8.TEMAN SEPIHAK

351 65 10
                                    

Pagi ini abelia sangat terburu buru, ia tidak punya waktu lama untuk pergi ke sekolah. Ia sudah terlambat. Dengan langkah kaki yang cepat ia melewati koridor sekolah, kantin, dan juga lapangan futsal. Seperti biasanya.

Ia menaiki tangga, dengan satu persatu anak tangga dengan cepat. Tidak sengaja ia menabrak seorang gadis yang memakai seragam ketat, rambut dikuncir satu, rok pendek, dan juga gaya yang sangar.

"Wah ini baru temen gue,cocok" abelia tidak meminta maaf malah berpikir akan menjadi temannya.

"Eh lo anak apa?" Tanya abelia dengan hati yang senang melihat ada seseorang yang seperti dirinya.

"Kelas sepuluh G. Kenapa?" Tanya gedis ini dengan cool dan cuek.

"Ohh gapapa, eh ngomong ngomong lo mau kemana?" Abelia terlihat senang dengan kehadiran gadis ini.

"Mau ke BK"

"Ohh gitu, ada masalah ya?" Abelia mendadak menjadi suka kepo dan banyak cakap.

"Udah ya gue mau ke BK dulu udah di tunggu nih" gadis ini tidak mau menjelaskan masalahnya, ia menyembunyikan masalahnya dari abelia. Ia tidak ingin ada yang tahu permasalahannya.

"Eh tunggu, gue belom tau nama lo" abelia berusaha menghentikan langkah gadis itu yang tengah menuruni satu persatu anak tangga dengan cepat.

"Sevia,sevia, nama gue sevia" meskipun sudah tidak terlihat wajahnya, abelia masih bisa mendengar jawaban dari gadis tersebut.

Ya, kini dia tahu. Nama gadis itu adalah sevia.

***
Ketika bel kejayaan di jam terakhir berbunyi, abelia kini terlihat semangat. Ia segera cepat cepat keluar dari kelasnya, dan berlari menuju kelas XG. Ia melihat di sekitar kelas tersebut yang dipenuhi siswa siswi yang saling berdesak-desakan ingin segera keluar dari kelasnya.

Ia melihat sekelilingnya, tetapi tidak ada sinyal yang menunjukan adanya kehadiran sevia disana. Abelia bertanya pada salah satu siswa kelas XG. "Eh lo kenal sevia gak?"

"Oh uda pulang" jawab salah satu siswa tersebut.

Akhirnya abelia meninggalkan kelas tersebut. Ia berpikir, sevia tidak akan bisa menjadi temannya. Baginya, sevia terlalu cuek untuknya. Ia berpikir juga bahwa sevia tidak mau berteman dengannya.

Abelia berjalan menuju gerbang sekolah, ia tidak sengaja menoleh ke arah musholla. Ia melihat ananta atau asistennya disana. Abelia ingin mengatakan sesuatu kepadanya, ia memutarkan badannya dan berpaling dari gerbang kebebasan.

"Eh lo ngapain?" Tanya abelia kepada ananta yang sedang merapikan sajadah sajadah.

"Ini neng ngerapiin musholla, kasian kotor jadinya gak nyaman di buat sholat. Ibadah kan harus dalam keadaan bersih dan suci" ananta si cupu ini mendadak menjadi seperti ustad yang sedang ceramah.

Kali ini abelia mendengarkan siraman rohani.

"Lo itu kenapa sih mau aja bersih bersih sekolah?" Tanya abelia sangat tidak mendukung perbuatan asistennya.

"Kok bersih bersih neng?" Ananta terlihat tidak paham dengan perkataan badgirl ini.

"Ya lo itu mau aja gituloh bersih bersih taman sekolah, ngerapiin sajadah bersihin musholla. Mendingankan pulang kerumah tidur gitu"

"Enggak neng lebih baik saya disini dulu, disekolah saya tidak hanya mencari ilmu tetapi juga mencari pahala neng. Jadi buat selingan. Lagian saya dirumah gak ngapa ngapain neng"

Rumit rasanya bicara dengan si cupu ini.

Tidak banyak bicara, ia meninggalkan ananta tanpa pamit.

***
Ketika ia berjalam di trotoar jalan raya, ia melihat sevia dengan tas hitam dan abu abu, sepatu hitam dan juga kalung ketat di lehernya.keren.

'eh itu sevia. Akhirnya gue ketemu dia'

"Seviaa!!" Ia melambaikan tangannya yang mengisyaratkan bahwa ia ingin sevia menghampirinya.

Sevia tersenyum padanya, mengisyaratkan juga bahwa ia akan datang. Dengan langkah kaki yang bergaya seperti jalan lelaki, sevia menghampiri abelia.

"Ada apa?"

"Oh gapapa, kamu mau pulang ya?" Tanya abelia dengan terseyum bahagia.

"Iya nih, bareng yuk?" Jawab sevia juga dengan senyum senang.

Mereka berdua terlihat senang karena mereka merasa cocok satu sama lain. Kini mereka sudah sama sama menemukan teman yang sama seperti perilaku mereka.

"Eh gue belom tau nama lo loh, siapa nama lo?" Tanya sevia kepada abelia ketika menyebrangi jalan raya melewati zebracross.

"Eh iya, gue abelia"

"Ohh bagus tuh nama lo, bikin sendiri namanya?" Kata sevia dengan bercanda dan tertawa terbahak bahak.

"ihhh lo bisa aja mana bisa gue baru lahir bikin nama sendiri. Lo gak mikir ya" abelia menanggapi sevia dengan tawanya juga.

Ternyata sevia dan abelia yang terlihat dingin, jutek, dan sok cool ini ketika bersama mereka sangat jauh dari sifat sevia dan abelia ketika di sekolah. Sangat beda jauh.

"Eh eh diem diem ketawanya udah dong bell. Eh kita temenan aja ya biar seru ih. Gue suka loh temenan sama lo. Gue males sama orang orang di sekolah gak ada yang seru. Keseruan gue udah gue temukan di diri lo tauk, hehe"

Abelia sangat senang ketika mendengar kata kata sevia yang membuatnya makin yakin dengannya bahwa sevia adalah teman yang baik.

Bagi mereka, orang orang seperti mereka akan menjadi bahagia dan banyak cakap ketika menemukan orang yang sama.

'sevia, aku akan menjadi temanmu sekaligus sahabatmu. Karna separuh senyumanku sudah kutemukan di jiwamu'

~~~~

Ingin tau kelanjutannya? Tunggu besok lagi yaaa😗 terimakasih buat yang udah baca dan jangan lupa kasih bintang⭐ besok lagi yaa..

Cupu vs Bad girl✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum