The Masquerade Prince | Chapter 15 - Flower Seeds

9.8K 602 11
                                    

Update!

Jangan lupa tinggalkan jejak voments ya! Koreksi typo(s) juga.

Enjoy!

Happy reading!

-------------------------
Playlist : Beautiful People ‐ Ed Sheeran ft. Khalid

-----------------------------------


Dextier's Mansion, Madrid—Spain. 12.00 a.m

Matahari perlahan beranjak naik. Sudah ke sekian kalinya Anna mengusap peluh di dahi menggunakan punggung tangan yang bersih dari tanah. Mahatari begitu dasyat memaparkan sinar. Rasanya, Anna butuh air untuk membasahi kerongkongan keringnya saat ini juga.

Gadis itu cepat-cepat menutup lubang terakhir yang sudah ia isi biji bunga matahari. Anna tidak tahan berlama-lama berkebun. Masih ada beberapa biji bunga lain yang perlu ia tanam, tapi agaknya tubuhnya tidak kuat lagi menahan sengatan matahari. Setelah membereskan peralatan kebun, ia beranjak menuju keran tak jauh keberadaannya---membersihkan sisa-sisa tanah yang masih menempel di tangan. Kemudian melangkah masuk melalui pintu yang menghubungkan taman belakang dengan bagian dalam mansion, membawa serta sekop untuk diletakkan di gudang.

Usai meletakan sekop di tempat semula, Anna menutup pintu kembali dan hendak berbalik.

"ANNA!"

Panggilan di atas oktaf normal tersebut terdengar sangat dekat dengan telinga. Anna mundur sampai punggungnya membentur pintu. Gadis itu mengelus dada dramatis. Jantungnya terasa berdebar-debar ketika mendapati sosok Riana yang menyengir tak berdosa di hadapannya.

"Sorry, Anna. Kupikir kesengajaanku tidak mengagetkanmu," papar Riana setia menampilkan deretan gigi lebar. Ia berdiri seraya menggaruk-garuk tengkuk.

Anna mendengkus. Tidak berniat menggubris ucapan Riana sama sekali. Ia sudah akan bergerak melewati tubuh Riana, jika saja temannya itu tidak mencekal pergelangannya.

"Bibi Diane memanggilmu. Ia sudah menunggumu di dapur," jelas Riana begitu Anna menatapnya dengan sebelah alis terangkat. "Ayo ... ia sudah menunggumu sejak tadi."

Ke dua gadis itu lantas berjalan dengan posisi Riana yang menarik tangan Anna. Dahi Anna sontak berkerut saat Riana berjalan sangat lambat dan terus bergerak-gerak seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun, ia urungkan bertanya ketika akhirnya Riana semakin memperlambat jalan dan memandangnya dalam.

"Semalam apa yang telah Sheva lakukan padamu? Kulihat, pagi ini Sheva mendapat hukuman dari Bibi Diane. Pasti ada sesuatu yang telah ia perbuat. Dan kutebak, pasti ada sangkut pautnya denganmu."

Anna memilih mengedikkan bahu, memandang ke arah lain. Jika mendengar nama Sheva disebut, rasanya ada sesuatu yang membuat alam bawah sadarnya memberontak. Entah bagaimana bisa, yang jelas Sheva seakan menjadi ancaman paling menakutkan untuknya saat ini. Dan Anna akan berusaha menghindari percakapan menyangkut wanita satu itu untuk menetralisir pergolakan batinnya.

"Sepertinya kau baik-baik saja. Jadi kusimpulkan, Bibi Diane memergoki aksi Sheva sebelum ia sempat berbuat kasar padamu. Hufttt ... aku sangat lega sekaligus bahagia dengan itu," ucap Riana menarik napas lega sekaligus senyum menawan. Anna jadi mengurungkan niat memberi tahu perasaan sebenarnya dan justru tertarik menanyakan kehidupan pribadi Riana nanti. Bagaimana bisa gadis secantik Riana dapat berakhir menjadi pelayan?

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now