The Masquerade PRINCE | Chapter 43 - You Play My Emotions

8.7K 585 54
                                    

Update!

Selamat membaca. ☺

_______________________________________

PLAYLIST : Ashes--Celine Dion

_______________________________________

Jefenerich Group Tower Building, Madrid--Spain. 02.00 PM

Ketukan pintu menarik dua orang laki-laki dari pembicaraan serius. Pemilik ruangan tersebut mengurungkan ucapan, lalu memerintah orang di balik pintu agar masuk.

"Maaf menginterupsi, Sir. Saya hanya memberi tahu jika sudah waktunya makan siang. Anda ingin dipesankan makanan sekarang atau nanti?" Katherine berdiri di depan pintu dengan kedua tangan menyatu di hadapan tubuh.

Dextier hanya meliriknya sekilas. "Tidak usah. Aku mengutus orang di mansion membawakan makan siang ke mari saja. Kau boleh beristirahat."

"Baik, Sir, permisi."

Pintu kembali tertutup. Dextier hanya bergumam sebagai tanggapan. Pria bersetelan jas hitam tersebut lantas mengambil ponsel dan menyambungkan saluran telepon rumah. Sambungan diangkat pada dering kedua. Tanpa menggubris orang di hadapannya, Dextier membalas sapaan di seberang telepon. "Diane, di mana Anna?"

Lelaki di depan Dextier meliriknya sekilas. Seringai tercetak jelas di wajahnya kala mendengar pembicaraan Dextier.

"Aku ingin ia membawakan makan siang ke kantor sekarang. Suruh supir dan bodyguard mengantarnya ke mari. Ingat, harus ada bodyguard juga yang mendampinginya." Lawan bicaranya di seberang telepon menjawab dengan patuh. "Ah, satu lagi. Pagi tadi aku sudah meletakkan dress di kamar Anna, suruh ia memakainya."

Dextier segera menutup sambungan usai Diane menyanggupi permintaannya. Saat akan mengambil kertas di atas meja, ia mendapati Alex menyeringai, menahan senyum. "Ada apa denganmu?" tanyanya mengerutkan kening.

Alex hanya menggeleng, tanpa mengalihkan pandangan dari kertas-kertas di tangannya.

"Kalau ingin tertawa jangan ditahan. Dilihat dari wajahmu, agaknya aku tahu apa maksudnya."

Menyerah, lelaki bermata abu terang itu meletakkan map beserta isinya di atas meja. Bibirnya berkedut-kedut menahan tawa. Alex menyandarkan punggung ke sandaran kursi di meja kerja Dextier. Tangan ia lipat di depan dada, kemudian menatap pemilik wajah menyeramkan di depannya itu. "Jadi ... sejauh mana Jefenerich satu ini menyadari perasaannya?"

Dextier mendengkus. "Bukan urusanmu," sahutnya setenang mungkin.

Sebelah alis Alex terangkat. "Jadi kau belum mau mengakuinya? Apa kau benar-benar menginginkan dimanuver orang lain dulu?"

Seketika pria bermata biru di depannya mengangkat kepala dan menatapnya tajam. "Jangan bicara macam-macam," geram Dextier, mengeraskan rahang. "Aku tidak butuh omong kosongmu. Aku sudah menyadarinya tanpa bantuan manuver-manuver sialan itu!"

"Kau sudah menyadarinya? Wow ...." Alex melebarkan mata, sebelum bertepuk tangan, merasa kagum atas ketangkasan Dextier. "Then, sudah sejauh mana hubunganmu dengan Anna? Apa kalian diam-diam sudah bertunangan?" ujarnya usai bertepuk tangan.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now