The Masquerade Prince | Chapter 12 - Meet Riana

10K 599 2
                                    

Good night, everyone.
Kembali lagi dengan cerita satu ini, setelah 2 minggu berlalu.

Semoga masih inget dengan alurnya ya.

Happy reading!

-----------------------------
Playlist : Chapital Letters – Hailee Steinfeld, BloodPop

-------------------------------

Dextier's mansion—Madrid, Spain. 09.00 a.m

Setelah kepergian Dave, Anna masih sibuk menekuri gelas di tangannya. Mengamati dalam diam air tenang di dalam gelas kaca, sedangkan pikirannya melayang jauh. Beberapa menit berlalu, Anna baru mendongak ketika lonceng pada jam yang berdiri menjulang tidak jauh dari tempatnya berdiri berbunyi. Mengintip arah jarum jam, ia menghela napas panjang sebelum bergerak menuju dapur dengan membawa piring bekas makanan yang sudah ia buang isinya. Anna sudah memutuskan. Hari ini ia harus menghindari Sheva untuk memperkecil kemungkinan ia kembali diperlakukan semena-mena sehingga berakhir kelelahan. Tidak. Anna tidak akan melakukan kesalahan sama, sampai-sampai ia harus kembali mendapat kecaman Dextier akibat terlambat bangun. Ya, semoga saja rencananya kali ini dapat berjalan semestinya.

Anna terlalu sibuk memastikan ketidakberadaan Sheva dari arah belakang, sampai tidak menyadari jika seseorang dari arah depan berjalan—juga tanpa memerhatikan sekitar.

"Aww!" rintih seorang gadis ketika tubuhnya bertubrukkan dengan Anna. "Maaf. Maafkan kecerobohan saya."

Anna mengusap lengannya yang sedikit terasa panas, sebelum mendongak dan bertemu tatap dengan sepasang mata yang membulat. Dahinya sontak mengernyit saat gadis di hadapannya itu justru memberikan ekspresi terkejut—yang entah disebabkan karena apa.

"Anna? Hei ... kau Anna itu, bukan?"

Alis Anna bertautan, namun tak urung mengangguk ragu. Rasanya, ia belum pernah bertemu dengan gadis bersurai dark brown ini, lantas bagaimana gadis itu mengetahui namanya?

"Astaga. Ternyata kau jauh lebih cantik dari deskripsi yang diutarakan Bibi Diane. Oh God ...." Menyadari raut canggung Anna, gadis itu cepat-cepat menarik tangan kanan Anna untuk dijabat. "Perkenalkan, aku Riana, keponakan Bibi Diane yang akan menjadi teman satu kamarmu," ujarnya tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

Anna semakin mengerutkan kening. Lalu matanya melebar begitu teringat dengan satu nama yang sempat disebutkan Diane saat pertama kali ia menginjakkan kaki di mansion ini. Sepersekian detik senyum canggungnya berubah menjadi senyum tak kalah lebar. Anna berulang kali mengangguk—pertanda jika ia mengetahui siapa Riana ini.

"Bibi Diane pasti sudah memberi tahu tentang aku, bukan?"

Sekali lagi Anna mangangguk. Membuat Riana semakin melebarkan senyum, bahkan mata gadis itu sampai terlihat menyipit.

"Baguslah. Setelah ini, kita harus berteman! Aku—"

Anna mengernyit tidak mengerti saat Riana justru menghentikan ucapannya. Bukan hanya itu, senyum yang semula ditampilkan gadis di hadapannya ini juga ikut memudar. Baru saja, Anna hendak menoleh guna melihat apa yang tengah gadis itu lihat, namun tangannya terlanjur ditarik paksa Riana pergi dari tempat tersebut.

"Selama bekerja di sini, apa kau sudah berkenalan dengan pelayan bernama Sheva?" tanya Riana setelah sampai di area dapur. Dan Anna hanya dapat mengangguk, belum mengerti apa maksud Riana menanyakan hal tersebut. Bahkan Anna belum juga paham apa yang membuat gadis ini merubah raut wajah menjadi sangat serius seperti saat ini.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now