The Masquerade PRINCE | Chapter 20 - Her Favorite Place

9.6K 633 29
                                    

Update!

Enjoy!

Happy reading!

_______________________
Playlist : How To Be Lonely -Rita Ora

________________________

Dextier's mansion, Madrid-Spain. 10.00 a. m

Seorang gadis berambut disanggul rapi, meletakkan selang setelah menyelesaikan pekerjan menyiram bunga di belakang mansion. Senyum menghiasi wajahnya yang bersinar diterpa sinar matahari. Timbul perasaan puas kala sejauh mata memandang, bunga-bunga yang ia rawat selama ini tumbuh dengan subur. Dari seluruh bagian mansion Dextier, taman belakang menjadi tempat favorit gadis itu.

"Anna."

Gadis berseragam hijam putih—khas pelayan—tersebut berbalik ketika suara bass memanggil dari belakang. Tak jauh dari tempat Anna berdiri, Dave sedang memerhatikannya. Pria bertubuh tinggi besar itu lantas berjalan dan berdiri di samping Anna.

"Kuperhatikan baik-baik, kau senantiasa menatap bunga-bunga di sini bahagia. Sebegitu fanatiknya kau terhadap bunga? Memang apa yang istimewa dari bunga bermekaran ini?"

Saat akan mengambil note dari saku, Anna dikejutkan sebuah tangan yang mencegahnya. Mendongak, ia langsung bertatapan dengan sepasang mata kecokelatan.

"Aku paham bahasa isyarat. Kau tak perlu bersusah payah menjelaskan maksudmu dengan tulisan."

Sontak gadis itu berkedip berulang-ulang. Merasa sedikit tak percaya terhadap ucapan Dave. Namun, begitu ia melihat pria tersebut sedikit memperagakan bahasa isyarat dari kalimat 'kau masih tak mempercayaiku?', Anna mulai mengangguk percaya.

Anna kemudian memandang Dave dan hamparan mawar bergantian. Bahunya tampak mengedik sebelum memperagakan bahasa isyarat kepada Dave.

"Oh ... jadi kau memang menyukai bunga—khususnya mawar—sejak kecil? Hmmm ... ibumu pasti memiliki pribadi sangat lembut. Kakekku bilang, perempuan yang memiliki hobi berkebun bahkan menurunkan kebiasaannya pada anak mereka, pasti memiliki pribadi yang lemah lembut."

Namun, wajah Anna seketika berubah sedu mendengar ucapan Dave. Mata gadis itu terlihat menerawang dan berkaca-kaca secara bersamaan. Meski cepat-cepat memalingkan wajah, Dave tetap berhasil menangkap perubahan raut wajahnya.

"Kenapa kau jadi sedih? Apa ucapanku menyinggung perasaanmu?" tanya Dave panik sekaligus khawatir saat menangkap perubahan raut gadis di sampingnya. Kemudian, pria itu kembali memerhatikan gerakan tangan Anna saat menjelaskan hal yang membuatnya langsung merasa bersalah. "Ouh ... maafkan aku, Anna. Aku tidak tahu jika ibumu sudah tiada. Bukan maksudku menyinggung perasaanmu."

Anna memberikan dengan senyum maklum. Gerakan tangannya mengatakan jika ia tak masalah Dave membahas tentang ibunya—karena memang pria itu belum tahu kebenaran yang terjadi. Lalu seperti disadarkan sesuatu, Anna kembali menghadap Dave yang saat ini juga tengah menatapnya dalam. Sepersekian detik, kekehan meluncur merdu dari bibir tipis pria di sampingnya setelah ia melemparkan pertanyaan.

"Sebelum bekerja di sini, aku berperan aktif sebagai aktivis tuna rungu dan tuna wicara. Selain itu, kakekku juga seorang tuna wicara. Jadi, bukan hal sulit untukku memahami bahasa isyarat," jelasnya tersenyum rupawan dan memikat.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now