7.ANANTA HUSEIN

384 68 8
                                    

Paginya hari ini terasa cerah, tetapi tidak membuatnya tersenyum. Abelia tidak pernah tersenyum, jika ia tersenyum mungkin hal itu sudah terlalu sangat sangat membahagiakan. Selama ini, dia tidak pernah tersenyum. Semesta merindukan senyumannya.

Ia memasuki lorong lorong sekolahnya, untuk menuju kelasnya. Ia harus melewati beberapa lorong, melintasi lapangan futsal, melewati kantin, dan juga harus naik ke lantai paling atas. Lelah.

Ketika ia menaiki tangga yang ada di lantai dua, ia melihat seorang lelaki berkacamata. Dia sedang menyapu halaman kelas. Padahal sudah bersih.

Ia mendekati lelaki itu, ia yakin bahwa lelaki itu adalah si cupu. Abelia menepuk bahu si cupu itu. "Woi?" Ia membuatnya terkejut. Tetapi tidak berhasil.

"Eh ada apa neng?" Jawab si cupu itu.

Abelia lupa, dirinya tadi mau bertanya apa. 'aduh gue mau ngomong apa tadi ya'
Ia memukul mukul kepalanya dengan pelan.

"Loh loh neng kenapa di pukul pukul kepalanya?"

"Bentar bentar gue tadi mau bilang apa ya ke lo. Aduh sumpah lupa gue" ia berusaha mengingat apa yang ia ingin tanyakan.
Abelia memang terkadang sering lupa dengan suatu hal.

***
Tiba tiba bel masuk sudah berbunyi, dan abelia harus meninggalkan halaman kelas Xl. Ia menaiki satu persatu anak tangga dengan pikiran masih seperti tadi.

Dan saat ia menaiki anak tangga ke 12, 'nah gue inget gue inget'

Ia ingat bahwa ia ingin menanyakan nama asistennya itu atau si cupu. Ia membalikkan badannya dan menuruni satu per-satu anak tangga dengan lari kecil.

Tetapi tali sepatunya terbuka dan terinjaknya. 'aw'

Dia segera menalikan tali sepatunya. Ketika ia melihat di depannya, terlihat rok berwarna merah. Ya, seperti rok guru. Ia mengangkat kepalanya dan melihat ternyata dia adalah bu indah. Musuh bebuyutan, tapi bukan buyut nya.

"Ngapain disini?" Tanya bu indah dengan tegas. Bu indah sudah muak dengannya, maka dari itu dia tidak pernah lagi bernada rendah ketika berbicara dengannya.

"Gapapa" jawab abelia juga sangat singjat dan cuek.

"Cepet masuk"

"Ya ini gue juga mau masuk kale"

Lagi lagi gagal lagi si abelia untuk menanyakan nama asistennya. Akhirnya ia kembali ke kelasnya.
'Nanti akan aku tanyakan.'

***

Bel kejayaan para siswa kini berbunyi, seperti biasa, abelia tidur di kelas. Hal yang biasa ia lakukan saat istirahat hanya tidur ataupun makan di kantin. Kadang ia membeli makanan di kantin tanpa membayar, saat kantin tersebut sedang ramai.

Ketikan ia tidur, tiba tiba suara ngaung-an terdengar, sumbernya dari perut abelia. Lapar

Ia pergi ke kantin dan menghampiri kantin bougenfil, yaitu kantin paling ramai. Bagaimana tidak ramai, disana banyak sekali makanan makanan yang disukae siswa siswi sekolah disana.

"Buk, omlet satu" ia seakan akan membeli, tetapi ia tidak menyodorkan uang sama sekali. Ia menempatkan dirinya di bagian yang sempit supaya ibu kantin tidak mengetahuinya dan dikira sudah membayar.

"Uangnya sudah?" Tanya bu kantin yang melayani siswa siswi kepada abelia.

"Sudah buk, di ibuk satunya" ia berbohong, padahal ibu kantin satunya mencuci piring.

Akhirnya ia mendapat omlet yang ia inginkan. Dalam benaknya ia berkata 'mudah aja makan ga ngeluarin duit, lumayan duitnya buat makan di rumah'

***
Bel kejayaan lagi lagi terdengar di jam terakhir, menandakan siswa siswi diperbolehkam untuk pulang.

Abelia sudah keluar dari pintu gerbang sekolah. Saat ia akan pulang ia ingat sesuatu, yaitu PR.

Ia segera membalikkan badan dan berlari mencari asistennya. Ia mencari di parkiran dimana tempat asistennya memarkirkan sepedanya. Tetapi tidak ada. Ia berlari dan menghampiri taman sekolah, mungkin ia ada disana untuk membersihkan taman. Tetapi tidak ada juga. Ia mengelilingi sekolah pun juga tidak ada. Mungkin asistennya sudah pulang terlebih dahulu.

Akhirnya abelia pulang dengan sedikit emosi karena ia lelah mencari asistennya tetapi tidak ada.

Ketika di jalan, ia melihat seorang laki laki dengan sepeda mininya. Dia adalah asistennya.

Abelia berteriak sekencang kencangnya untuk memanggilnya. "Cupu cupuuu woii cupuuuu"

Mendengar ada yang memanggilnya, si cupu segera menarik rem kanan dan kiri nya. Dan ia menghampiri seseorang tersebut. Ternyata dia adalah abelia.

"Iya neng ada apa" tanya asistennya dengan nafas ter-engah engah.

"Gue ada pr, kerjain ya. Sesuai dengan kesepakatan!"

"Sekarang neng? Ini udah sore. Kenapa ga dari tadi aja neng" si cupu sepertinya tidak ingin mengerjakan pr nya.

"Sekarang ya sekarang. Ayo cepet kerjaiinn" abelia kali ini menjadi perempuan yang tidak punya hati.

Akhirnya si cupu mengerjakan pr abelia dengan sangat tekun dan fokus. Di dampingi dengan abelia yang hanya diam duduk duduk dengan sebotol air putih yang ia bawa dari rumah.

Ketika ia meminum air putih, ia ingit sesuatu. Ia akan menanyakan nama asistennya.

"Eh cupu, nama lo siapa sih. Gue udah kenal lo berhari hari tapi belom tau nama lo?"

"Oohh belum kenal ya neng, nama saya itu ananta neng. Tepatnya ananta husein." Jawab asistennya dengan agak sedikit bernada.

Setelah beberapa menit, pr tersebut sudah berhasil diselesaikan oleh asistennya. 'pintar juga nih orang'

"Sudah neng" kata asistennya dengan menyodorkan buku pr nya.

"Cepet amat, awas lo ngawur ya. Sampe besok ada yang salah, satu aja. Gue marah sama lo" gadis ini sangat tidak tahu terimakasih.

"Siap neng"

Setelah selesai, abelia dan asistennya pulang. Abelia sudah tidak mempunyai beben pekerjaan rumah. Ia dirumah bisa tidur sepuasnya.

Tetapi di dalam hatinya, abelia kagum dengan asistennya.

'asistenku, kamu ternyata baik juga dan gak pernah marah. Pinter juga nih orang. Gue salut aja sama si cupu. Tapi gue jangan sampe suka sama si cupu. Hanya sekedar kagum dengannya aja deh jangan lebih lebih.'

'asistenku si cupu, Ananta Husein'

~~~~~

Masih ingin tahu cerita kelanjutannya? Tunggu ya cerita selanjutnya. Aku masih mikir😁❤️

Cupu vs Bad girl✓Where stories live. Discover now