennie, Reygan tidak tau. Reygan memandang tangannya, yang ia gunakan untuk menampar Jennie malam itu, membuat Reygan terdiam mematung.

Foto-foto pernikahan mereka, foto prewedding telah hancur, karena Reygan banting kemarin, semua barang-barang Jennie sudah hancur tidak berbentuk, hanya tinggal kenangan dan foto kecil semacam polaroid sewaktu mereka dinner dulu.

Sisanya, hancur berantakan.

*****

Jennie mematut dirinya di cermin, berat badannya bertambah, nafsu makannya meningkat pesat, namun tidak ada yang mempermasalahkan. Hari ini akan mulai persidangan untuk kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadapnya, yang artinya dia akan bertemu Tama disana, setelah kejadian itu.

Menyebut namanya saja enggan.

"Kamu yakin mau ikut?"

Jennie mengangguk. "Jennie ikut."

"Tapi, nggak usah dipikirin banget ya? Biar Papa sama Kak Eric yang urus. Kamu cukup mengikuti aja, Mama nggak mau kamu stress."

Jennie mengangguk lagi. Lalu pergi keluar kamar, menemui keluarganya yang telah menunggunya.

Mereka melajukan mobilnya, menuju tempat persidangan. Jantungnya berdegup kencang, kalau sudah begini Jennie yakin hukuman untuk Tama tidak akan main-main, Papanya juga seperti sudah kepalang emosi.

Hi, Captain! [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora