37. FAREWELL

651 138 331
                                    

PUTER MULMEDNYA
.
.
.
.
.
.
.

Rupanya, semesta masih ingin bermain dan meminta atensi. Gadis itu membuka mata dan mendapati dirinya berada dalam jurang pekat yang mungkin memiliki skala kegelapan tertinggi di dunia. Tangannya bergerak liar dengan mata membulat maksimal mencari setitik cahaya.

Mencoba berlari, tetapi lantai dibawahnya seolah bergoyang menghancurkan keseimbangan hingga dirinya terjatuh. Terjatuh untuk kesekian kalinya dengan napas memburu bersama kristal bening yang tumpah ruah meluncur bebas di kedua pelupuknya.

Mencoba bangkit, kini dia menggerakkan tungkainya dan mulai berlari dengan langkah ringan tanpa arah seolah kehilangan pijakan. Kedua tangannya gemetar meraih dua bilah pintu di depan, netranya menyapu seluruh ruangan, memperhatikan satu per satu wajah duka yang menyelimuti. Gadis itu masih memberi kesempatan pada semua orang yang berada di sana untuk berteriak prank! Namun, pemandangan berikutnya benar-benar membuat hancur, orang-orang yang berkerumun itu mulai mengurai menampakkan dua buah brankar yang di atasnya diisi dua orang yang sudah terbujur kaku dengan kain menutupi seluruh tubuhnya.

Hatinya mencelus seperti roda yang lepas dari porosnya, sedangkan dinding jurang pekat itu kini bergerak menghimpit tubuhnya hingga terasa sesak bersamaan dengan otot-otot di tungkainya yang kian melemah. Gadis itu ambruk tak kuasa menahan beban lara yang menyambarnya bagai petir.

Di sana ada Jung Ahjumma-pegawai restoran nenek-- yang menemani Yoora saat dirinya mulai sadar. Wanita paruh baya itu membantunya berdiri mengais satu per satu tenaga yang telah hilang. Otaknya masih enggan menerima kenyataan, tetapi semua harus dia lewati, bukan?

Menghadapi dua brankar di depannya, gadis itu beringsut dengan tangan terulur gemetar mencoba membangun sisa-sisa kekuatan hatinya yang bahkan telah hancur jauh sebelum ini.

Tangan itu berhasil meraih ujung kain penutup pada brankar di sebelah kanan--menyibaknya perlahan. Manik itu mengirim impuls pada lobusnya yang mulai berdesing begitu kencang merepetisi kejadian-kejadian di masa lampau yang melibatkan orang yang terbujur kaku di hadapannya. Teriakkan yang begitu cerewet, tawa yang begitu hangat, tangan yang selalu digunakan untuk membelai kini terlipat di perutnya dengan mata mengatup begitu damai.

"Nek, bangun!" Gadis itu berteriak histeris menggoyang-goyangkan tubuh kaku nenek, wanita yang selama ini mengurusnya. "Kenapa kau tega meninggalkan aku ...." Tungkainya melemah, tetapi gadis itu berusaha kuat dengan tangan bertumpu pada brankar.

Mengatur deru napasnya agar bertahan dalam kesadaran, maniknya beralih menatap nyalang pada brankar di sebelah kiri dan mulai menyibakkan kain penutupnya dengan kasar. Wajah itu sama tenangnya dengan nenek, ada senyum terulas di sana seolah sang raga sudah ikhlas melepaskan rohnya untuk berpulang.

"Appa! Kau bilang padaku untuk bahagia, tapi kenapa kau meninggalkan aku, eoh!" Gadis itu menggoyang-goyang kasar tubuh kaku Dong Gun, memukul tubuhnya dengan keras berharap sang ayah akan tertawa dengan ringis kesakitan dan meminta maaf karena telah menggodanya. Tidak mendapatkan respon, Yoora mengentak-entakkan kakinya berteriak dan menangis meraung-raung sekencang mungkin hingga titik-titik gelap kembali mengambil alih kesadarannya kembali.

***

Malam tadi Yoora mendapatkan telepon dari kepolisian yang mengabarkan tentang kecelakaan yang menimpa keluarganya dalam perjalanan menuju Busan. Kecelakaan tunggal yang terjadi murni akibat kerusakan mesin pada mobil, menewaskan Dong Gun dan nenek, sementara Eun Sol dan Woo Bin mengalami koma.

***

Pemuda itu sedang duduk di bandara menunggu jadwal penerbangan ke Jepang saat telunjuknya tanpa sengaja membuka laman hot news yang memberitakan kecelakaan yang menimpa keluarga Yoora.

FIX YOU (After Love Scenario)  ☆ || MYG || MKde žijí příběhy. Začni objevovat