Pagi ini abelia terlihat lebih sumringah. Entah kenapa dan ada apa. Padahal kejadian kemarin masih saja teringat di pikirannya.
"Hay dean" sapa abelia kepada deandra yang sedang sibuk membenarkan dasinya.
Deandra sama sekali tidak menanggapinya.
"Hey sayangg..." Terdengar dari belakangnya membuat telinganya panas. Dia adalah Rindah.
Rindah yang sehabis menyapa kekasihnya, ia langsung membantu deandra untuk membenarkan dasinya.
Rindah tidak sengaja melihat sampingnya, ia melihat kehadiran Abelia yang membuatnya merasa tersaingi.
"Eh sayang nanti kita nonton bioskop yuk" suaranya dilantangkan, rindah memang sengaja mengompori abelia.
Deandra yang sedikit heran melihat sikap pacarnya, ia menatap Rindah penuh kebingungan.
"Nanti kita nonton" rindah membelalakan matanya kepada pacarnya yang masih saja tidak peka.
"Iya sayang pasti dong" akhirnya!! Manusia ini peka juga.
Abelia yang sedari tadi melihat gerak gerik mereka berdua, hatinya tiba tiba menjadi hancur. Bagaimana ia bisa mencintai lelaki yang sudah memiliki pacar? Ia heran dengan dirinya sendiri. Sebodoh itu dirinya mencintainya.
"Bel! Ngapain lo disitu?" Tatapan yang dipenuhi rasa kasihan pada dirinya sendiri dikejutkan dengan suara khas sahabatnya, sevia
"Lihat orang pacaran!" Ia spontan menjawab
Sevia memegang tangan abelia yang putih, ia menariknya. Menggiring abelia seperti menggiring sapi. Ia mengajak abelia ke suatu tempat, yaitu di depan toilet.
"Ada apa sih sev" abelia menggetakkan tanggannya, melepaskan tangannya dari ikatan maut.
"Lo itu suka ke deandra?" Tanya sevia dengan menatap wajah abelia
"Iya, kenapa?" Abelia sangat terlihat gampang menjawabnya. Tanpa beban dan tanpa berpikir
"Lo tau gak sih bel, dia tadi pacarnya kan? Lo tau kan pacarnya kayak gimana. Popularitas lo bosa menurun bel.. tolong lah bel jangan jatuhin harga diri lo" sevia frustasi menghadapi sahabatnya yang satu ini
"Gue gak bisa sev! Gue terlanjur cinta ke deandra. Apapun gue lakuin kok biar dapetin deandra" kini dirinya menjadi kepala batu. Keras kepala!
"Bel.. nama baik lo bisa ancur tau gak! Rindah itu kejem bel kejem! Dia bisa ngelakuin apa aja buat balas dendam!" Sepertinya kata kata nya tidak mungkin di cerna dengan sahabatnya. Ia pasrah
"Udah deh sev, kita lihat aja. Siapa yang menang dan siapa yang bertahan. Gue bakal buktiin gue bisa ngelawan si Rindah!" Tanpa basa basi lagi, abelia meninggalkan sevia yang sedang pusing melihat kelakuannya
***
"Abelia!" Abelia yang sedang menggores goreskan pensilnya di buku gambarnya, goresannya menjadi tercoret menjadi sebuah garis yang sangat tidak di harapkan.
Abelia menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya. Oh no, musuh bebuyutan! Rindah.
Abelia segera menghampiri rindah yang berdiri di depan pintu kelasnya.
"Ada apa"
Rindah masih terus menatap dan memandangi abelia mulai dari ujung kaki hingga ujung rambutnya. Bola matanya naik turun melihatnya
"ADA APA SIH!" Abelia merasa terhina jika ia dipandangi seperti itu.
"Gapapa sih cuma liat aja, kok bisa cewe sejelek lo bisa mau ngerebut pacar gue. Haha gak level tau!" Tatap Rindah sinis dengan senyum miring.
"Eh lo jangan norak deh jadi orang. Lo tuh ngaca! Ngaca dong. Cantikan pula gue daripada lo!" Jawab abelia Tak mau kalah
"Ya nggak fan?" Tanya abelia kepada Reifan yang ada disampingnya.
"Emm betul tuh, top markotop. Kayak langit dan bumi bel. Beda jauh, cantikan lo kok. Ya nggak gais?" Reifan membela abelia, ia bersorak menanyakan kembali pada segerombolan teman temannya.
"Yoi" jawab mereka serentak
Melihat keadaan seperti itu, abelia tersenyum sinis kepada Rindah. Ia merasa menang dalam hal ini.
"Gimana? Denger?" Abelia menyendekapkan kedua tangannya. Menatap Rindah tajam.
"Lo itu ya! Liat aja lo. Lo bakalan gak bahagia!" Ancam Rindah penuh amarah dan kobaran api dimatanya
"Oke, gue tunggu!" Jawab abelia tanpa punya rasa takut.
~~~~~
CEK CEK CEK TERUS YAAA CERITA AKU..
JANGAN BERHENTI DI TENGAH TENGAH PART DONG NANTI GATAU ENDING NYA LO..
MAKASIH BUAT YANG SUDAH BACA, MAKASIH BANYAK.. SEMOGA BANYAK YANG SUKA YA...
JANGAN LUPA VOTEEE⭐
YOU ARE READING
Cupu vs Bad girl✓
Teen Fiction[SELESAI & REVISI] "ajari aku untuk menjadi perempuan yang baik, Ananta" ~Abelia Athallah "Ajari aku juga untuk menjadi lelaki yang sebenarnya, Abelia" ~Ananta Husein _______________________________________________ Adik kelas berani menjadikan kaka...
