23.HARUSKAH KU JELASKAN?

212 32 1
                                    

Abelia masih tidak bisa mengontrol dirinya. Air matanya terus mengalir, membuat pak hadi dan bu mira heran.

Anak nakal sepertinya bisa menangis?

"Kenapa nak, ada apa sama orang tuamu?" Tanya pak hadi dengan sedikit prihatin

"Kamu anak yatim?" Sahut bu mira tanpa berpikir

Abelia yang semula masih menatap pak hadi, ia kini dengan cepat menoleh ke arah bu mira yang dengan enaknya mengatakan dirinya ini anak yatim. Siapa yang tidak marah dirinya dikatakan sebagai anak yatim.

"JANGAN SE-ENAKNYA BILANG GUE ANAK YATIM!" Ia mengepalkan kedua tangannya yang dipenuhi amarah

"Maaf nak, ibu gatau ibu kira kamu anak yatim" bu mira yang awalnya terlihat santai, kini raut wajahnya menjadi sedikit ketakutan

"Gue bukan anak yatim! Ibu sama ayah gue CERAI!!" ia tidak bisa mengatur emosinya, ia tidak sengaja berteriak tepat didepan bu mira.

Bu mira dan pak hadi tertegun, mereka saling tatapan.

"Gue gatau ayah ada dimana!"

"Gue juga gatau ibu ada dimana!"

"Dan gue juga gatau sodara gue kemana sekarang!"

"SEMUANYA PERGI, KELUARGAKU HANCUR! AKU TIDAK PUNYA SIAPA SIAPA!"

Suasana di ruangan tersebut menjadi hening, tidak ada yang berani bicara. Kecuali abelia yang masih terus menangis dan berusaha untuk tidak cengeng.

pak hadi yang sedari tadi mendengar kata demi kata yang dilontarkan abelia, kini dirinya mulai mengerti apa yang dirasakan abelia.

Bu mira yang masih ada di sampingnya, ia menaruh kedua tangannya di punggung abelia dan menenangkan abelia.

Bu mira kini matanya juga memendung, matanya berkaca kaca. Tetapi ia masih berusaha untuk menahannya supaya tidak menetes.

"Bu mira tahu keadaanmu saat ini, pasti kamu hancur" hatinya mulai terbuka, ia mengusapi kedua pipinya dan kantung mata abelia yang dibanjiri air mata

"Dan sampai sekarang gue masih hancur! Dari kecil gue kayak gini! Tuhan itu gak adil!" Rengek abelia yang berusaha menahan air matanya.

"Nak, lihat bu mira. Bu mira dulu juga kayak abel, bu mira dulu pernah kehilangan ibu saya waktu saya kecil masih umur tujuh tahun. Sampai besar, bu mira kalau inget ibu pasti saya menangis dan rasanya tidak ikhlas. Tapi lama kelamaan bu mira berpikir kalau saya terus seperti ini, kasihan ibu saya disana, pasti tidak tenang melihat anaknya yang terus tidak mengikhlaskan kepergiannya" bu mira menasehatinya dengan sepenuh hati dan tulus

"Tapi kita beda. Orang tua gue gak mati" ia mengusap keringatnya yang mengalir dari rambut sebelah telinganya

"Iya nak, tapi kita sama sama kehilangan. Meskipun bu mira jadi abel, pasti bu mira juga hancur" dengan senyum tulus bu mira terus menasehatinya

"Terus kamu sekarang tinggal sama siapa?" Pak hadi kini mulai berbicara

"Bibi" jawabnya singkat

"Awal mulanya gimana nak kok bisa keluargamu seperti itu?" Tanya pak hadi sedikit kepo dan juga iba.

"Waktu kecil gue umur 8 tahun, gue punya sodara juga, itu kakak gue. Kita kembar. Kita juga punya adik laki laki, waktu itu adik gue lari lari di jalan raya, gue ceroboh nggak merhatiin dia. Terus adek gue ketabrak truk, meninggal! Dan gue yang jadi sasaran. Semuanya marah, saat itu keluarga gue dipenuhi kesedihan dan sunyi. Yang ada hanya tangisan. Ibu masih tidak mau memaafkan gue. Hanya ayah yang mau ngertiin keadaan gue. Ayah dan ibu terus bertengkar. Dan sampai Akhirnya, mereka bercerai. Dan itu karna gue. Ibu dan kakak pergi mencari rumah sendiri, dan hanya tertinggal gue dan ayah. Tak lama kemudian, ayah pergi entah kemana dan gue akhirnya tinggal sama bibi. Sampai sekarang ayah nggak balik ke rumah" abelia terus menangis menceritakan keadaan keluarganya.

Pak hadi dan bu mira sangat prihatin dengan keadaanya. Kini mereka mengerti mengapa abelia menjadi seperti ini. Ia kurang perhatian orang tuanya.

"Sabar saja nak, semua akan kembali kepadamu. Kamu jangan bosan bosan berdoa" bu mira berusaha meyakinkannya

"Kamu boleh curhat ke saya kapan saja, jangan malu. Saya pasti akan mendengarkannya." Sambung bu mira lagi.

Dan juga pak hadi menganggukkan kepalanya menandakan bahwa boleh juga untuk curhat kedirinya.

"Nak, kamu bisa nggak bicara nya agak sopan? Bapak yakin kok, abel pasti bisa berubah. Ngomong nya yang sopan, jangan pakai kata gue dan lo kalau sama orang yang lebih dewasa" pak hadi berusaha bicara dengan lemah lembut supaya abelia tidak emosi.

Abelia menganggukan kepalanya perlahan.
"Biar aku coba"

Bu mira dan pah hadi saling menatap dengan senyum kecil, melihat anak muridnya yang mau berubah.

~~~~~

GIMANA GIMANA?? BAGUS GAK??

JANGAN LUPA VOTEEEE⭐

TUNGGU YA PART BERIKUTNYA

Cupu vs Bad girl✓Onde histórias criam vida. Descubra agora