The Masquerade PRINCE | Chapter 48 - Her Fear

8.2K 586 43
                                    

Woahh... finally, bisa update. 🔥

Vote/comments ya kalo suka.

______________________________________
PLAYLIST: Drive Home--Irene

______________________________________

Madrid, Spain. 01.00 PM

Seperti yang dikatakan Dextier, Anna diperbolehkan keluar rumah sakit keesokan harinya. Meski berkata demikian, pria itu sempat menunda hingga menjelang siang. Dan mungkin akan terus ditunda apabila Anna tidak melakukan perlawanan lewat aksi diam.

Kini, Anna sudah bersiap pulang, tinggal menunggu Dextier kembali entah dari mana. Selama menemaninya di rumah sakit, pria itu tak jarang pamit keluar setelah ponselnya bergetar. Terkadang saat Anna bertanya tempat yang hendak dituju, pria itu pasti hanya mengatakan 'ada urusan penting' disertai senyum dingin. Benar, Dextier pasti akan kembali ke sikap dinginnya sesudah mendapat pesan. Entah pesan apa yang telah pria itu dapatkan.

Lama menunggu, Dextier kembali hampir tiga puluh menit kemudian. Pria itu masuk ke ruang inapnya membawa serta kursi roda bersama kantung obat.

"Tidak ada yang tertinggal lagi, bukan?"

Anna hanya mengangguk. Ingin mengatakan sesuatu, tetapi diurungkan saat beberapa pasang mata bodyguard melihat interaksi mereka--sebab pintu tidak tertutup.

Tanpa aba-aba, Dextier mengangkat tubuh Anna, memindahkannya ke kursi roda. Kesempatan itu langsung digunakan Anna untuk berbisik, "Kenapa musti pakai kursi roda? Kakiku baik-baik saja, Dex."

Pria di belakangnya tersebut sontak menggeleng tegas. "Kau tidak boleh banyak bergerak. Bukan aku berlebihan, tapi kau sedang dalam proses penggemukan badan. Dan berjalan hanya akan membuat kalori dalam tubuh terbakar."

Ia sudah hendak membuka suara ketika Dextier langsung mendorong kursinya keluar. Akhirnya, Anna terpaksa bungkam. Berbagai kalimat protes telah bersarang di kepalanya, terlebih mendapati sepanjang lorong menuju lobi ratusan bodyguard sudah berbaris di sisi kanan maupun kiri, membuka jalan untuk mereka dan menghalangi siapa pun yang hendak melintas.

Beginikah arti tidak berlebihan versi Dextier?

Luar biasa.

Mereka saling terdiam sampai keluar pintu lobi. Melihat sebuah mobil hitam terparkir tak jauh dari undakan tangga, Anna sontak mencekram erat lengan Dextier, menghentikan langkah pria itu.

"Kenapa?" ujar Dextier lirih, menunduk.

Berulang kali ia meneguk ludah susah payah, kedua tangannya bergetar dan mengeluarkan keringat dingin. Menarik napas dalam-dalam, Anna memberi isyarat agar pria tersebut membukuk padanya--yang langsung dilakukannya tanpa membantah.

"Bisakah aku pulang berjalan kaki saja?" bisiknya tepat di dekat telinga sang mantan majikan, yang justru terdengar seperti cicitan tikus.

Hal itu kontan membuat Dextier menatapnya tak percaya. "Kenapa, Anna?"

Anna menggeleng berulang kali, semakin mengeratkan cekraman tangan, keringat dingin telah membanjiri area wajah yang langsung diseka Dextier perlahan. "Aku takut."

"Takut kenapa?" Pria itu ikut memelankan suara. Pembicaraan mereka hanya mampu didengar satu sama lain.

Kemudian kejadian penculikan kemarin bagaikan kilas balik berputar di kepala Anna. Saat-saat di mana beberapa orang bertubuh besar menjebaknya--berpura-pura menjadi supir dan bodyguard Dextier, membekap mulutnya di dalam mobil sampai ia merasa sesak, tak jarang mereka juga membentak dan menampar pipinya. Semua itu masih membekas begitu ketara.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें