21.INGIN MENGENALMU LEBIH DALAM

242 37 1
                                    

Bel istirahat kedua berbunyi, abelia sudah tidak sabar menunggu kehadiran sahabat terbaiknya. Sevia.

"Belll, abeliaa" tatapannya dibalik kerumunan siswa siswi yang semburat berlarian menuju lapangan dibuyarkan dengan suara khas dari sahabatnya.

Ini dia si kotak rahasia baru datang.

Abelia sudah tidak sabar mendengar rahasia dari sahabatnya.

"Ayo sev, apa ?" Rengek abelia sambil menarik narik tangan sevia

"Ish bentar dong gue kan belom duduk"

Abelia sedikit sangat tidak sabar.

"Jadi gini" kata demi kata yang diucapkan dari mulut sevia semakin membuat abelia gemas dan kepo.

"Ayolah cepet jangan pedot pedot!!"

"Bentar bentar, pedot pesot tuh apaan si?" Bukannya menjelaskan rahasianya malah bertanya kata kata yang sangat tidak penting bagi abelia.

"Uhhh nih anak. Pedot pedot tuh putus putus." Dengan cetus abelia menjelaskan.

"Ohh gitu, bahasa dari mana tuh?" Sevia sengaja memutar mutar ucapannya agar abelia kesal dengannya.

"Dari bibi" singkatnya.

"Bibi lo orang mana?" Sekali lagi ia menggodanya.

"Jawa" semakin singkat dan semakin kesal.

"UDAH DEHH!!! CEPETAN CERITA!!" seluruh siswa yang di lapangan mendengar teriakannya.

Sevia terkejut dan perutnya mulai geli.

Tertawanya tidak bisa dihentikan dengannya dan perutnya masih saja menggelitik. Sevia sangat puas dengan raut wajah abelia yang cemberut.

"Ananta tuh sering tanya ke gue bel, dia tuh tanya tanya ke gue tentang lo. Kayak nanya sikap lo, kesukaan lo, dan juga keseharian lo"

Abelia tidak menyangka bahwa sahabatnya susah memulai ceritanya.

"Terus lo jawab gimana?"

"Ya gue jawab, gue gak tau kesehariannya. Gua kan jarang jarang sama lo" jawab sevia sambil merobek robek daun kering yang ada disekitarnya.

"Dia bilang gak kalo dia suka ke gue?" Abelia tak sengaja mengambili robek robekan daun tersebut dan mengotori disekitarnya.

"Enggak si"

"Kepo banget apa dianya?" Serius abelia

"Sebenernya tuh tiap istirahat kalo ketemu, dia itu nanya nanya ke gue"

"Ish, niat amat sih tuh orang" ia menyerngitkan alisnya ke atas dan kebawah.

"Emangnya dia bilang suka ke lo?" Sevia mendekatkan wajahnya ke abelia.

"Iya serius, kemaren dia bilang sendiri ke gue. Ish gue ya gak mau lah. Masak cewek kayak gue mau jatuh cinta ke dia. Gak level lah" kata abelia tanpa hati.

"Lagian kemaren gue udah caci maki abis abisan tuh orang!" Sambungnya

"Lo maki gimana ?" Tanya sevia heran

"Ya gitulah sev. Lo masak gak peka sih jadi orang"

"Ah udah ah gue mau makan"

"Yauda makasih ya sev info nya."

***

Sepulang sekolah, abelia mengambil tas nya di kelas saat kelasnya sudah tidak berpenghuni. Kosong sunyi dan sepi. Yang tersisa hanya tas dan buku buku nya yang masih berantakan di atas mejanya.

Ia melihat ananta yang sedang melakukan kegiatan sehari harinya, yaitu membersihkan taman.

Menurut abelia, sekolah ini tidak perlu adanya petugas kerindangan. Kan sudah ada ananta yang bisa menggantikannya.

Jadi, ketika petugas kerindangan tidak masuk, sekolah tidak risau karena sudah ada penggantinya. Yaitu ananta.

"Eh lo! Ikut gue bentar" kesibukannya di kejutkan dengan kedatangan abelia yang menyentak jantungnya.

Abelia menarik tangannya dan menggenggam kuat kuat. Memang disengaja olehnya. Supaya ia merasa sakit.

"Neng jangan seret seret sakit!" Ucap ananta pelan dengan wajah yang nyerngit.

Abelia justru malah menguatkan genggamannya.

Ketika berada di koridor tepat depan kelas XA, ia menatapkan tubuh ananta di tembok.

"Ada apa neng?" Dengan berwajah kesakitan, ananta masih saja menanyakannya.

"Lo jawab jujur! Lo tiap hari nanya nanya ke sevia kan?" Matanya melotot dan jari telunjuknya tak bisa berhenti menunjuk tepat di depan wajah ananta.

Ananta hanya dia dan tidak berani mengatakan apa apa. Ia terdiam.

'Tuhan saya jawab apa?' pasrah ananta.

"CUPU JAWAB!!" abelia menghentakkan tangannya ke tembok.

"E..e..mmm" keringan dingin membasahi rambut didekat telinganya.

"IYA KAN?!!"

"iya neng iyaaaaaaa" ananta memejamkan matanya dan berteriak penuh ke pashrahan.

"Neng jangan marah"

"Saya cuma ingin kenal neng lebih dalam"

"Yaudah tampar saya aja neng"

"Tampar neng"

"Tapi jangan marah lagi"

Rengek ananta yang terus mengeluarkan kata katanya, membuat telinga abelia memanas.

Rasanya ingin menampar tapi tidak tega melihatnya. Abelia memilih pergi dan meninggalkan ananta yang masih memejamkan matanya tak ada keberanian untuk membuka matanya.

Selang beberapa detik yang hening, di sekitarnya ia tidak merasakan ada seseorang.

Ananta membuka matanya, ia melihat sekelilingnya.

"Eh kemana neng abel" ia heran.

Rupanya gadis ini tidak menamparnya sama sekali, tidak berkata apa apa, tidak memarahinya, tidak ada caci maki.

Aneh.

"Yasudahlah, syikurlaa terimakasih Tuhan. Engkau masih sayang padaku"

~~~~~

JANGAN LUPA BACA TERUS YA DAN VOTE!!😄⭐

Cupu vs Bad girl✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon