The Masquerade PRINCE | Chapter 17 - They (Again)

9.6K 609 9
                                    

Hola. Selamat membaca ya. Jangan lupa tekan bintangnya XD

Enjoy!

---------------------------
Playlist : Drown - Martin Garrix ft. Clinton Kane.

-----------------------------

Secret base-Madrid, Spain. 10.00. p.m

Hening. Ruangan mewah itu terkesan mencekam ketika tak satu pun di antara lima manusia di sana yang bersuara. Suhu ruangan yang sengaja disetel rendah, menambah kadar dingin suasana sekitar. Denting gelas yang diketuk-ketuk perlahan dengan ujung telunjuk memecah keheningan. Alex. Si pelaku yang melakukan, menyesap pelan cairan keunguan dalam gelas. Pandangannya terlihat menerawang.

"Kita telah kalah start. Dan kurasa, pelaku penembakan kali ini tidak lain oknum sama seperti sebelumnya," ujar Alex tiba-tiba. Ke tiga orang yang duduk di sofa abu-abu itu memilih menyimak.

Fexonne terkekeh sarkastik. "Aku heran, mau-maunya mereka menuruti perintah orang bodoh sejenis David Chose."

"Hei ... diamlah sebentar. Jahitannya hampir selesai, bersabarlah sebentar lagi," gerutu Arume kemudian menarik benang di lengan Dextier. Suara wanita itu menarik perhatian dua pria lain yang berada di sana.

Dextier mendengkus. Mukanya memerah. Ketara sekali pria itu setengah menahan emosi. "Kau menjahit luka atau tidur, Arume? Kenapa tidak kunjung selesai?!" geramnya mengepalkan tangan.

"Diamlah!" sentak Arume tak tahan dengan sikap Dextier yang menurutnya susah diatur. Jika saja ia tadi tidak memaksa mengobati lukanya, mungkin pria itu tidak peduli sekalipun lukanya menjadi infeksi.

Arume melakukan tindakan terakhir: menutup luka dengan plester anti air. Kemudian bergerak menepuk pundak Dextier singkat. "Nah ... selesai."

"Ekhem."

Seluruh pasang mata mendongak. Tak terkecuali Arume yang selesai membereskan kotak P3K.

"Ada hal menarik yang terjadi kali ini. Aku berhasil mendapatkan sesuatu," ujar Rexonne melemparkan map cokelat lalu menghempaskan diri di sofa single. Alex orang pertama yang meraih dan membuka map tersebut. "Sebenarnya aku sudah meprediksi akan terjadi sesuatu dalam waktu dekat. Tapi, tak kusangka kejadiannya terjadi lebih cepat dari yang kuperkirakan. Rencananya, malam ini aku mengundang kalian berkumpul untuk membahas ini. Tapi aku justru dikejutkan dengan insiden tadi. Yasudah ... sekalian saja aku beri tahu kalian sekarang."

"Sebenarnya, apa yang terjadi, Rex?" tanya Fexonne menegakkan badan. Red wine yang semula ia sesap sudah tak menarik perhatiannya saat ini.

"David Chose baru saja melakukan transaksi, pembelian senjata dalam jumlah besar. Bukan jenis senjata dasyat. Hanya pistol-pistol biasa, yang kemampuannya setingkat di bawah senjata Eagle Five paling kacang. Tapi, jumlah yang besar itulah yang membuatku curiga." Rexonne menyeringai tajam. "Tak kusangka senjata itu digunakan untuk menyerang Dextier lagi."

Dextier mengumpat mendengarnya. "Kurang ajar!"

"Setelah semua yang kita lakukan, lagi-lagi David Chose masih berani mengibarkan sayap?" ucap Arume melotot tajam. "Shit. Berani sekali biadab satu itu."

"Selama kejadian baku tembak berlangsung, meski jauh di markas aku tak sekalipun luput mengawasi keadaan. Dan tebak apa yang kutemukan."

Ke empatnya serentak menegakkan badan. Menanti pergerakan Rexonne yang tampak mengeluarkan sesuatu dari balik jaket kulitnya. Dextier langsung merampas map yang Rexonne lempar ke atas meja. Mata pria itu seketika menggelap. Pun dengan napasnya yang memendek, namun, terdengar kasar begitu melihat foto-foto yang ia keluarkan dari dalam map.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now