3.ASISTENKU

585 87 30
                                    

Hari ini, hari keempat dimana ia sudah menjalani masa orientasi yang sangat memalukan. Disusul dengan pembelajaran normal. Ia melihat teman temannya yang berwajah bahagia, tertawa bersama, dan juga saling bergandengan. Tetapi tidak dengan abelia, ia hanya berjalan sendiri, berlagak seperti jalan lelaki, dan juga muka yang datar tak ada senyum sedikitpun.

Para siswa siswi disekolahnya, sangat kesal dengan sikapnya. Dingin seperti es. Ketika tersakiti akan cepat memanas seperti api yang berkobar.
Ya itulah abelia.

Abelia tidak peduli dengan ocehan mereka, baginya mereka hanya sebuah angin yang lewat. Tidak perlu di lihat namun cukup dirasakan dan dimengerti, siapa saja yang menjadi angin angin itu akan ia ingat. Tapi dendam masih tetap berlaku.
Prinsipnya.

***
'kring kring'
Terdengar suara bel sepeda angin, bel itu memerintah abelia untuk minggir.
Abelia kira pemilik sepeda itu adalah perempuan, tapi ternyata bukan. Karena sepeda angin mini seperti itu biasanya hanya dimiliki perempuan.

"Udah tau kale, belagu banget si"
Gadis ini memutarkan badannya ke arah pemilik sepeda itu.
Ia kaget ketika ia melihat seorang laki laki berkaca mata, dengan baju yang di sabuki sangat atas.
'cupu'

"Permisi"
Ucap lelaki cupu itu.

Abelia tidak menghiraukan ucapan lelaki itu, ia tetap di tengah jalan itu.

Tanpa sengaja, lelaki itu menabrak abelia. Roknya menjadi kotor dan juga sepatunya menjadi basah karena disebelahnya ada genangan air. Tapi, itu semua karena salahnya sendiri, ia tidak mau minggir sedangkan lelaki cupu itu sudah mengingatkan.

"Heeyyyyy, lo liat nggak rok gue jadi basah!" Suaranya yang melingking agak berat melindas lelaki itu. "What! Sepatu guejuga? Sepatu gue jadi basah!" Lanjutnya ketika ia melihat sepatunya yang basah.

"Yakan tadi udah di suruh minggir gamau neng, saya minta maaf ya. Gak sengaja sumpah"
Lelaki itu berusaha menjelaskannya, dengan wajah agak takut karena gaya abelia yang seperti preman.

"Serah lu, pokoknya gue gak ikhlas rok dan sepatu gue jadi kotor!"

"Terus saya harus gimana neng, kalo neng gak mau maafin saya, hidup saya gak tenang neng saya gak mau hidup gak tenang neng. Tolong ya maafin saya neng."
Lelaki itu memohon kepada abelia. Dari caranya berbicara saja sudah katrok. 'neng' seperti bahasa jadul.

Abelia berpikir sejenak, pelajaran apa yang akan ia berikan pada lelaki cupu ini.

"Oke, kamu harus jadi asistenku selama satu bulan ini" pikirannya sudah terungkap. Dan itulah ide nya.

Lelaki cupu itu kaget ketika mendengarnya, dalam hatinya ia hanya bisa berkata adek kelasku tega banget sama kakak kelasnya.

"Gimana? Kok diem. Gamau? Yauda ga bakal gue maafin lo" tegur abel.

"I..iya saya mau neng" jawab si cupu dengan sangat terpaksa, "tapi saya mau taruh sepeda saya dulu ya neng"

***
Abelia menunggu si cupu itu di depan parkiran, ia heran masih ada saja lelaki SMA yang masih memakai sepeda mini atau sepeda perempuan.

"Loh neng gak naik ke kelas?"

"Gue nungguin lo goblok" jawab abelia dengan kata yang sangat tidak sopan.

Padahal ia tahu kalau si cupu itu kakak kelasnya. Tapi ia tidak punya rasa takut sedikitpun.

Si cupu hanya diam dan tersenyum kepada abelia, ia mempersilahkan abelia berjalan didepannya atau terlebih dahulu.

"Ngomong ngomong, saya jadi asisten apa neng?" Tanya si cupu dengan sangat polos.

"Lo ga boleh ninggalin gue, lo harus sama gue terus. Tapi inget! Itu berlaku saat istirahat doang. Nanti kalo ada pr, kerjain pr gue. Ngerti lo!"

Dalam batinnya ia berkata rasain lo cupu, mau aja di jadiin pembantu.

"Oke" jawab si cupu tanpa membawa beban.



Cupu vs Bad girl✓Where stories live. Discover now