17.BAGAIKAN PASIR DAN AIR

245 45 0
                                    

Kriingg...

Bel yang sangat tidak ditunggu tunggu para siswa siswi pun mengeluarkan suaranya. Yaitu bel masuk. Abelia mengambil bulpoinnya yang terselip di buku paket IPS nya. Ia masih saja sibuk dengan bulpoinnya.

"Woy, bel" ia mendengan suara seseorang memanggilnya, dia adalah sevia.

"Sevia?" Abelia berucap pelan.

Abelia baru saja melangkahkan kaki kurang lebih tiga langkah, bu ani masuk ke kelas. Gagal lagi untuk bertemu dengan sevia.

Abelia terperangkap ke dalam ruanngan yang dipenuhi suara suara pembelajaran, membosankan, dan melelahkan.

Sevia yang tidak sengaja melihat kehadiran bu mirna tepat dihadapannya, ia melonjak kaget dan jantungnya berdetak kencang seperti orang sedang jatuh cinta.

Semua siswa siswi yang berada di kelas abelia menertawai sevia ketika bu mirna menjewer telinga sevia. Melihat ekspresi sevia yang lucu, abelia juga ikut menertawainya.

"Balik!!!" Suaranya yang menggelegar membuat sevia semakin dag dig dug.

"I...i.. iya buk, lepasin buk sakit buk" dengan bibirnya yang mangap mangap, ia meminta ampun kepada bu mirna yang masih menjewer telinganya.

***
Bel lagi lagi berbunyi, namun dengan suasananya yang berbeda. Bel yang kali ini adalah bel yang ditunggu tunggu para siswa siswi.

"Neng" terdengar suara ananta memanggil abelia yang sedang berjalan menuju toilet.

Abelie kini membencinya, ia tidak menoleh sama sekali kepadanya.

"Neng" semakin keras.

Jebrakk!!

Abelia membanting pintu toliet utama.

Ia sangat kesal dengan ucapan asistennya yang masih saja terus terwenang wenang di kepalanya.

'gak mungkin lah cewek kayak gue mau pacaran sama cowok cupu dekil itu.'

Abelia masih terus berada di toilet. Ia mengintip dari lubang pintu toilet. Ternyata ananta masih saja menunggunya.

"Pergii lo cupu!!!" Teriakannya dari dalam toilet membuat kaget ananta yang berada di luar toilet.

Tidak mungkin juga ananta dan abelia berdua di toilet, pastinya akan memimbulkan fitnah.

Ananta tidak menanggapi nya, baru kali ini ananta keras kepala.

"Cupu pergi, gue gamau liat lo untuk hari ini!!" Untuk kedua kalinya, ia meneriaki ananta dengan suara semakin keras.

"Keluar dulu neng, bentar aja saya mau jelasin neng" ananta selalu berkata dengan lembut, halus dan tidak pernah memakai nada tinggi.

Sudah kesal dengan ananta, abelia keluar dari toilet. Dan akhirnya ia mengingkari perkataannya yang baru beberapa detik ia katakan.

"Neng, nang itu salah paham. Saya gak bicara gitu neng tadi" ananta berusaha menjelaskan kepada abelia, meski sebenarnya ia berbohong.

'Tuhan maafkan hambamu ini yang kali ini berbohong'

Berbohong, membuat hidupnya tidak tenang dan menambah kesalahan hidupnya

"Eh lo cupu!! Inget satu hal ini!"

"Ini lo" abelia memberikan ananta secawuk pasir.

"Ini gue" ia menujukan air yang diwadahi gayung di tngannya.

Ananta sangat tidak mengerti dan sangat tidak paham maksud abelia.

"Sekarang lo masukin pasir itu ke dalam gayung ini!"

Dengan wajah polos dan terheran heran, ananta menuruti perintah abelia. Ia memasukkan pasir tersebut ke gayung yang berisi air.

"Sekarang ini gue aduk."

"Lihat kan lo?! Mereka berdua gimana?" Tanya abelia.

"Gak meyatuh neng" jawab ananta dengan polos.

"Ya itu kayak gue sama lo, sampai kapanpun kita gak bakal pernah bersatu!!" abelia membuang gayung itu di depan wajah ananta, membuat baju ananta basah dan kotor terkena pasir bercampur air.

Tanpa basa basi ia meninggalkan ananta begitu saja dan juga dalam keadaan begitu.

~~~~~
Habis ini bakalan makin seru ini, yuk yuk baca yaa...
Jgn lupa bintang⭐



Cupu vs Bad girl✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang