[REVISI] A Happiness with you

451K 27.7K 8.5K
                                    

Hari ini Jennie dan Reygan bersiap kerumah Mama Sera, karena hari ini Mama Sera ingin mengajaknya masak dan makan bersama.

Jennie memoleskan make up tipis ke wajahnya, sambil bersenandung kecil.

Pintu kamar mandi terbuka, disana ada Reygan bertelanjang dada dan memakai handuk di bagian pinggang. Entah kenapa wajah Jennie memanas melihatnya, apalagi kini laki-laki itu berdiri disebelahnya, entah mencari apa di meja rias Jennie.

Reygan menggaruk pelipisnya, "Parfum aku dimana ya Yang?"

Jennie meliriknya, bisa nggak sih pake baju atau celana dulu, baru cari parfumnya. Nggak usah pake handuk juga.

"Kok nggak ada ya? Padahal seinget ku disini lho,"

Jennie ikut mencari, memutar mutar, tempat make-upnya, membuka rak-rak kecil berisi make-up. "Ini apa?!"

"Oh iya, maaf nggak kelihatan tadi. Yaudah, aku pake baju dulu ya?"

Jennie hanya diam, melihat pantulan punggung kokoh Reygan dari kaca rias miliknya. Jennie kembali menyisir rambutnya, dan rencananya akan dia cepol keatas.

Kini Jennie memainkan ponselnya, sambil duduk di ranjang, melihat Reygan yang sedang merapikan rambutnya. Tampak cakep juga ya dia.

Reygan duduk disebelahnya, sambil menggulung kemeja biru dongker, "Bagusan di gulung atau biarin di panjangin sih Yang?"

Jennie meletakkan ponselnya, "Gulung aja, lebih kelihatan rapi."

Jennie tanpa disuruh, menggulung kemeja Reygan, dengan telaten dan memasangkan jam tangan warna hitam ke tangan Reygan.

Reygan mengecup keningnya. "Makasih sayang."

Jennie mengangguk dan memasukan ponselnya ke sling bag kecil miliknya. Kemudian keduanya turun, dan berangkat ke rumah orang tua Reygan.

Didalam mobil suasananya hening, hanya ada suara musik Callum Scott yang terdengar. Reygan melirik Jennie yang sedari tadi, melihat ke luar jendela.

Perbincangan mereka tempo hari, memang topik yang sensitif. Reygan menyadari kesalahannya, tidak seharusnya Reygan bertanya seperti itu pada Jennie, yang harus Reygan lakukan adalah berusaha membuat Jennie jatuh cinta kembali kepadanya. Tapi, usahanya kini malah membuat rasa cinta untuk Jennie semakin menggebu-gebu.

"Kita nggak bawa apa-apa ke rumah Mama?"

Reygan terkekeh. "Emang kamu mau bawa apa sayang?"

"Apa aja, nggak enak kalo nggak bawa apa-apa."

Reygan memberhentikan mobilnya, ketika melihat lampu merah menyala. "Jadi, mau mampir dulu? Kalo Mama sih, aku bawa kamu aja udah seneng."

Jennie tidak bisa menyembunyikan rona merah di pipinya. Dengan cepat dia mengalihkan pandangannya ke arah jendela. "Mampir mall aja."

Reygan mengangguk. "Oke nyonya."

****

Reygan berjalan beriringan dengan Jennie, sambil memperhatikan perempuan itu. Rambut panjangnya dicepol tinggi ke atas, memperlihatkan leher jenjang miliknya, dan kaos berkerah V dan celana skinny jeans miliknya.

"Mama suka manis atau nggak?" katanya.

Reygan menggeleng. "Nggak begitu suka, yang suka manis itu Papa."

"Jadi, Mama apa?"

Reygan berpikir lagi, "Beliin aja buah, sama snack-snack asin, pedes gitu deh."

Tanpa mengatakan apapun, Jennie melangkah ke bagian buah, dan memilih buah disana serta beberapa camilan dan roti manis untuk Papa mertuanya.

Reygan memperhatikan Jennie, rasanya hanya berdiam diri sambil memperhatikan perempuan itu, adalah salah satu hobi miliknya.

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now