The Masquerade Prince | Chapter 14 - A Maid

9.6K 615 8
                                    

Update!

Enjoy ya!

Happy reading!

---------------------------
Playlist : 7 Rings – Ariana Grande

---------------------------------

Dextier's mansion, Madrid—Spain. 11.00 P.M

"Astaga, Anna, aku lupa jika Bibi Diane menyuruhku membeli alpukat," pekik Riana tiba-tiba di tengah perjalannya menuju lantai dasar. Kedua gadis itu—Anna dan Riana-- baru saja menyelesaikan ritual membersihkan diri, setelah seharian berkutat dengan banyak pekerjaan. Raut wajah Riana seketika berubah pucat pasi ketika melihat ke arah jam raksasa yang masih terlihat jelas meski berada di ruang tamu.

"Oh Gosh ... hampir tengah malam. Mau tidak mau, kita harus membelinya ke minimarket sedikit jauh dari mansion. Astaga, bodohnya diriku melupakan tugas penting seperti ini." Riana menepuk dahinya pelan. "Ayo. Kita harus segera pergi ke minimarket sebelum tengah malam."

Sebelum Riana menarik pergelangan tangannya, Anna lebih dulu menarik dan menyembunyikan di belakang tubuh. Gadis itu menggeleng sebagai penolakan. Tangannya merogoh saku seragam pelayan dan mengambil note kecil dari dalam sana kemudian mulai menulis sesuatu.

Riana terus bergerak gelisah. "For God sake! Apa lagi yang kau lakukan, Anna? Waktu kita tidak banyak, semakin malam jalanan akan semakin sepi," gerutunya, hampir mengacak rambut frustasi jika saja Anna tidak segera menyerahkan secarik kertas.

Aku tidak bisa menemanimu, Tuan Muda belum pulang. Aku harus menunggu dan mempersiapkan kebutuhannya sampai di mansion nanti. I'm sorry.

"Oh My Godness. Aku lupa fakta itu." Riana semakin frustasi sehingga berulang kali mengusap wajah kasar. "Tapi kau tidak tahu kapan Tuan Muda sampai. Lalu siapa yang akan menjamin kau bebas diperbudak Sheva jika aku tidak ada? Bibi Diane jelas sibuk mengerjakan pekerjaan lain."

Kemudian Anna kembali memberikannya selembar kertas lain.

"Hufttt ... bagaimana aku bisa tenang meninggalkanmu sendiri?" tanya Riana setelah membaca isi kertas.

I'll save myself. Trust me.

Helaan napas kasar terdengar, sesudah Anna kembali memberikan Riana robekan kertas. Gadis itu terlihat berpikir keras.

"Fine! I'll trust you if you do what I say ...." Anna memberikan anggukan mantap. Apapun akan ia dengar dan lakukan, agar Riana segera pergi. Dengan begitu, memperkecil kekhawatiran akan keselamatan Riana di luar sana, "belajarlah memberi penolakan dan singkirkan rasa tidak enak sialanmu itu! Sesekali, kau harus berani, atau orang lain akan dengan senang hati semakin merendakanmu! Dengar itu! Aku tidak ingin menengar kabar buruk apapun sepulang dari minimarket nanti!" ujar Riana terdengar seperti ancaman mati.

Tudingan jari tepat di depan hidung Anna, menjadi interaksi terakhir sebelum Riana berjalan tergesa-gesa menuju pintu utama. Senyum tipis terutas di wajah Anna. Ia masih terdiam sampai punggung Riana benar-benar menghilang di balik pintu kokoh. Sadar sudah terlalu lama berdiam diri, Anna tersetak kemudian kembali melanjutkan langkah menuju dapur. Agaknya, ia butuh sedikit air putih sebagai cadangan sampai seluruh pekerjaannya selesai nanti.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang