The Masquerade Prince | Chapter 11 - Truly a Prince

10.2K 634 5
                                    

Double up!

Happy reading!

----------------------
Playlist : Helium – Sia

----------------------------

Dextier's mansion. 07.15 a.m

Sinar matahari menerobos masuk melalui jendela yang tidak tertutup tirai. Seorang gadis berambut cokelat bergelombang mengerjapkan mata, merasa terganggu. Mengggunakan sebelah telapak tangan untuk menghalau sinar matahari, gadis itu mengernyit samar. Setelah merasa kesadarann mulai terkumpul, ia langsung terduduk di tepi ranjang.

Tapi tunggu ... ada yang salah di sini.

Tepi ranjang?

Beberapa menit berselang, Anna baru menyadari jika ia sudah berpindah ke tempat tidur di kamarnya. Seingatnya kemarin, setelah ia menyelesaikan seluruh pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya, Anna sempat beristirahat sejenak di dekat jendela besar. Tapi, mengapa saat ini ia sudah berpindah ke tempat tidur? Siapa yang telah memindahkannya?

Sibuk berpikir, membuat Anna tersentak saat bunyi jam weker di atas nakas berbunyi nyaring. Begitu melirik ke arah jarum jam, Anna membelalakan mata. Astaga ... ia terlambat bangun!

Ini pasti karena kemarin ia terlalu memforsir tenaga, sehingga sekarang ia harus menerima resiko bangun terlambat. Melompat dari pinggir ranjang, Anna merapihkan selimut secepat kilat kemudian berhambur ke luar menuju kamar mandi. Oh my, she only has fifteen minutes to prepare before work. How impossible that is!

Selesai membersihkan diri, memakai seragam pelayan, dan menata rambut serapi dan secepat yang ia bisa, Anna segara turun menuju dapur. Dalam hati ia berdoa, semoga keterlambatan di hari keduanya bekerja tidak menimbulkan suatu masalah berarti.

Seperti dugaannya, kondisi dapur sangat sibuk menjelang pukul setengah delapan. Tiba-tiba saja nyali Anna ciut, gadis itu meringis dan masih membatu di ambang pintu. Merasa takut sekaligus bersalah. Takut jika mendapat sanksi karena pagi ini ia tidak mengerjakan tugas mempersiapkan kebutuhan Dextier, dan bersalah karena bangun terlambat sehingga ia tidak dapat membantu pelayan dan chef yang sibuk mempersiapkan sarapan dan menata meja makan.

"Anna, come here! Please, help us arrage food on the table," seru seorang chef begitu menyadari keberadaannya.

Tidak ingin membuang waktu lagi, Anna bergerak mendekati meja makan, mulai membantu menata beberapa piring berisi makanan yang terlihat begitu menggiurkan. Astaga, hanya dengan melihatnya saja, air liur Anna hampir menetes. Tidak, tidak. Anna menggeleng, berusaha mengumpulkan fokus. Nanti akan ada waktu sendiri untuk pelayan makan siang. Yup, karena ia terlanjur melewatkan jam sarapan pada pukul enam pagi, maka mau tidak mau Anna harus menahan lapar sampai jam makan siang tiba. Dan semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan tubuhnya, mengingat biasanya Anna selalu menyempatkan diri menelan sesuatu sebelum melakukan pekerjaan.

"Bawakan jus alpukatnya kemari, Anna. Do it fast!"

Mengangguk patuh, Anna berlari kecil masuk ke dapur, mengambil gelas berisi jus alpukat kental dan membawanya menuju meja makan. Tepat setelah ia dan pelayan lain selesai menata dan merapikan sedikit kekacauan di sekitar ruang makan, seorang chef muda beraut tegas memberi intruksi pelayan untuk mengambil posisi berdiri di sekitar meja makan.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now