25.SIAP 86!

212 33 3
                                    

Ananta meletakkan tas nya di bangkunya, hari hari nya kini semakin tidak menyenangkan. Melihat seseorang yang ia cintai tidak pernah hadir lagi di hadapannya.

Ia teringat sesuatu yang baru saja ia lupakan. "Saya masih jadi asistennya. Kan ini masih dua minggu, sedangkan masa berlaku saya sampai satu bulan"

Ananta segera menemui abelia dikelasnya. Ia ingin bersamanya dan mengingatkan bahwa ia masih menjadi asistennya, dan ia bisa membutuhkannya kapan saja yang ia mau.

Ia mencari di kelasnya. "Assalamualaikum" semua aktivitas siswa siswi dikelas tersebut dihentikan dengan suara ananta yang mereka kira bapak guru.

"Ada abelia?" Tanya ananta pada salah satu siswi

"Tadi sih ada, tapi gatau sekarang dimana" siswi tersebut kembali berbincang bincang dengan temannya setelah menanggapi ananta.

Semua aktivitas siswa siswi dilanjutkan kembali.

"Dimana ya kira kira?" Suaranya masih kurang keras untuk didengar telinga siswa siswi, sebab kelas kembali ramai.

"Mohon maaf adek" kira kira dimana ya abelia?" Masih tidak terdengar

Tok tok tok

Ia mengetuk pintu kelasnya agar mereka mendengarnya.

"Ki ra ki ra di ma na yaaa" dengan suaranya yang di panjang panjangkan supaya adik adik kelasnya mendengarnya

Ananta kesal untuk yang pertama kalinya dengan adik adik kelasnya.

Merasa sudah tak ada yang memperhatikannya, ia pergi dan memilih untuk mencari ketempat lain.

Ia mengelilingi setiap koridor koridor sekolah satu persatu. Memperhatikan sangat jelas.

15 menit ia berkeliling tetapi tidak ada kemunculan ujung hidungnya sama sekali.

Dari sekian banyaknya jalan, lapangan, koridor, dan juga kelas, yang sudah ia lewati. Hanya satu yang belum ia lewati, yaitu taman sekolah.

Ia mendatangi taman sekolah dengan penuh harapan semoga bertemu dengan abelia.

NAH! Ia melihat kemunculan hidungnya, ia menemukan abelia disana. Dia heran, padahal selama ini ia tak pernah sendirian di taman sekolah, kenapa saat ini ia ada disana sendirian? Itukan tempat ananta biasanya saat pulang sekolah

"Misi neng" ananta mendekatkan dirinya ke abelia yang tengah melamun menatapi pohon pohon besar yang ada didepannya.

Lamunannya dibuyarkan dengan suara ananta, "apa" sambil merapikan rambut rambutnya yang sudah banyak dihinggapi dedaunan kering

"Neng sa-"

"Eh ananta! Sini bentar"

Baru saja ananta mau bicara, abelia sudah memotongnya.

Ananta senang ketika abelia memanggilnya dengan kata 'ananta'. Sangat tidak pernah ia memanggil ananta.

Senyum lebar, selebar dunia ditampakkan pada wajah ananta, mata berbinar binar dan juga wajah yang berbunga bunga seperti musim semi.

Dengan sangat sangat senang hati tanpa keberatan sama sekali, ia menjawab "eh iya ada apa neng"

"Lo katanya suka kan sama gue?" Tatapannya tidak seperti biasanya yang selalu sinis dan tajam. Kini tatapan abelia biasa dan tak menyeramkan sama sekali.

"Eh.. engg... Eng.. g-" ananta gugup, ia bingung harus menjawab apa. Kalau dia jujur, ia akan mendapat caci makian untuk kedua kalinya. Tapi kalau dia tidak jujur, ia akan dosa. Alamak!!

"Udah lo jujur aja, kalo gak jujur ntar lo dosa loh yaa" lagi lagi abelia memotong pembicaraanya. Abelia menjawabnya dengan mata yang tidak licik sama sekali dan juga wajah yang sedikit tersenyum.

'ya Tuhan, terimakasih engkau telah mengubah abelia'

"Aduh gimana ya neng" ananta menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali

"Oke sekarang gue yang jawab, LO SUKA SAMA GUE" jawab abelia dengan tegas

"Hah!" Ananta terkejut dan tak percaya, kenapa gadis ini tidak marah sama sekali? Apa ia kerasukan setan yang ada di pohon depannya.

'astaghfirullah'

"Oke kalo lo suka sama gue berati lo akan lakuin apa yang gue mau supaya gue bahagia. Ya kan? Cinta memang seperti itu kan. Seseorang kalo udah bener bener jatuh cinta ke orang, pasti dia bakalan lakuin apa aja biar buat orang yang ia cintai bahagia. Dan sekarang lo harus buat gue bahagia!"

Bibir ananta terbungkam tatapan matanya polos tak teratur, detak jantungnya berdetak cepat. Tak bisa berkata apa apa. Ia tidak percaya.

"Oh iya neng iya, siap 86!" Ia menghormatkan tangannya seperti hormat pada bendera merah putih.

Abelia tersenyum sangat senang ketika mendengar jawaban ananta.

Abelia menyodorkan jari kelingkingnya di depan ananta, meminta ananta juga untuk menyodorkan kelingkingnya.

Ananta menyodorkan kelingkingnya, mereka menyatukan jari mereka tersebut.

"Janji?" Tanya abelia dengan senyum lebar

"Janji neng, janji!" Ananta menganggukkan kepalanya berkali kali.

Untuk hari ini ia sangat bahagia dan tak percaya dengan keajaiban ini.

Terimakasih Tuhannn...

~~~~~

LANJUT LANJUT LAGI LANJUT TEROSSSS...

JANGAN BOSEN² BACA CERITA INI, MAAF KALAU CERITANYA DALAM BAB BAB NYA CUMA SEDIKIT YA.. TAPI PASTI BAKAL DILANJUTIN KE BAB BERIKUTNYA KOK...

TERIMAKASIH BUAT YNG BACA, KALAU SUKA SAMA CERITANYA AJAK SEMUANYA BUAT BACA YAA..

JANGAN LUPA BINTANG ⭐







Cupu vs Bad girl✓Where stories live. Discover now